Kamis, 25 September 2008

DPRD Sumsel Jamin Dukung SFC

PALEMBANG- Sriwijaya FC dapat sinyal positif dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumsel. Soal penggunaan dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), dewan akan segera ketok palu. Namun, ada syarat khusus. Yaitu harus benar-benar transparan.Dewan tak akan mundur untuk mendukung SFC. Apalagi tim double winners ini sudah mengharumkan nama Sumsel,” ungkap ketua DPRD Sumsel Zamzami Achmad, saat menerima audiensi Yayasan SFC di kantor DPRD Sumsel, kemarin (24/9).Berita ini tentu saja ini melegakan. Sebab, DPRD Sumsel dan SFC sudah menyatukan paham masing-masing. Mereka saling sepakat, untuk membawa tim kebanggaan Sumsel ini pada orbit sebenarnya alias trah juara. Apalagi, SFC akan membawa nama Indonesia dipentas Liga Champion Asia (LCA). Nama Sumsel pun makin beken tentunya. “Yang penting semua harus jelas. Kami sama sekali tidak ada niat untuk mengkerdilkan SFC,”tandasnya.Bahkan, wakil ketua DPRD Sumsel Elianuddin membantah bahwa dirinyalah yang mengganjal SFC selama ini. Padahal menurutnya itu sama sekali tidak benar. Justru Elianuddin termasuk yang paling getol untuk “menggolkan” dana buat tim asuhan Rahmad Darmawan. “Selama ini seolah-olah saya tidak mendukung SFC. Padahal, saya itu berjuang habis-habisan demi kemajuan SFC dan Sumsel,” bantah Elianuddin. Menanggapi keinginan DPRD Sumsel, yayasan SFC akan membentuk kelompok kerja (Pokja). Tugasnya, melakukan komunikasi kontinue dengan DPRD Sumsel. Termasuk membicarakan kendala-kendala yang menimpah SFC. “Kami juga akan selalu menjelaskan tentang transparansi keuangan,” ungkap ketua umum yayasan SFC Ridwan Mukti. Praktis, langkah SFC bakal makin ringan dengan adanya suport dari DPRD Sumsel. Setidaknya, Ferry Rotinsulu dkk kembali optimistis mempertahankan dua tropi (juara Liga Indonesia XIII dan Copa Indonesia III), yang telah mengukir sejarah. Sekaligus memecahkan rekor MURI.Adapun yang hadir dari pimpinan dan anggota DPRD Sumsel meliputi Ketua DPRD Sumsel Zamzami Ahmad, wakil ketua Fatimah Rais, Elianudin HB, Biehaqi Sofyan dan beberapa perwakilan dari tiap Komisi di DPRD Sumsel. Dari SFC, Ketua Umum Yayasan Ridwan Mukti, MC Bariyadi, Amalsyah Tarmidzi, Bakti Setiawan, Abdin Kenal, Johan Syafri, Syamsurramel, Robert Tjajaindra, Kuwatno, Faisal Perdana dan Faisal Mursyid. Gubernur Sumsel Mahyuddin pun mensuport penuh. Meski soal dana APBD terbentur Permendagri No 13/2006, dan PP no 58/2005, namun tetap ada peluang. Terutama dana dalam bentuk hibah, yang disalurkan via KONI Sumsel. Termasuk dana Rp 2,5 M yang sempat diajukan SFC. “Soal dana Rp 2,5 M, lihat kondisi keuangan. Tunggu ABT (anggaran biaya tambahan, red) dari Mendagri,” tukas Mahyuddin. Sebenarnya, bantuan APBD untuk olahraga diatur jelas dalam pasal 69 ayat 1 UU no 3/2005. Berbunyi pendanaan keolahragaan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat. Demikian juga dalam pasal 71 ayat 1, berbunyi pengelolaan dana keolahragaan di lakukan berdasarkan prinsip keadilan, efisiensi, transparasi dan akuntabilitas publik.Pasal 2 juga menjelaskan dana keolahragaan yang dialokasikan dari pemerintah dan pemerintah daerah, dapat diberikan dalam bentuk hibah sesuai peraturan perundang-undangan. Praktis, tak adalasan untuk tidak menyalurkan dana APBD untuk tim kebanggaan Sumsel.

Rabu, 24 September 2008

Persela Bisa, SFC kok Tidak Bisa ?

Soal Penggunaan Dana APBD


DANA Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) bisa untuk sepakbola. Meski harus melalui dana hibah yang disalurkan via KONI. Hal ini sudah terungkap, dalam Lokakarya Pembiayaan Sepakbola di Surabaya, Jatim, Kamis (11/9) lalu.Praktis, Sriwijaya FC tetap bisa menggunakan dana APBD tersebut. Setidaknya untuk tiga tahun kedepan. Yayasan SFC, akan beraudiensi dengan Pemrov Sumsel dan DPRD Sumsel, yang rencananya digelar hari ini. Membahas sekaligus menunjukkan bukti lokakarya tersebut. “Kami akan sampaikan sedetail mungkin tentang kondisi SFC. Musim ini, banyak masalah yang mesti segera dicarikan jalan keluarnya,” ungkap Humas Yayasan SFC Agus Sutikno, kemarin (23/9).
Problem paling utama Laskar Wong Kito-julukan SFC-adalah krisis financial. Tim asuhan Rahmad Darmawan ini mulai kehabisan nafas. Sebenarnya, tak hanya SFC, tapi mayoritas klub Indonesia Super League (ISL), sedang “empot-empotan” tak ada dana lagi.




Musim ini, SFC hanya dapat bantuan APBD sebesar Rp7,5 M. Padahal, kebutuhan dana mencapai Rp28 M. Sebab, selain ISL, Ferry Rotinsulu dkk juga mengikuti Copa Indonesia IV dan Liga Champion Asia (LCA).
Pemberian dana sepak bola melalui hibah, sudah dilakukan kabupaten Lamongan. Tepatnya, untuk Persela. Tim asuhan M Basri tersebut, dapat dana sebesar Rp14 M. Itu sudah diungkapkan Bupati Lamongan M Masfuk, saat mendampingi tim verifikasi Badan Liga Indonesia (BLI) di Lamongan, Selasa (29/4) lalu.
“ Siapa bilang tidak boleh pakai APBD? Buktinya Persela masih mendapat bantuan dari APBD. Kalau klub lain tidak bisa mendapatkan kucuran dari APBD, itu tergantung pemahaman dan kebijakan daerah masing-masing,” katanya Masfuk berdalih, seperti dilansir JPNN (induk koran ini, red). (mg2)

Grafis
--------
Lima Kesimpulan Lokakarya Pembiayaan Sepakbola
1.Pembiayaan sepakbola dari APBD masih diperkenankan hingga tiga tahun ke depan. Secara bertahap, jumlahnya menurun hingga klub benar-benar mandiri.
2. Pembiayaan sepakbola hendaknya diusulkan melalui APBD dengan persentasi, baik APBD maupun PAD.
3.Dana pembiayaan sepakbola dari APBD jangan disamakan dengan sistem peng-SPJ-an, seperti layaknya satuan kerja perangkat daerah (SKPD).
4. Pendanaan sepakbola dari APBD bersifat kelanjutan. Sesuai dengan UU no 3 tahun 2005 pasal 70 ayat 1.
5. Daerah-daerah yang mengalokasikan anggaran buat sepakbola yang sudah jadi perdaq, bisa segera direalisasikan.

Nsimi Dikontrak 8 Bulan

DEFENDER anyar Sriwijaya FC Nsimi Jean Jacques Patrick tidak dikontrak semusim. Melainkan hanya 8 bulan. Durasinya Oktober 2008 hingga Mei 2009 mendatang. Dijelaskan manajer SFC MC Baryadi, tak ada lagi problema menyangkut mantan pemain Canone Yaounde FC (divisi utama Liga Kamerun) edisi 2007.
Termasuk International Certificate Transfer (ITC) dan keterangan izin tinggal terbatas (Kitas). Kedua persyaratan tersebut, telah diselesaikan agen yang menaungi Nsimi, yaitu Francis Younga. “Nsimi (Jacques) sudah pasti kami ambil. Sekarang, kami hanya menunggu surat dari Badan Liga Indonesia (BLI, red),” ungkap MC Baryadi, kemarin (23/9).
Manajemen SFC, juga sudah melayangkan surat kepada BLI terkait pemutusan kontrak dengan defender Zoubairou Garba. Seperti yang diberitakan Sumatera Ekspres sebelumnya, mantan pemain PSIS mengalami cedera parah. Tulang ligamen kirinya retak. Zou sendiri divonis absen minimal 6 bulan. Itu pun belum termasuk pemulihan pascatrauma.
“Yang pasti, surat keterangan dokter terkait cedera Zoubairou, sudah kami layangkan sebagai persyaratan. Jadi, begitu keluar surat tersebut, maka Nsimi bisa kami mainkan,” sambung pengusaha asal Sleman (Jogjakarta).
Sayang, Baryadi enggan merinci berapa banderol untuk mengikat Nsimi Jascques. Namun, informasi dari salah satu sumber terpercaya, untuk durasi 8 bulan, defender 21 tahun dibanderol Rp500 juta.
Coach Rahmad Darmawan, sangat respek dengan Nsimi. Menurutnya, pemain tinggi 181 cm, sesuai dengan kriteria yang diinginkannya. Praktis, pelatih 41 tahun tersebut tidak lagi dipusingkan dengan lini belakang, yang memang kurang tangguh. “Nsimi memiliki teknik passing bagus. Headingnya pun sama bagusnya. Saya pikir, dia pemain komplet seperti yang saya inginkan,” tukas Rahmad Darmawan.
ITC dan Kitas beres, tak ada halangan bagi Nsimi untuk segera mengenakan jersey Laskar Wong Kito-julukan SFC. Pemain asal Kamerun ini, diproyeksikan Rahmad untuk tampil setelah away lawan PSM, Jumat (26/9) mendatang. Masing-masing away lawan PSIS (6/10) dan Pelita Jaya Jabar (9/10). “Lihat perkembangan nanti. Yang pasti, saya sangat senang dengan Nsimi,” pungkasnya.

Juku Eja Tebar Psywar!

SRIWIJAYA FC harus “melek” lebar-lebar. PSM akan menjadikan stadion Andi Matalata, Matoangin, bagai neraka bagi Laskar Wong Kito. Bahkan, manajer PSM M Ishlah Idrus sudah tebar psywar. Sangat pedas dan terkesan sangat meremehkan.
“Penampilan Sriwijaya angin-anginan. Kadang bagus, kadang juga terkesan biasa. Apalagi dua pemain mereka absen,”ungkap Ishlah seperti dilansir Fajar (grup Sumatera Ekspres), kemarin (23/9).
Bahkan, dosen Politeknik Negeri Ujung Pandang menyebut tim asuhan Rahmad Darmawan bukan tim istimewa lagi. Apalagi musim 2008/2009 ini, Laskar Wong Kito terus “betah” di papan tengah. Sekali sempat dipapan bawah. Tepatnya, Jumat (15/8) lalu. Saat itu, SFC berada diurutan ke-12, pasca dikalahkan PKT Bontang 1-2.
“Tak ada yang istimewa dengan SFC. Saya pikir, kami bisa memenangkan partai ini,”tandasnya.
PSM sendiri memang minus 3 pilar penting. Yaitu Ahmad Amiruddin, Irstad Aras, dan Ali Khadafie. Namun, coach Raja Isa bin Akhram sudah bisa menurunkan defender asal Togo, Ouadja Lantame Sakibou. Sebelumnya, Quadja absen karena akumulasi kartu.
“Tapi, saya tetap sudah memprediksi kekuatan SFC dengan absennya Christian Worabay dan Isnan Ali,” ungkap Raja.
Berbeda dengan manajer, justru pelatih kelahiran Selangor, Malaysia, 11 Februari 1966 sangat mewaspadai Laskar Wong Kito. “Salah kalau meremehkan Sriwijaya. Justru, tim ini saya nilai paling kuat,” pungkas mantan pelatih Persipura.

Kepengurusan PT SOM Terbentuk

PALEMBANG - Perseroan Terbatas (PT) Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) akhirnya terbentuk. Bahkan, kepengurusannya pun sudah dirilis. Namun, masih bisa diubah susunannya. Termasuk menentukan direktur utama (dirut), yang direncanakan pertengahan November mendatang.
Nah, dalam rapat terbatas di Quality Hotel Daira, kemarin (23/9), komisaris utama dijabat Muda’i Madang (pengusaha asal Sumsel berdomisili di Surabaya), sekaligus pemilik Quality Hotel Daira. Sedangkan direktur, dijabat Bakti Setiawan. “Sementara ini, ada dua kepemilikan saham. Masing-masing yayasan (Pemrov Sumsel, red) sebesar 60 persen. Sisa 40 % untuk umum,” ungkap Bakti Setiawan.
Harga per lembar saham sebesar Rp5 juta. Muda’i Madang sendiri punya saham 15 persen. Demikian dengan MC Baryadi 15 persen. Sisa 10 persen, milik Bakti Setiawan.
Kepengurusan PT SOM ini dibuat di hadapan notaris Robert Tjajaindra tertanggal 23 September 2008. Namun, nomor aktenya belum dibuat. PT SOM sedang mencari nomor hoki. “Kemungkinannya nomor 27 atau 33. Tapi, ini belum kami tentukan,” tukas Robert Tjajaindra.
Rapat terbatas tersebut dihadiri MC Baryadi, Bakti Setiawan, Robert Tjajaindra, dan Faisal Mursyid (selaku Wasekum Yayasan SFC). Uang sebesar Rp1 miliar sebagai modal dasar telah disetor.
Oktober nanti, ada rapat umum pemegang saham. Bisa saja nanti ada pemegang saham baru. Termasuk menentukan pengurus baru (Direktur utama, red), ”pungkas mantan Dirut PT Semen Baturaja.
Siapa yang menjadi dirut memang belum bisa dipastikan. Tapi, nama Dodi Reza Alex, punya kans paling besar. Beberapa pengurus, sudah menyatakan kesetujuannya pada putra sulung Gubernur Sumsel terpilih, H Alex Noerdin. Diantaranya, dewan penasihat SFC Amalsyah Tarmizi, dan Bakti Setiawan sendiri.


Grafis
--------
Susunan pengurus PT SOM
Pendiri :
1. Sofyan Rebuin
2. Muda’i Madang
3. MC Baryadi
4. Bakti Setiawan
Komisaris utama : Muda’i Madang
Komisaris : Sofyan Rebuin
Direktur : Bakti Setiawan

Senin, 22 September 2008

Modal Ladeni Juku Eja

(1) Deltras v Sriwijaya FC (1)

SIDOARJO - Langkah Sriwijaya FC di Indonesia Super League (ISL) 2008/2009 masih terseok-seok. Tadi malam (21/9) di Gelora Delta, Sidoarjo, tim berjuluk Laskar Wong Kito, hanya mampu bermain imbang 1-1 (1-0), dengan tuan rumah Deltras. Gol The Lobsters--julukan Deltras--diciptakan Roberto Acosta menit ke-40 via tendangan penalti. Sementara gol SFC via Obiora Richard menit ke-59.
Tambahan satu poin, tak cukup mengatrol posisi tim asuhan Rahmad Darmawan. Hingga match day ke-9, tim double winners ini masih tertahan di posisi ke-7 klasemen sementara. Namun, tambahan satu poin tetap dijadikan sebagai modal lawan Juku Eja--julukan PSM Makassar--Jumat (26/9) mendatang.“Kami ciptakan lebih dari tiga peluang gol. Tapi, anak-anak terlalu buru-buru. Padahal, sebenarnya kami bisa memenangkan pertandingan ini. Satu poin tetap kami syukuri. Kami akan tambah lagi lawan PSM, ” ungkap Coach Rahmad Darmawan.SFC sebenarnya tampil seperti tanpa beban sebagai tim tamu. Menit ke-12, Keith Kayamba sempat mengejutkan tuan rumah. Namun, heading kerasnya mampu ditangkap kiper Deltras Mukti Ali Raja.
Pun demikian shooting Ngon a Djam menit ke-16, serta sontekan Toni Sucipto menit ke-19, sukses ditepis mantan kiper timnas senior. Menit ke-40, Charis Yulianto mengganjar striker Deltras, Boy Jati Asmara, persis di area kotak terlarang.
Tak pelak, wasit Djajat Sudrajat langsung menunjuk titik penalti. Roberto Acosta yang ditunjuk sebagai eksekutor, sukses mengoyak jala kiper SFC, Ferry Rotinsulu. Kedudukan 1-0 hingga turun minum.
Laskar Wong Kito sukses menyamakan kedudukan via Obiora Richard menit ke-59. Dengan cepat, pemain asal Nigeria ini menyambar umpan datar Keith Kayamba dari sektor kanan. Bola pun meluncur, tanpa bisa dicegah kiper Mukti Ali Raja. Kedudukan imbang 1-1 tidak mengubah hingga peluit panjang ditiup.
Bagi Deltras, hasil ini tetap menjadi tamparan keras. Tim asuhan Abdul Rahman Ibrahim juga belum lepas dari papan bawah. The Lobsters berada di urutan ke-14 klasemen sementara.
’’Permainan kami tidak lebih baik daripada saat melawan Persija Jakarta,’’ ujar Abdul Rahman Ibrahim.
Hasil tersebut memaksa Deltras melakukan evaluasi. Ini dilakukan guna mendongkrak performa Christian Rene Martinez dkk. “Pelaksanaannya besok siang (hari ini, Red),” tegas Ahmad Riyadh, komisaris PT Delta Raga Nusantara, yang menaungi Deltras. SFC sendiri mengalami kerugian besar. Dalam laga tersebut, 4 punggawa terkena kartu kuning. Masing-masing Obiora Richard menit ke-16, Christian Worabay menit ke-69, Charis Yulianto menit ke-69, dan Isnan Ali menit ke-83.
Bahkan, Christian Worabay dipastikan absen jelang lawatan ke markas PSM Makassar di Stadion Andi Matalata Matoangin, 26 September mendatang. Saat lawan Persitara (13/9) lalu, winger asal Papua ini juga mendapat kartu kuning. “Anak-anak ceroboh. Terlalu gampang mendapat kartu kuning, hanya karena pelanggaran yang tidak perlu. Seharusnya mereka bisa mengontrol emosi,” sesal pelatih 41 tahun.
Harapan tiga poin, hanya tertumpu lawan PSM. Namun, tentu tak mudah mengalahkan PSM di kandang sendiri. Tim berjuluk Juku Eja ini bukan tim sekelas Deltras. Tapi, tim raksasa yang dihuni pemain bintang. Apalagi skuadra polesan Raja Isa bin Akhram, akan melampiaskan kekesalannya, pascaditahan imbang 1-1 PSMS Medan (20/9). Termasuk ketika dipermalukan habis-habisan oleh Persela 1-3, Senin (15/9) lalu.
“Saya harap anak-anak bisa tenang dan lepas. Jika banyak kena kartu kuning lagi, tentu sangat merugikan tim. Sebab, setelah lawan PSM nanti, kami juga akan away lagi lawan PSIS dan Pelita Jaya,” tukas pelatih asal Metro (Lampung).

DATA FAKTA

DELTRAS: 1 (1)
Pencetak Gol : Ireneo Roberto Acosta (41’-pen)
Kartu kuning : Junior (52’), Dede Hugo (69’)
Pemain: 33-Mukti Ali Raja (g), 11-Sonny Kurniawan, 6-Firdaus Nyong, 4-Bayu Sutha, 17-Christian Rene Martinez ©,18-Firmansyah, 13-Juan Revi, 77-Bakrie Umarella/7-Marwal Iskandar (62’), 8-Junior, 25-Boy Jati Asmara/19-Nanang (90’), 9-Ireneo Roberto Acosta/21-Dede Hugo(68’)

SRIWIJAYA FC: 1 (0)
Pencetak Gol : Anoure Obiora (60’)
Kartu kuning : Christian Warobay (68’), Isnan Ali(83’)
Pemain: 12-Ferry Rotinsulu (g), 24-Christian Worabay/22-Slamet (83’), 4-Charis Yulianto, 19-Ambrizal, 25-Isnan Ali, 9-Anoure Obiora/7-M. Nasuha (71’), 29-Wijay, 10-Zah Rahan, 6-Tony Sucipto/16-Benben Berlian (66’), 8-Ngon A. Djam, 17-Keith Kayamba ©

Stadion : Gelora Delta Sidoarjo,
Wasit : Jajat Sudrajat (Cianjur),
Penonton : 1914,
Cuaca : Cerah.

Nsimi Bakal Turun Lawan PSIS

KABAR baik berembus di Jakabaring. Kekuatan Sriwijaya FC bakal kembali full. Zoubairou Garba resmi diputus kontrak, digantikan defender anyar Nsimi Jacques. Bahkan, pemain asal Kamerun ini kemungkinan besar bisa tampil sebelum putaran I Indonesia Super League (ISL) 2008/2009, berakhir 8 November mendatang.
Laskar Wong Kito (julukan SFC) tidak perlu menunggu putaran II, pada 2 Januari 2009 mendatang. Bahkan, mantan pemain Yaounde (Liga Kamerun) edisi 2007 ini, bisa tampil di dua laga away SFC. Masing-masing lawan PSIS Semarang (6/10), dan Pelita Jaya Jabar (9/10).“Saya pikir, PSSI akan memberikan dispensasi khusus. Sebab, cedera Zoubairou memang permanent.
Jadi, Nsimi bisa segera tampil tanpa harus menunggu putaran II,” ungkap coach Rahmad Darmawan, kemarin (21/9).Pergantian pemain di “tengah jalan” memang kali ini saja. Musim 2007 lalu, Persebaya Surabaya mengalami nasib serupa. Striker Bajul Ijo (julukan Persebaya) Pablo Rojas, mengalami cedera lutut kiri sangat parah.
Sementara, tim yang saat itu dibesut Suhatman Iman, hanya ada dua striker. Yaitu Juan Vallejos (asing) dan Arief Arianto (pemain lokal). Jumat, 14 September 2007, kontrak Pablo Rojas diputus. Badan Liga Indonesia (BLI) memberi lampu hijau bagi Persebaya untuk ganti pemain. Akhirnya, 8 Oktober, Persebaya merekrut (alm) Augustinne Kettor.
“BLI memang memberi dispensasi khusus. Jadi, kami bisa segera menggunakan tenaga pemain asing baru,” timpal manajer SFC MC Baryadi.Rahmad sendiri optimistis, Nsimi Jacques tak akan mengecewakan. Apalagi, pemain 21 tahun, berada dibawa naungan perantara Francis Younga (semacam agency pemain).
“Pemain yang saya dapat dari Younga, semuanya bagus. Saya tidak pernah dikecewakannya,” lanjut pelatih 41 tahun.Keith Jerome Gumbs dan Ngon a Djam, adalah bukti nyata. Kedua pemain via Francis Younga, ternyata menjadi bintang di SFC. Bahkan Emelue Serge (Arema), dan Emile Betran Mbamba (Arema), adalah dua nama di bawah bendera Franncis Younga.

Minggu, 21 September 2008

Lanjutkan Tren Menang

Deltras v Sriwijaya Live ANTV Pukul 21.00 WIB

SIDOARJO - Tiga poin menjadi target Sriwijaya FC (SFC) saat meladeni jamuan Deltras, di Gelora Delta, Sidoarjo malam nanti pukul 21.00 WIB, pada laga lanjutan Indonesia Super League (ISL) 2008/2009. Tim asuhan Rahmad Darmawan ini terlecut melanjutkan tren menang, seperti pada dua laga terakhir. Laskar Wong Kito, julukan Sriwijaya FC, pesta besar di Jakabaring, menang 4-2 atas Persib (9/9) dan 3-1 atas Persitara (13/9).

Deltras memang berada di papan bawah sekarang ini. Tapi, ini justru jadi ancaman bagi kami. Saya yakin, motivasi pemain Deltras jadi terlecut untuk mengalahkan kami,” ungkap Coach Rahmad Darmawan, kemarin (20/9).SFC tak ingin disebut sebagai macan kertas. Mereka sadar, pada match day ke-9 ini, tim double winners diunggulkan menang. Meski statusnya away. Maklum, membandingkan SFC dengan Deltras, ibarat langit dan bumi. Atau ibarat perang kuno, yang mempertemukan David dan Goliath.

“Kami wajib bermain disiplin tinggi. Lengah sedikit saja, bisa-bisa kami kecolongan. Kondisi ini pernah kami alami,” lanjut pelatih 41 tahun.

Rahmad memang sedikit lega. Mereka datang dengan kekuatan cukup komplet. Tanpa defender Zoubairou (yang diputus kontrak), tak mempengaruhi pamor SFC. Ambrizal, Charis Yulianto, Christian Worabay, Slamet Riyadi, dan Syafruddin, akan silih berganti menjadi tembok.

Pun demikian dengan Fantastic Four, Obiora Richard, Zah Rahan, Ngon a Djam, dan Keith Kayamba, bakal berkolaborasi lagi bikin gol. Di tim, empat pemain ini adalah penyumbang gol terbanyak. Ngon 6 gol, Kayamba 4 gol, sedangkan Zah Rahan dan Obiora masing-masing tiga gol.

“Bagaimana pun juga, Deltras tetap tim tangguh. Tapi, kami datang ke sini (Sidoarjo, red) tentu tidak ingin kalah,” timpal midfielder SFC Wijay.

Optimisme Laskar Wong Kito, selaras dengan minimnya kekuatan Deltras. Pada duel ke-90 ISL 2008/2009 ini, Deltras terlihat compang-camping. Prestasi tim asuhan Abdurrahman Ibrahim ini menukik tajam. Hingga match day ke-9, Christian Rene Martinez dkk hanya bercokol di peringkat ke-14. Alias, satu tingkat di atas zona play off degradasi.

Terakhir, mereka dikandaskan Persija Jakarta dua gol tanpa balas (14/9) lalu. Itu adalah kekalahan ketujuh dari sembilan laga. Akibat kekalahan itu, sempat beredar kabar bahwa sang pelatih, Abdurrahman Ibrahim hendak mencoret beberapa pemain yang kontribusinya minim. Padahal, kursi kepelatihannya sendiri mulai bergoyang.

Selentingan tersebut ternyata cukup membuat punggawa Deltras kelimpungan. Pernyataan Cik Gu-sapaan karibnya, dinilai bisa meruntuhkan mental para pemain. Terutama saat bentrok melawan Laskar Wong Kito. Akibat pernyataan tersebut, manajemen Deltras langsung mengadakan pertemuan di Mess Deltras Jumat (19/9), untuk mengkondusifkan keadaan.

“Meski belum berada di klasemen atas, namun SFC tetap salah satu kandidat juara. Kami mesti bermain dengan konsentrasi tinggi hingga menit terakhir,” ungkap Cik Gu.

Gol cepat, bakal jadi tujuan utama Cik Gu. Menurut pelatih asal Malaysia, ini akan memotivasi fighting spirit The Lobsters, julukan Deltras. “Jika kami tidak bisa mencetak gol cepat, bahaya mengancam kami. Laga melawan Persija contohnya,” terangnya.

Deltras sedikit beruntung mempunyai seorang Firmansyah. Sebagai mantan pilar Laskar Wong Kito, sedikit banyak dirinya tahu tentang kelemahan dan kelebihan SFC. Kebetulan, posisinya sebagai bek akan berhadapan langsung dengan penyerang-penyerang SFC.

“Kami harus siaga dengan second line mereka. Bisa mematikan striker, belum tentu kami tidak akan kebobolan. Lini kedua mereka juga bagus. Apalagi, kedua sayap mereka juga sangat cepat,” tambah mantan pilar Timnas tersebut.

Jumat, 19 September 2008

Hari Ini, Yayasan SFC Cairkan Rp2,5 M

Awas ! Sriwijaya FC bakal mengamuk lagi. Tim berjuluk Laskar Wong Kito ini membidik 6 poin penuh di dua laga away terdekat. Masing-masing atas Deltras Sidoarjo (21/9) dan PSM Makasar (26/9). Tak sekadar menang, tapi siap “habis-habisan”. Maklum, hari ini Yayasan SFC segera mencairkan dana talangan sebesar Rp2,5 M. Ini sesuai dengan hasil keputusan rapat di RM Pagi Sore Jl Basuki Rahmat, Sabtu (13/9) lalu.
“Kami sangat berterima kasih dengan yayasan atas komitmentnya untuk mencairkan dana sebesar Rp2,5 M tersebut,” ungkap Manajer SFC MC Baryadi, kemarin (18/9).
Cairnya Rp 2,5 M, tentu bekal berharga bagi tim asuhan Rahmad Darmawan. Mereka makin confidance melakoni laga away. Termasuk, gaji mereka yang sempat tertunda 2 bulan, segera lunas dibayar. SFC sendiri terbang ke Deltras hari ini pukul 09.00 WIB. Mereka berkekuatan 19 pemain. “Ini membuat pemain menjadi lega. Saya yakin anak-anak bakal tambah semangat,”timpal Rahmad Darmawan.

Adios Zoubairou!

SFC Pantau 5 Bek untuk Gantikan Zou

PALEMBANG - Berakhir sudah karier Zoubairou Garba Mountala bersama Sriwijaya FC. Kontrak defender asal Liberia ini, dipastikan diputus tim berjuluk Laskar Wong Kito. Maklum, pemain 21 tahun tersebut terbekap cedera permanen. “Sekarang kami akan menyelesaikan apa-apa yang menjadi haknya, sesuai dengan aturan kontrak,” ungkap manajer SFC MC Baryadi, kemarin (19/9).
Tim asuhan Rahmad Darmawan ini memang harus “tega” dan “kejam”. Sebab, reputasi tim double winners sedang dipertaruhkan. Tak hanya di pentas Indonesia Super League (ISL), dan Copa Indonesia IV saja. Tapi, Isnan Ali dkk juga akan membawa nama Indonesia dipentas Liga Champion Asia (LCA).
SFC sendiri segera bertandang ke Badan Liga Indonesia (BLI). Mereka akan minta “pengertian”, agar bisa merekrut pemain pengganti, sebelum putaran I berakhir 8 Nopember mendatang.
Sebab, dalam rentang 6 pekan tersebut, SFC harus melakoni 9 laga. Enam away, dan 3 home. Sementara, komposisi tim sendiri tidak komplet, pasca cederanya Zoubairou Garba. “Cedera Zoubairou itu permanen. Butuh waktu lebih dari 6 bulan untuk pulih. Kami harus merekrut pemain untuk menggantinya. Tidak harus menunggu transfer window, 9 November,” sambung pengusaha asal Sleman (Jogjakarta).
Sebenarnya, produktivitas SFC sangat bagus. Tim ini bisa mencetak 18 gol dari 8 caps. Artinya, setiap laga Laskar Wong Kito mencetak rataan 2,25 gol. Namun, SFC juga kebobolan 12 gol. Artinya, rata-rata setiap laga, SFC kebobolan 1,5 gol. Salah satu penyebabnya, rapuh lini pertahanan. “Ada lima pemain yang sedang kami pantau. Tapi, yang pasti bukan Carlos Renato Elias,” lanjut pria yang juga Sekjen Partai Perduli Rakyat Nasional (PPRN). Kelima defender tersebut adalah Nsimi Jacques, Owona Zoa Luc, Nomo Teh Marco, Adepi Roger, dan Moudoru Moise. Namun, pemain yang berpeluang besar mengenakan jersey SFC adalah Owona Zoa Luc dan Nomo Teh Marco.
Owona Zoa Luc, defender kelahiran Yaounde (Kamerun), berpostur 186cm/79 kg. Musim 2007 lalu bermain di Liga Russia, bersama FC Anzhi Makhachkala. Sementara Nomo Teh Marco, berasal dari Togo. Namun, mantan pemain PSM Makasar dan sempat “akan” berbaju Arema ini berstatus lampu merah. Meski reputasi Nomo sangat gemerlap. Di antaranya jadi the Best players bersama tim Douanes di Piala Togo edisi 2002. Serta menjadi pilar inti timnas Togo.Sayang, Nomo Teh Marco, termasuk dalam daftar pemain asing yang direkomendasikan PSSI (induk sepak bola Indonesia), untuk tidak direkrut karena indisipliner. Sedangkan tiga lainnya, semuanya belum pernah merumput di Indonesia.

Kamis, 18 September 2008

Peluang Afriyanto

POSISI kiper kedua Sriwijaya FC sepertinya milik Afriyanto. Kiper kelahiran Padang 1 Mei 1985 ini, mampu menggeser posisi Dede Sulaiman, pasca blunder yang berujung kekalahan 1-2 dari Persija, Minggu (10/8) lalu di Jakabaring.
Afriyanto sendiri mendampingi Ferry “FR-12” Rotinsulu (kiper utama), sejak match day ke- 5 lawan PKT Bontang (15/8) lalu. Tak pelak, mantan kiper PON Sumbar (2004) ini, punya kans besar untuk tampil sebagai starter, jika FR-12 tiba-tiba terbekap cedera.
“Dia (Afriyanto, red) akan saya bawa dalam dua laga away mendatang,” ungkap coach Sriwijata FC Rahmad Darmawan, kemarin (17/9).
Melawat ke kandang Deltras Sidoarjo (21/9), dan PSM Makasar (26/9). Pelatih asal Metro, Lampung ini hanya membawa 19 pemain. Pemain yang absen diantaranya Oktavianus (cedera), Zoubairou Garba (cedera), Imam Suprapto (junior), Dede Sulaiman, dan kemungkinan antara Eki Nurhakim dengan Amirul Mukminin.
Nah, ini peluang besar bagi Afriyanto untuk menjawab kepercayaan Rahmad. Setidaknya, mantan kiper utama Semen Padang ini, bisa mengimbangi dominasi FR-12. Afriyanto sendiri sebenarnya pernah diturunkan Rahmad Darmawan sebagai starter. Tepatnya saat leg 2 Copa Indonesia III menghadapi PS Palembang, 17 Mei 2007 lalu. SFC pun menang 2-1, sekaligus lolos babak II dengan agregat tipis 5-4. “Pemain ibarat prajurit. Jika diturunkan pelatih, tentu saya akan berusaha maksimal,” ungkap Afriyanto.

Panpel SFC Bakal Didenda

AKSI pelemparan botol air mineral ke lapangan saat menghadapi Persib, Selasa (9/9) lalu, berbuntut panjang. Panitia pertandingan (Panpel) Sriwijaya FC pun bakal dihukum Komisi Disiplin (Komdis) PSSI lagi.
Bahkan, panpel SFC sendiri akan dihukum denda seperti yang dijanjikan Komdis PSSI jika terjadi pengulangan serupa. Ini aksi pelemparan kedua yang terjadi di Jakabaring. Sebelumnya, aksi serupa terjadi di laga perdana menghadapi Persipura, Sabtu (12/7) lalu.
Saat itu, panpel didenda Komdis PSSI sebesar Rp30 juta. Termasuk denda Rp50 juta kepada Isnan Ali yang terbukti mencolok mata Alberto Goncalves. Parahnya, pelemparan tersebut justru memang terulang.
“Kasus ini belum kami putuskan. Kami masih menunggu kesaksian dari pihak Persib, yang kebenaran tidak hadir dalam sidang hari ini (kemarin, red),” tutur Ketua Komdis PSSI Hinca Panjaitan, kepada JPNN (grup Sumatera Ekspres), kemarin (17/9).
Tak hanya panpel, tapi Jakabaring pun bakal sepi selama 6 bulan penuh. Tak ada suporter (resmi atau penonton biasa) yang diperkenankan masuk Gelora Sriwijaya. Sebab, hukuman/denda ini memang sudah diperingatkan.
“Kami tetap dengan keputusan seperti yang kami janjikan, jika terbukti panpel Sriwijaya FC dinyatakan bersalah,” pungkasnya.
Panpel SFC sendiri, tidak mau disalahkan. Menurutnya, yang membuat ulah justru pihak Persib sendiri. Termasuk salah satu ofisial yang mencoba menyerang hakim garis.
“Panpel pasti mencatat kejadian yang sebenarnya itu bagaimana. Kami juga punya bukti. Semua tahu, yang memulai adalah Persib sendiri,” tukas Ketua Panpel SFC Syahruddin Ismail.

Masih di Trek Juara

PALEMBANG - Tim penghuni magnificent seven (tujuh tim teratas) makin show of force. Mereka silih berganti, memuncaki capolista Indonesia Super League (ISL) 2008/2009. Terakhir, tim pemuncak dipegang Persija, Jakarta, pasca kemenangan 2-0 atas Deltras Sidoarjo, Minggu (14/9) lalu.
Sriwijaya FC sendiri berada di urutan ke- 7. Namun, tim berjuluk Laskar Wong Kito ini masih berada di trek juara. Sebab, hanya terpaut perbedaan dua poin dengan the magnificent lainnya.
Hanya saja, jika menang lawan Deltras, Minggu (21/9) nanti, tim asuhan Rahmad Darmawan ini belum bisa menembus posisi big four (empat teratas). Sebab, Arema, Persija, Persik, Persela, Persiwa, dan Persipura, berpeluang menang atas lawan-lawannya. Keenam the magnificent seven ini, akan melakoni laga yang sama, sebelum laga Laskar Wong Kito.
“Setiap kesempatan adalah peluang emas. Kami tidak mau kalah, meski Deltras dan PSM bermain dikandang mereka. Kemenangan sangat penting artinya bagi kami,” ungkap Rahmad Darmawan, kemarin (17/9).
Tanda-tanda tim yang bakal juara mulai terlihat di akhir putaran I, Jumat (27/9) mendatang. Scudetto (juara) ISL 2008/2009, tidak akan meleset dari magnificent seven. Sebab, ke-7 tim ini, mulai konstans menjaga peluangnya. (termasuk SFC sendiri tentunya).
“Kalah home atau away adalah sebuah kerugian teramat besar. Meski dengan skor tipis. Jadi, kami tidak mau rugi. Ambisi juara (lagi) masih terus kami pegang,” sambung pelatih 41 tahun itu.
Lawan PSM Makassar (26/9) pun, SFC punya kans besar untuk menang. Sebab. Laga ini dipastikan tanpa penonton. Komisi Disiplin menghukum Juku Eja (julukan PSM), pascakerusahan (pelemparan mercon dan petasan) ke pemain Persela, 15 September lalu. PSM sendiri kalah 1-3 dari Persela.Tak mudah menuju juara lagi. Praktis, coach Rahmad Darmawan dipastikan berbenah pada transfer window, mulai 1 November mendatang. Termasuk akan mengganti defender Zoubairou Garba. Pemain asal Liberia ini sepertinya “mustahil”untuk fresh lagi. Menurut salah satu sumber, tak hanya Zoubairou, tapi SFC akan membidik striker lokal Rahmat Rivai (sekarang Persitara).
“Saya belum pantau bagaimana kondisi Renato Elias. Tapi, saya pikir dia tak akan setangguh seperti 2007 lalu,” tukas Rahmad terkait kemungkinan menarik kembali Carlos Renato Elias sebagai pengganti Zoubairou.
Pelatih 41 tahun ini bukan tanpa alasan. Sebab, di Brasil, Renato mulai beralih profesi. Mantan kapten SFC ini menjadi pemilik sekaligus pengelola bisnis futsal, yang memang lagi menjamur di Negeri Samba.

Rabu, 17 September 2008

APBD Tetap Bisa untuk Sepak Bola

PALEMBANG – “Napas” Sriwijaya FC akhirnya bisa terus berembus. Ternyata, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), tetap dapat diandalkan sebagai sumber pembiayaan sepak bola. Hal tersebut terungkap dalam Lokakarya Pembiayaan Sepak Bola, yang diadakan Pengda PSSI Jatim di Hotel Garden, Surabaya, Kamis (11/9) lalu.Padahal, sejak Indonesia Super League (ISL) bergulir, klub banyak menjerit. Mereka tidak diizinkan menggunakan APBD, pasca keluarnya Permendagri No 59/2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Selama ini, masyarakat bola tanah air salah tafsir. Bahwa APBD tidak boleh disentuh lagi untuk membiayai sepak bola. Ternyata, APBD bisa disalurkan melalui hibah yang diberikan ke KONI. Baru kemudian Koni menyalurkannya ke klub.“Tapi, hibah harus disesuaikan dengan kondisi keuangan daerah, urgensi hibah, dan tidak terus menerus,”ungkap Kasi Wilayah II B Direktorat Administrasi Anggaran Daerah Hendriwan, seperti dilansir JPNN (induk koran ini, red).

Menurut Hendriwan, hal ini dijelaskan pada Permendagri no 59/2007. Dipertegas Mendagri Mardiyanto dalam surat edaran Mendagri No 900/2677/BJ, tertanggal 9 Nopember 2007. “Dana hibah harus transparan. Jika terjadi apa-apa (dikorup atau diselewengkan, red), yang akan diperiksa adalah penerima hibah,”sambungnya.
Pemberian dana sepak bola melalui hibah, sudah dilakukan kabupaten Lamongan. M Masfuk, Bupati Lamongan yang juga hadir sebagai pembicara, menyebutkan Persela dapat dana hibah, yang disalurkan Kabupaten Lamongan via Koni Lamongan. “Jumlah dananya Rp 17 M. Itu untuk semua cabor.Tapi, sebagian besar untuk tim Persela,”papar Masfuk, yang juga ketum Persela.

Hasil lokakarya ini, disimpulkan dalan rekomendasi. Sekaligus disampaikan kepada para kontestan Liga Indonesia diberbagai divisi.
Lantas, bagaimana dengan SFC sendiri ? “Memang benar. Tapi jumlahnya kecil. SFC sendiri hanya dapat Rp7,5 M. Sementara kebutuhan ISL, Copa Indonesia IV, dan Liga Champion Asia, diatas Rp 20 M. Inilah yang dipusingkan itu. Kemana kekurangan dana ini akan dicari,”tukas manajer SFC MC Baryadi.
Hingga kini, Yayasan SFC sudah ambil ancang-ancang. Mereka akan melakukan road show, ke beberapa perusahaan di Sumsel. Termasuk pengusaha-pengusaha Sumsel.

Lima Kesimpulan Lokakarya Pembiayaan Sepak bola
1.Pembiayaan sepak bola dari APBD masih diperkenankan hingga tiga tahun ke depan. Secara bertahan, jumlahnya menurun hingga klub benar-benar mandiri.
2. Pembiayaan sepak bola hendaknya diusulkan melalui APBD dengan persentasi, baik APBD maupun PAD.
3.Dana pembiayaan sepak bola dari APBD jangan disamakan dengan sistem peng-SPJ-an, seperti layaknya satuan kerja perangkat daerah (SKPD).
4. Pendanaan sepak bola dari APBD bersifat kelanjutan. Sesuai dengan UU no 3 tahun 2005 pasal 70 ayat 1.
5. Daerah-daerah yang mengalokasikan anggaran buat sepak bola yang sudah jadi perdaq, bisa segera direalisasikan.

Selasa, 16 September 2008

Fokus Pertahan! Jelang Deltras vs SFC

PALEMBANG – Pelatih Sriwijaya FC, Rahmad Darmawan harus memutar otak menjelang laga away ke kandang Deltras Sidoarjo tanggal 21 September 2008 mendatang. Bagaimana tidak krisis lini belakang yang dialami Laskar Wong Kito belum kunjung berakhir. Cedera Zoubairo Garba, Oktavianus dan Reswandi membuat kekuatan SFC sedikit timpang. Praktis mantan pelatih Persipura ini bertumpu kepada Charis Yulianto dan Ambrizal di lini pertahanan.Saya masih mencari solusi untuk mengatasi lini belakang Sriwijaya FC. Absennya Zoubairo, Oktavianus dan Reswandi membuat kekuatan lini belakang agak berkurang. Saya akan coba apakah nanti akan menurunkan dua full back atau mungkin 3 full back sekaligus. Itu tergantung dari hasil latihan dalam satu minggu ke depan menjelang laga away ke Deltras,” terang Rahmad Darmawan kepada Sumatera Eskpres kemarin.Zoubairo sendiri kemungkinan absen selama 6 bulan akibat cedera engkel sedangkan Reswandi masih dalam tahap penyembuhan. “Kemungkinan Reswandi tidak dibawa ke Deltras karena masih menjalani tahap penyembuhan,” lanjut pelatih berbasis militer ini.Ya, dari data statistik selama melakoni pertandingan Indonesia Super League (ISL) 2008-2009, klub milik Pemprov Sumsel ini memiliki jumlah gol kemasukan lebih banyak dibandingkan dengan kontestan lain di papan atas ISL. “Memang dari data statistik gol kemasukan kita cukup banyak. Tapi itu bukan dari kesalahan lini belakang saja karena dalam pertandingan sepak bola seluruh lini punya sinergi untuk saling membantu. Memang saat laga home selalu frontal menyerang tapi lupa di lini pertahanan tapi saat away nanti akan fokus di lini pertahanan,” ungkap pelatih kelahiran Metro Lampung ini.Mengenai kekuatan Deltras yang saat ini dibesut oleh pelatih asal Malaysia, Abdurrahman Ibrahim atau akrab disapa Cek Gu ini punya kekuatan komplet. Rahmad sendiri tetaop mewaspadai beberapa pemain kunci The Lobster julukan Deltras. Seperti Hugo, Junior, Bakri Umarela, dan Marwal Iskandar. “Saya pikir keempat pemain ini perlu pengawal ekstra dari pemain Sriwijaya FC karena mereka inilah sebagai otak permainan Deltras,” tambah mantan tactician Persija ini. Sriwijaya FC sendiri akan bertolak ke Deltras Sidoarjo 19 Sepetember mendatang dan akan membawa 20 pemain saja. “Semua pemain dalam kondisi siap tempur. Mudah-mudahan laga away ini bisa meraih poin,” harap Rahmad.

Carikan Dana untuk SFC

PALEMBANG – Gubernur Sumsel terpilih Alex Noerdin punya komitmen kuat terhadap perkembangan olahraga Sumsel, terutama sepak bola. Pasalnya, mantan Bupati Muba ini akan membuat kekuatan tim berjuluk Laskar Wong Kito akan semakin dahsyat. Ya, krisis dana yang dialami tim sepak bola milik Pemprov Sumsel ini saat ini menjadi kendala serius. APBD Sumsel yang dialokasikan sekitar Rp10 miliar ternyata belum cukup untuk mendanai SFC selama satu musim ke depan. Apalagi tim besutan Rahmad Darmawan ini butuh banyak dana untuk mengarungi tiga kompetisi sekaligus musim ini. Yakni Indonesia Super League (ISL), Copa Indonesia IV, dan Liga Champions Asia (LCA).“Masalah dana akan dicarikan solusinya. Saya rasa masih banyak sumber-sumber yang akan digali untuk menutupi biaya kompetisi bagi Sriwijaya FC selama satu musim ke depan. Salah satunya mengelola sumber pendapatan bagi Sriwijaya FC dengan profesional,” terang Gubernur Sumsel terpilih Alex Noerdin di hadapan para wartawan pada acara buka bersama dengan insan pers di Hotel Aryaduta kemarin. Lebih lanjut Alex menambahkan, selain akan menggali sumber dana dari pemasukan tiket, pihaknya juga akan berusaha mencari sponsor bagi keberlangsungan Isnan Ali dan kawan-kawan. “Sriwijaya FC kan punya masyarakat Sumsel jadi tentu akan diperhatikan. Mengingat dana APBD sudah dibatasi tentu akan dicari sponsor-sponsor untuk SFC. Ya, mudah-mudahan semuanya segera teratasi sehingga SFC bisa lebih tenang menjalankan kompetisi,” pungkas Alex.

Senin, 15 September 2008

12 Bupati/Wako Jadi Chief de Mission SFC

Para punggawa SMisalnya, saat menghadapi Deltras di Gelora Deltas Sidoarjo, Minggu (21/9) nanti, tim double winners ini akan dipimpin Bupati Musi Rawas Ridwan Mukti. Sedangkan meladeni jamuan PSM Makassar di Stadion Andi Matalata, Matoangin, Makasar. Jumat (26/9), giliran Bupati OKU Timur Herman Deru.riwijaya FC bertambah confidance melakoni setiap laga away. Sebab, tim berjuluk Laskar Wong Kito ini akan dapat support langsung dari 12 bupati/wali kota se-Sumsel. Setiap kepala daerah di Sumsel ini, secara bergiliran akan menjadi chief de mission, bagi skuadra Rahmad Darmawan.
“SFC itu milik Sumsel. Jadi, biarkan seluruh kabupaten/kota yang ada di Sumsel ini, andil langsung memberi dukungan pada SFC,” tukas Dewan Pembina Yayasan SFC Sofyan Rebuin, kemarin (14/9).
Dari 15 kabupaten/kota di Sumsel, hanya 3 kabupaten yakni Palembang, Muba, dan Banyuasin yang tidak memberikan sumbangan. Itu karena ketiga daerah tersebut telah memiliki tim di Liga Indonesia. Palembang punya PS Palembang di Divis I, Muba memiliki Persimuba di Divisi II dan Banyuasin puya PS Banyuasin (divisi I, kemungkinan naik kasta ke divisi utama). “Mereka harus membiayai tim sepakbola masing-masing. Kami juga maklum. Tapi, di luar 3 kabupaten/kota, semuanya akan dilibatkan dalam kepengurusan SFC,” sambung mantan Sekda Sumsel itu.
Tak sekadar andil, 12 kabupaten/kota ini juga akan menggelontorkan dananya untuk “menyambung napas” Laskar Wong Kito. Masing-masing sebesar Rp200 juta. Bahkan, ada kabupaten yang sudah mengucurkan dananya yaitu Musi Rawas. “OKU Timur juga sudah konfirmasi kepada yayasan, bahwa besok (hari ini, red), akan menyumbangkan dananya,” timpal Bendahara Umum Yayasan SFC Abdin Kenal.

SFC Bidik Perusahaan Besar

YAYASAN Sriwijaya FC bakal melakukan road show. Mereka akan mengimbau beberapa perusahaan besar untuk ikut andil menyuntik dana buat SFC. Maklum, kondisi finansial tim berjuluk Laskar Wong Kito ini belum menggembirakan.“Mereka (perusahaan-perusahaan, red) itu, selalu ngomong di koran bahwa dapat keuntungan besar. Masa’ untuk bantu nyumbang dana buat SFC saja tidak mampu,”ungkap Syamuel Chotib, anggota Bidang Dana Yayasan SFC, kemarin (14/9).Beberapa perusahaan besar pun dibidik. Di antaranya PT Pusri, PT Bukit Asam, PT Perkebunan Nusantara VII. Kemudian PT Conoco Philip, Medco, PT Sampurna Agro. Ada juga PT London Sumatera, PT Sinar Mas Grup, PT Mitra Ogan, PT Wilmar Grup. Selanjutnya PT SBA, PT Musi Hutan Persada, dan PT Tanjung Enim Lestari.Pengusaha-pengusaha kaya pun juga dihimbau mengucurkan dana kepada SFC. Diantaranya Kms H Halim, Muda'i Madang (Quality Hotel Daira), Mulya Said (Tiga Berlian), dan Pontjo Soetowo (Hotel Sultan). “Setiap perusahaan punya dana comunnity social responsibility. Jadi, ada tanggung jawab sosial. Sriwijaya FC itu milik bersama,”sambungnya.
Selain beberapa perusahaan diatas, yayasan SFC juga membidik perusahaan lain. Termasuk diantaranya perusahaan otomotif. Namun, belum merinci lebih detiel apa saya nama perusahan tersebut. “Banyak perusahaan mengeruk hasil dari Sumsel. Jadi, sangat disayangkan kalau tidak ada keperdulian dari mereka,” timpal Dewan Pembina Yayasan SFC Sofyan Rebuin.
Seperti yang diberitakan Sumatera Ekspres sebelumnya, dana perjalanan SFC hingga Desember 2008 dibutuhkan Rp11,5 M. Bahkan, untuk melakoni dua laga away terdekat, setidaknya butuh Rp 600 juta. Dua laga away tersebut adalah lawan Deltras Sidorajo, Minggu, (21/9) dan PSM Makasar, Jumat (27/9). “Nanti ada konpensasi dengan perusahaan tersebut. Di antaranya bisa memasang logo di baju SFC, atau papan nama di pinggir lapangan,” timpal Ketua Harian SFC Budi Raharjo.

Sabtu, 13 September 2008

Menang, Langsung Big Four

Sriwijaya FC v Persitara

PALEMBANG-Kereta kemenangan Sriwijaya FC terus bergerak. Tim berjuluk Laskar Wong Kito ini, tampil meyakinkan di dua laga terakhirnya. Mereka menang away 2-1 atas Persiba, Senin (18/8). Serta pesta pora 4-2 atas Persib, Selasa (9/9) lalu dikandang sendiri, Jakabaring.
Kini, performa tim asuhan Rahmad Darmawan ini makin hot. Mereka ingin terus menjalankan trend positif tersebut. Charis Yulianto dkk kembali membidik kemenangan, pada match day ke-8 Indonesia Super League (ISL) 2008/2009. Mereka bertekad menjungkalkan Persitara Jakarta Utara, yang akan dijamu nanti malam (13/9) pukul 21.00 WIB di Gelora Sriwijaya Jakabaring.
“Persaingan makin ketat seiring kekalahan Persija dan Persipura. Untuk tetap eksis, mau tidak mau kami harus menang lagi. Termasuk lawan Persitara tentunya,” ungkap coach Rahmad Darmawan, kemarin (12/9).
Rahmad sendiri makin optimistis. Kembalinya Zah Rahan, membuat lini tengah Laskar Wong Kito makin hidup. Pelatih 41 tahun, tetap mengandalkan Zah untuk menopang duet Keith Kayamba-Ngon a Djam sebagai ujung tombak.Apalagi duet ini makin lama makin kompak. Keduanya saling mengisi. Maksudnya, ketika Kayamba tak banyak berkutik dijaga ketat lawan, toh Ngon bisa menjadi finisher. Begitu pun sebaliknya.
“Kami berada dalam kondisi sangat bagus. Meski tidak semua fit, tapi pemain lain berada dalam performa puncak. Saya harap kondisi ini terus bertahan,” sambung pelatih asal Metro, Lampung.
Tiga poin menjadi harga mati bagi SFC. Toh, itulah satu-satunya jalan untuk menembus zona big four (empat tim teratas). SFC sendiri saat ini berada diposisi ke-9 klasemen sementara. Nah, jika menang SFC langsung bisa menggeser posisi Persela (sekarang Persela urutan ke-4).
Persela sendiri mengemas 16 poin, dan surplus 1 (10 memasukan, 9 kemasukan). Sedangkan SFC sendiri mengemas 13 poin, dan surplus 4 (15 memasukkan, 11 kemasukan).
“Saya sudah siapkan strategi. Yang pasti, berbeda dengan apa yang saya terapkan saat mengalahkan Persib. Tipe permainan Persitara tak sama dengan Persib. Mereka punya kolektivitas tim bagus,” pungkas Rahmad.
Punggawa SFC pun berbalut sejuta optimisme. Mereka sepakat, tidak ada kekalahan lagi setelah dipukul PKT Bontang 1-2, Jumat (15/8) lalu.“Kami harus melanjutkan trend menang. Apalagi kami bermain dikandang sendiri. Jadi, kami tidak mau mengecewakan supporter yang begitu total mendukung kami,”tukas midfielder SFC Toni Sucipto.
Diatas kertas, prospek Persitara untuk mencuri poin sangat jelek. Amunisi mereka tidak cukup mumpuni. Namun, empat emain asingnya tetap mengancam. Mereka masih punya Ebentje Rudolf (defender), Jhon Takspor (midfielder), Uwonno (midfielder) dan Alfredo Figueroa (striker). Sedangkan Joel Banaken (striker), absent karena akumulasi kartu.
Berbeda dengan 2007 lalu. Saat itu, amunisi Si Pitung komplet. Mereka juga punya Itimi Dickson dan Sakibou. Plus duet Kurniawan “Si Kurus” Dwi Julianto dan Gendut Doni. Namun, keempatnya hengkang. Si Kurus berlabuh ke Persisam (Samarinda). Gendut justru lebih memilih PSIS.
"Kami belum melempar handuk. Justru ini akan menjadi motivasi bagi kami untuk menang. Terkadang, kemenangan akan berpihak pada tim kecil seperti kami," ungkap coach Persitara Danang Iskandar.
Danang maklum, kondisi seperti ini membuat Persitara sama sekali tidak diunggulkan. Menang lawan SFC, rasanya sangat dan sangat mustahil. Tapi, Danang bersyukur. Artinya SFC tidak akan jeli mengamati satu persatu skill punggawa Si Pitung.
“Dari 2006 lalu, Sriwijaya tidak pernah bisa memprediksi kekuatan kami. Mereka tidak lebih dari satu gol bisa cetak gol. Baguslah, karena kami telah menyiapkan strategi untuk mengimbangi mereka,” pungkasnya.
Enam bulan tidak gajian, tak membuat Persitara patah arang. Pemainnya masih punya nyali dilapangan. “ Diluar lapangan, kami boleh saja bersedih karena terlambat gajian. Tapi, kami profesional di lapangan,” timpal midfielder Taupik Kasrun, yang juga mantan punggawa timnas U-23.

Motor dan Helm Jadi Sasaran Empuk

Awas!, hati-hati parkir di area Gelora Sriwijaya Jakabaring. Ada komplotan pencuri kendaraan bermotor. Saat duel Sriwijaya FC versus Persib, Selasa (13/9) lalu, lima kendaraan roda dua dilaporkan hilang. Pun demikian dengan helm, tak luput jadi sasaran empuk para pencuri.“Kami himbau pada penonton, untuk memberi kunci pengaman atau tambahan terhadap kendaraannya,” cetus Wasekum yayasan SFC Faisal Mursyid, kemarin (12/9).Selain itu, panpel bidang keamanan akan melakukan sweeping masukknya petasan (kembang api) ke stadion. Termasuk botol air mineral dan minuman kaleng. Lawan Persib, Panpel benar-benar kecolongan.Petasan dan kembang api sangat maral, membela langit Jakabaring. Pun demikian aksi lempar botol, ikut mewarnai menit-menit akhir duel SFC versus Persib.

Mencari Kado Spesial

Duel Sriwijaya FC versus Persitara nanti malam (13/9), bukan berembel-embel super big match. Namun, diprediksi tetap panas. Aromanya tercium sejak dua hari lalu (10/9). Saat Persitara berkoar mencuri poin di Jakabaring. Pemain yang bakal tampil hot adalah Keith Kayamba Gumbs. Maklum, kapten Laskar Wong Kito-julukan SFC- sedang berulang tahun. Tepatnya, yang ke-36.(Kayamba lahir 11 September 1972).
"No target! no target !. Saya hanya janji untuk tampil maksimal. Kawan-kawan pasti tahu, apa yang harus dilakukan lawan Persitara. Semua tim pasti ingin menang,"ungkap Kayamba.
Musim 2008 ini, pemain asal St Kitt n St Nevis tersebut baru mencetak 3 gol. Namun, pemain asal St Kitt n St Nevis ini kerap menjadi inspiratior lahirnya gol-gol SFC. Mantan pemain Kitchee FC (Liga Hongkong) ini, jago assist.
Tak hanya Kayamba, Isnan Ali pun sepertinya bakal habis-habisan demi kado ultahnya ke- 29. Kebetulan, pemain asal Makasar ini lahir 15 September 1979. Praktis, tak ada yang dipikirkan selain berburu kemenangan. Terlebih dengan skor besar, seperti yang mereka lakukan saat mengubur Persib 4-2, Selasa (9/9) lalu. “Kami akan berusaha maksimal,” tukas Isnan Ali singkat.

Jumat, 12 September 2008

Kembang Api Bakal Di-sweeping

PALEMBANG - Panpel Sriwijaya FC benar-benar kecolongan. Padahal, duel menghadapi Persib, Selasa (9/9) lalu, kembang api “meletus” di langit Gelora Sriwijaya Jakabaring. Tak hanya kembang api, tapi hujan botol air mineral pun tak terelakkan. Terlebih ketika Maung Bandung (julukan Persib) melancarkan protes pada wasit Mukhlas Ali Fathoni, usai tercipta gol injury time Ngon a Djam. Persib sendiri menilai gol tersebut berbau off side.“Kami akan melakukan sweeping lagi. Saat lawan Persitara nanti, tidak ada lagi kembang api yang dinyalakan,” ungkap Sony Poerwono, panpel keamanan, kemarin (10/9).

Menurut Sony, kembang api tersebut lolos, salah satunya karena ada penjual asongan. Kembang api tersebut diletakkan persis di bawah makanan ringan yang dijual pedagang asongan tersebut. “Kami tidak akan kompromi. Kembang api tetap dilarang, karena sangat berbahaya,” tandasnya.

Jakabaring punya citra buruk dengan kembang api. Musim 2007 lalu, dua fans SFC dilarikan ke rumah sakit karena terkena ledakan kembang api nyasar. Tepatnya saat SFC mengalahkan Persela Lamongan 5-1, pada 29 April.“Keduanya mengalami cacat fisik. Jadi, kami imbau suporter tidak menyalahkan kembang api,” timpal Wasekum Yayasan SFC Faisal Mursyid.Parkir di Jakabaring pun, tidak sepenuhnya aman. Saat lawan Persib, dilaporkan ada 4 kendaraan roda dua yang hilang. Sekarang, masih dalam proses penyelidikan. Helm pun demikian, menjadi sasaran empuk pencuri. Fotografer Sumatera Ekspres Kris Samiaji, salah satunya yang kehilangan helm.

Kayamba Sang Kapten

TAK salah coach Rahmad Darmawan memercayakan ban kapten pada Keith Jerome Gumbs alias Kayamba. Striker plontos Sriwijaya FC ini tak hanya komunikatif, tapi kharismatik. Termasuk memimpin para punggawa Laskar Wong Kito (julukan SFC).
Ingat, ketiga Ambrizal melakukan teckling yang berujung kartu kuning saat lawan Persib, Selasa (9/9) lalu? Defender asal Padang (Sumbar) ini, langsung didekati Kayamba. Dirinya mendapat “nasehat” untuk berhati-hati. Sebab, pelanggaran tersebut kurang dari 20 cm dari area terlarang.
“Kayamba pemain senior dan berpengalaman. Saya pikir, dia memang pantas untuk diberikan ban kapten,” ungkap coach Rahmad Darmawan.Tak hanya Rahmad, tapi beberapa pemain SFC lainnya pun mengungkap hal senada. Charis Yulianto misalnya, menganggap Kayamba sebagai panutan. “Dia punya jiwa pemimpin,” tukas Charis.
Kayamba juga punya gaya protes santun terhadap wasit. Tidak menggebuh, mendorong-dorong wasit, atau mencemooh, yang berujung pada kerugian SFC sendiri.
“Yang pasti, Dia telah melaksanakan tugas kaptennya dengan baik,” pungkas Rahmad.Sebenarnya, SFC sendiri punya banyak kapten. Musim 2007 lalu, Rahmad melakukan rotasi, sebelum akhirnya baku pada Carlos Renato Elias, yang sekarang pensiun.
Isnan Ali pun pernah menyandang ban kapten. Tepatnya, saat SFC melakoni leg kedua Copa Indonesia III. Kebetulan, Carlos Renato Elias, tidak bisa tampil karena cedera. Charis Yulianto pun adalah kapten. Bahkan, Charis mulai jadi kapten “permanen” di skuadra Merah Putih (julukan Timnas Indonesia).
Kemenangan lawan Persib, termasuk Persitara (13/9) nanti, bakal bermakna spesial bagi Kayamba. Sebab, 11 September nanti, pemain yang pernah bermain di Liga Hongkong ini akan merayakan ultahnya ke-36.
“Saya tidak pernah menjanjikan cetak gol. Tapi, saya ingin bermain bagus dan memang. Itu sudah menjadi hadiah spesial,” ungkap Kayamba.

Grafis
-------
Nama : Keith Jerome Gumbs
Panggilan : Kayamba
Asal :St Kitt n St Nevis
Kelahiran : 11 September 1972
Karir :
1989-1998 : Neeton FC
1996 : FC Twentee
1998 : Oldham Atheletic
1999 : Panionios
2000 : Hull City
2000 : Sturm Graz
2001 : Palmeiras
2001 : San Juan Jabloteh
2001-2003 : Happy Valley
2003-2004 : Sabah FA
2004-2007 : Kitchee FC
2007- sekarang : Sriwijaya FC

Kehilangan Ambrizal

SRIWIJAYA FC terancam timpang lawan Persitara, Sabtu (13/9) nanti. Defender Ambrizal, mengalami cedera engkel pascakemenangan 4-2 atas Persib, Selasa (9/9) lalu. Sebelumnya, tim berjuluk Laskar Wong Kito ini, telah kehilangan Zoubairou Garba dan Reswandi, yang juga terbekap cedera.Namun, ini juga bukan problem besar bagi coach Rahmad Darmawan. Pelatih 41 tahun ini mulai utak-atik strategi. Dirinya akan memberikan peran pada Syafruddin dan Slamet Riyadi, untuk membantu Charis Yulianto. “Saya sudah persiapkan Syafruddin dan Slamet (Riyadi). Keduanya pun sebenarnya telah terbiasa di posisi center beck,” ungkap Rahmad Darmawan.Kinerja Syafruddin dan Slamet Riyadi tidak mengecewakan. Bahkan, final Copa Indonesia III musim 2007 lalu, Mbah Marijan (julukan Slamet Riyadi), sukses menghentikan gerak striker Persipura, Alberto “Beto”Gonchalves.

Kamis, 11 September 2008

Di Atas Angin

Jelang SFC vs PersitaraPALEMBANG - Sriwijaya FC harus berjuang selangkah demi selangkah menapaki capolista Indonesia Super League (ISL) 2008/2009. Jika pun menang lawan Persitara, Sabtu (13/9) nanti, belum cukup mengantar mereka masuk zona big four. Persitara sendiri direncanakan merapat ke Bumi Sriwijaya siang nanti pukul 14.00 WIB.
Tim-tim yang menghuni magnificent five (lima besar teratas), bakal kukuh di tempat tersebut jika menang atas lawan-lawannya. Beberapa lawan di antaranya Persija, Persik, Persipura, dan Persela. Termasuk Arema, Persijap, atau PSM yang tiba-tiba bisa menyalip.
“Perlahan juga tidak apa-apa. Yang pasti, kami tidak ingin menorehkan kekalahan lagi. Semua laga tersisa, sepertinya harus kami menangkan,” ungkap coach SFC Rahmad Darmawan, kemarin (10/9).
Di atas kertas, Laskar Wong Kito (julukan SFC) tak akan sulit mengalahkan si Pitung (julukan Persitara). Sebab, tim asuhan duet Dadang Iskandar dan Ishak Sahateppy ini dalam kondisi pincang.
Striker asing mereka Joel Banaken Bassoken, absen karena akumulasi kartu. Pemain asal Liberia ini, mendapat kartu merah saat lawan Persib, Sabtu (16/8) lalu. Padahal, Persitara sendiri hanya memiliki 4 pemain asing saja. Selain Joel Banaken, ada Ebenthe Rudolf (defender), Alfredo Figueroa (striker), dan Jhon Takspor Sonkaly (midfielder).
“Persitara tetap menyulitkan. Saya pikir, motivasi mereka akan meningkat saat menghadapi Sriwijaya. Jadi, ini akan menjadi bumerang bagi kami, jika kami bermain biasa-biasa saja,” sambung pelatih 41 tahun.
Head to head pun berpihak pada Ferry Rotinsulu dkk. Sebab, dua kali Persitara melawat ke Jakabaring, dua kali pula mereka menuai kekalahan. Putaran I (8 Pebruari 2006), Persitara kalah 0-1. Kemudian putaran I (11 Maret 2007), tim yang saat itu dibesut Abdurrahman Gurning, kalah lagi 0-1.
Namun, yang menjadi catatan penting, SFC pun tidak pernah sukses setiap bertamu ke Kamal Muara-markas Persitara. Dua kali pertemuan (2006 dan 2007), selalu berakhir dengan skor 1-0 untuk kemenangan Persitara. Jadi, pada duel nanti, SFC lebih diuntungkan dengan status tuan rumah.
“Yah, makanya kami juga butuh persiapan ekstra untuk menghadapi Persitara. Sekarang, sekecil apapun perolehan poin, akan sangat berarti menentukan posisi tim di klasemen,” pungkas pelatih asal Metro, Lampung. Namun, Persitara juga tak kalah koar. Tim yang sekarang terpuruk di zona merah (degradasi), berhasrat untuk memang. “Kami puas berada di juri kunci. Kami harus bangkit, meski kami diterpah krisis finansial yang sangat parah,” cetus Dadang Iskandar seperti dilansir Indopos (grup Sumatera Ekspres).

Rabu, 10 September 2008

Zah Turun Lawan Persitara

KEKUATAN Sriwijaya FC bakal bertambah. Playmaker Zah Rahan Krangar, tampil saat menjamu Persitara, Sabtu (13/9) mendatang. Pemain 23 tahun ini, rencananya hari ini (10/9), kembali ke Palembang. “Mudah-mudahan tidak ada kendala dengan penerbangannya,” ungkap coach Sriwijaya FC Rahmad Darmawan, kemarin (9/9).

Minus Zah Rahan, mengurangi ketangguhan Laskar Wong Kito-julukan SFC- di lini tengah. Maklum, pemain asal Liberia ini adalah roh permainan SFC. Tak heran, ketika pemain kelahiran 7 Maret 1985 ini membela timnas Liberia di kualifikasi piala dunia 2010, banyak yang menilai permainan SFC kurang menarik.
Bersama The Lone Stars-julukan Liberia-ada satu laga yang dijalaninya. Yaitu away lawan Gambia, 6 September lalu. Masih satu laga yang akan dilakoni Liberia, yaitu menjamu Algeria. Namun, laga ini digelar 10 Oktober mendatang.

Problem Persitara, Problem Sriwijaya

MEMASUKI laga ke-63, Indonesia Super League (ISL) 2008/2009 makin hot. Perang bukan jadi milik magnificent seven (tujuh teratas) atau the big four (empat teratas) saja. Namun, terjadi juga di tim-tim penghuni zona merah. Hanya saja, tim zona bawah, mayoritas dilanda krisis keuangan paling parah.
Persitara misalnya. Tim yang kini menghuni juru kunci, berkoar untuk mengakhiri keterpurukannya. Maklum, dari 7 laga yang telah mereka lakoni, tak sekalipun meraih kemenangan. Selisih gol mereka minus 11 (4 memasukkan, 15 kemasukan), Terparah di klasemen sementara saat ini.
“Kami sudah puas berada dijuru kunci. Ini benar-benar memalukan. Tapi, mau bagaimana lagi. Berbagai problem sepertinya terus berpihak pada kami,” koar coach Persitara Dadang Iskandar, seperti dilansir Indopos (grup Sumatera Ekspres), kemarin (9/9).
Laskar si Pitung—julukan Persitara—sebenarnya sedang diterpah problem paling pelik. Mereka belum juga menentukan head coach. Duet Dadang Iskandar dan Ishak Sahateppy, masih sebatas karateker saja. Termasuk saat menghadapi Sriwijaya FC, Sabtu (13/9) mendatang.
Tim ini baru saja ditinggalkan Jacksen F Tiago, yang “pindah” ke Persipura. Padahal, sebelumnya Persitara telah kehilangan coach asing Richard Rachid Azreg. Pelatih asal Belanda ini tidak tahan dengan kondisi keuangan Persitara yang carut marut. Kabar terkini, Taupik Kasrun dkk telat gajian 5 bulan. Tepatnya sejak Mei lalu. Manajer Persitara Hari Ruswanto membenarkan, kondisi keuangan klubnya kini memang parah. ”Kas kami benar-benar kosong. Ini benar-benat sangat menyulitkan tim,” tukas hari.
Pemain pun sudah berkeluh kesah. Kapten Hariman Siregan misalnya, harus kas bon pada manajer, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Kalau begini terus, saya yakin Persitara tidak akan menyelesaikan kompetisi,” ujarnya.Problem serupa, sebenarnya juga menimpah Sriwijaya FC. Tim berjuluk Laskar Wong Kito ini dua bulan tidak gajian. Menurut salah satu sumber terpercaya, kas di Yayasan SFC benar-benar kosong.
Manajer MC Baryadi merogoh kocek lebih dalam untuk menalangi keterlambatan tersebut. Namun, dirinya hanya mampu meminjamkan Rp 800 juta saja. Atau 50 persen dari total gaji para punggawa SFC. “Saya gak kuat lagi. Krisis keuangan SFC sangat serius. Pemrov Sumsel sebagai pemilik SFC, harus segera mengatasi problem ini,” tukas Baryadi.

Pantang Remehkan si Pitung

PERSITARA bukanlah tim besar. Tim berjuluk si Pitung ini selalu konsisten dengan predikat tim hore alias penggembira. Toh begitu, Sriwijaya FC tidak pernah menang diatas satu gol dalam dua musim terakhir. Begitu sebaliknya, Persitara selalu membukukan skor 1-0 setiap menjamu SFC di Kamal Muara.
Namun, coach Sriwijaya FC Rahmad Darmawan pantang meremehkan Persitara. Beberapa pemain (terutama asing), menjadi ancaman serius. Ada Alfredo Figueroa (striker), Joel Banaken (striker), Jhon Takspor (midfilder), dan Ebentje Rudolf (defender).
“Saya pikir semuanya pemain Persitara tetap menjadi momok. Salah satunya Alfredo. Dia punya skill yang sangat bagus,” ungkap Rahmad Darmawan, kemarin (9/9).
Alfredo Figueroa pernah membuat aksi sensasionl di Jakabaring. Tepatnya 2006 lalu putaran I (1/4), ketika Laskar Wong Kito-julukan SFC-masih dipoles Suimin Diharja (sekarang pelatih Persikabo). Alfredo berhasil menyarangkan dua gol.
Dua gol disarangkan pemain asal Chili ke gawang Ferry Rotinsulu. Jakabaring pun sempat senyap. Beruntung, pemain SFC Andi Odang (sekarang Persebaya) dan Nico Susanto (sekarang Persikabo), menyamakan kedudukan. Muka SFC pun selamat dari “konser siul” bernada mengejek dari supporter.
“Musim 2007 pun di Jakabaring, menang dengan skor 1-0 saja sangat sulit. Jadi, kami juga harus benar-benar main tanpa celah lawan Persitara, Sabtu (13/9) nanti,”tandas pelatih 41 tahun. Selain itu, Jhon Takspor juga menjadi ancaman serius. Pemain asal Liberia ini juga yang menjadi “man of the match” kemenangan Persitara atas SFC, 31 Oktober 2007. Dia mencetak gol melalui free kick. Sama sekali tidak diduga kiper SFC Ferry Rotinsulu.

Award untuk Laskar Wong Kito

PALEMBANG - Manajer Sriwijaya FC MC Baryadi dan coach Rahmad Darmawan, mendapat award di Hari Olahraga Nasional (Haornas) XVV yang berlangsung di GOR Sport hall, kemarin (9/9).
Award tersebut diberikan Gubernur Sumsel yang diwakili Asisten I Indra Rusdi. Tak hanya Baryadi dan Rahmad, insan olahraga berprestasi lainnya pun mendapat award serupa. “Ini award untuk seluruh pengurus SFC. Yang bekerja di tim ini, bukan hanya saya dan Rahmad (Darmawan). Tapi kinerja semua pengurus,” aku Baryadi.
Demikian dengan Rahmad Darmawan. Dirinya berharap, award ini makin memacuh motivasi untuk meningkatkan prestasi SFC ke jenjang lebih tinggi lagi. “Ini spirit buat saya,” ucapnya singkat.
Seperti yang diberitakan Sumatera Ekspres sebelumnya, award ini diberikan kepada 16 atlet, tujuh pelatih, dan 2 pembina olahraga Sumsel.

Para atlet adalah Agista Andhani (anggar), Riski Pradhani (anggar), Ade Indra (anggar), Rahmad Wisnuaji ( menembak), Agus Anindito ( menembak), Ahmad Sudarmawan (menembak), dan R Saraswati (menembak).Kemudian Irwanto (wushu), Yessy Rosdiana (pencak silat), Fadli (atletik), Nazirin (renang), Amsyah Ayub (angkat berat), James Sanger (bermotor), Yohanes Taslim (judo), Herowanto (biliar), dan Ni Putu Desi (atletik).Tujuh pelatih, yaitu Mailan (angkat berat), Nana Supriatna (atletik), Rahmad Darmawan (Sriwijaya FC), Johny Walker (binaraga), Herlena (wushu), Faisal Riza (senam) dan Dadang Lesmana (karate). Sedangkan 2 pembina adalah HMC Baryadi (Sriwijaya FC) dan Ishak Mekki (Bupati OKI).

Masih di Papan Tengah

(4) Sriwijaya FC v Persib (2)

PALEMBANG - Sriwijaya FC (SFC) kembali meramaikan persaingan Indonesia Super League (ISL) 2008/2009. Tadi malam (9/9) di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, tim berjuluk Laskar Wong Kito ini menghajar Persib Bandung dengan skor 4-2 (2-0). Meski menang, tim asuhan Rahmad Darmawan ini “hanya” naik satu strip posisi ke-8. Sebelumnya mereka menempati posisi ke-9.
Ambisi menembus magnificent five (lima teratas) harus tertunda. Sebab, di saat bersamaan Persik Kediri menang 2-1 atas tamunya PKT Bontang. Sementara Persijap Jepara juga menang 2-0 atas Persita Tangerang. “Anak-anak bermain bagus. Tapi, saya benar-benar tidak menduga dengan dua gol cepat Persib. Anak-anak gampang ceroboh, di saat tertekan. Itulah yang dimanfaatkan Persib,” ungkap Rahmad Darmawan.
Laga tadi malam, berjalan cukup keras, dan menarik. Puluhan ribu penonton seakan lupa dengan suhu panas politik pemilukada gubernur Sumsel yang belakangan menghiasi jalanan dan wajah media cetak dan elekronik.
Ya, puluhan ribu penonton bergemuruh, berteriak, serta melepaskan kembang api dan petasan. Itu ketika dua menit laga berjalan, Toni Sucipto membuat Persib tersentak. Shooting keras jarak jauhnya, membentur keras mistar gawang Tema Mursyadat, kiper Persib. Menit ke-12, giliran shooting Wijay. Sayang, masih melenceng tipis di atas sudut kanan gawang Tema.

Kebuntuan akhirnya terpecahkan menit ke-14. Tendangan first time kaki kiri Ngon a Djam yang menyambar umpan Keith Kayamba, menghujam keras gawang Tema Musyadat. Menit ke-42', Wijay yang tampil "tanpa kompromi", ikut merobek jala Maung Bandung-julukan Persib. Dengan cepat, pemain berambut gondrong ini menyambar umpan datar Keith Kayamba dari sektor kanan. Tema pun kembali memungut bola dari gawangnya.

Namun, Persib berhasil bangkit di babak kedua. Mereka langsung menciptakan dua gol, dalam selang 4 menit saja. Masing-masing via Mario Lopes menit ke-47 dan Salim Alydrus menit ke-51.
Hanya saja, anak-anak SFC tidak patah arang dengan dua gol balasan Persib. Menit ke-63, giliran Toni Sucipto yang mengoyak jala Tema Mursyadat. Di masa injury time (menit 90 + 2), satu gol tambahan Ngon a Djam memastikan kemenangan SFC. "Sriwijaya lebih atraktif. Mereka banyak ciptakan peluang. Saya pikir, kekurangan kami justru lengah di lini tengah," ungkap coach Persib Jaya Hartono.
Namun, pelatih asal Medan ini benar-benar kecewa dengan gol terakhir SFC. Menurutnya, Ngon berada dalam posisi off side. Tapi, wasit Muklas Ali Fathoni tidak beranggapan demikian. Gol Ngon tetap sah. Beberapa pemain Persib nampak tidak puas dan memprotes wasit Ali Fathoni.
Tak pelak, kondisi ini memantik emosi penonton di tribun barat. Terlebih ketika melihat salah satu ofisial Persib, hendak menerjang hakim garis Fahrizal M Kahar. Akibatnya, hujan ratusan air mineral tak dapat dielekkan lagi. Beruntung, petugas keamanan mampu meredam emosi penonton. Aksi lempar botol pun berhenti.
“Saya enggan berbicara tentang kinerja wasit. Tapi, dalam laga ini kami benar-benar merasa dirugikan. Kalian para wartawan, bisa nilai dan tulis sendiri bagaimana kinerja wasit,” sesal Jaya Hartono.
Standing applaus sepertinya pantas diberikan pada Wijay. Dalam super big match ini, pemain berambut gondrong ini tampil bak kuda liar. Satu golnya tersebut, adalah penampilan puncaknya. Musim 2006 lalu, Wijay juga pernah mencetak satu gol. Tepatnya putaran II (23/5), saat SFC mengalahkan Persijap 3-1. Dua gol lain SFC saat itu dibukukan Frank Seator.
“Tekad kami memang untuk menang. Jadi, wajar kalau kami bermain habis-habisan. Saya senang mencetak satu gol. Tapi, saya lebih senang karena tim ini berhasil menang,” ungkap Wijay kepada Sumatera Ekspres.

Data dan Fakta

Sriwijaya FC : 4(2)
Pencetak gol : Ngon a Djam (14' dan 90’+2’), Wijay (42'), Toni Sucipto (63)
Kartu kuning : Ambrizal (21')
Susunan Pemain : Ferry Rotinsulu ; Cristian Worabay/Slamet Riyadi (76’), Charis Yulianto, Ambrizal, Isnan Ali/Syafruddin (86’), Obiora Richard/Benben Berlian (59’), Toni Sucipto, Wijay, M Nasuha,Keith Kayamba, Ngon a Djam.
Pelatih : Rahmad Darmawan

Persib : 2(0)
Pencetak gol : Mario Lopes (47’), Salim Alydrus (51’)
Kartu kuning : Nyeck Nyobe (76’), Haryono (81’), Eka ramdhani (86’)
Susunan Pemain: Tema Mursyadat ; Nova Arianto,Nyeck Nyobe, Waluyo, Gilang Angga, Haryono, Suwitha Patha, Eka Ramdani, Lorenzo Cabanas/Salim Alydrus (24'), Hilton Moreira, Fabio Lopes.
Pelatih : Jaya Hartono

Hari : Selasa, 9 September 2008
Stadion: Gelora Sriwijaya Jakabaring
Wasit : Mukhlis Alifhatoni
Penonton : 27 ribu
Cuaca : Cerah

Selasa, 09 September 2008

Hilton Paling Berbahaya

TIGA pemain Persib dipastikan absent. Masing-masing defender Maman Abdurrahman (akumulasi), Rafael Alves Bastos (akumulasi), dan Atep Ahmad (gejala tifus). Namun, Si Pangeran Biru-julukan Persib, tetap berbahaya.
Masih banyak pemain berbahaya.Beberapa “pembunuh” seperti Hilton “Thon”Moreira, adalah ancaman paling serius bagi Sriwijaya FC. Termasuk Lorenco Cabanas, Eka “Cebol” Ramdani, atau Zaenal Arief.
Hanya saja, coach SFC Rahmad Darmawan memberi wejangan khusus untuk mengawal striker asal Brazil tersebut. Menurutnya, Thon adalah striker gesit dan licin.
“ Kami akan beri perhatian khusus pada Hilton. Kemungkinan, tugas ini akan saya berikan pada Ambrizal atau Slamet Riyadi. Tergantung kesiapan mereka di hari H-nya nanti,” ungkap Rahmad Darmawan, kemarin (8/9).
Musim ini, Thon baru mengamas tiga gol. Cukup minim untuk ukuran seorang striker. Namun, ada kepiawaian lagi yang dimiliki mantan pemain Palmeiras ini. Thon “pandai”menarik simpati wasit alias kerap terkesan diving.
“Yang pastinya kami benar-benar harus hati-hati terhadap Hilton,” pungkas pelatih 41 tahun.Ketangguhan Hilton tak ditakuti para defender SFC. Charis Yulianto siap tampil gila-gilaan untuk menghentikan eks striker Deltras Sidoarjo.
“Jangan dibiarkan lepas. Saya pikir, teman-teman sudah tahu dengan tugas masing-masing,” tukas Charis.

Karir Hilton Moreira
Palmeiras Junior : 1996-1998
FC Forli : 1998
ULM 1834 : 1999
Palmeiras : 2000-2005
Deltras Sidoarjo : 2005-2007
Persib Bandung : 2008

Tidak Takut Tradisi

SEPANJANG sepakbola Indonesia bergulir, Persib adalah salah satu tim tradisional terbesar. Di era perserikatan saja, rak prestasi mereka sudah berjejer 5 tropi. Masing-masing edisi 1937, 1961, 1986,1990, dan 1994. Plus 8 kali pun menyandang predikat runner up.
Sementara, divisi utama ada satu tropi, Yaitu saat menjadi juara liga Indonesia edisi perdana (1994/1995). Termasuk reputasi international, saat menembus perempat final Liga Champion Asia (LCA) edisi 1995.
Sedangkan Sriwijaya FC, baru 2007 lalu berkibar. Tim berjuluk Laskar Wong Kito ini langsung merengkuh dua tropi paling bergengsi. Juara Copa Indonesia III dan Liga Indonesia XIII.
Namun, tim asuhan Rahmad Darmawan ini tidak takut dengan reputasi Persib. Menang tradisi sama sekali tidak membuat silau Laskar Wong Kito. “Kami tidak pernah terpengaruh dengan nama besar Persib. Di Siliwangi, kami mengalahkan mereka. Saya pikir, keberuntungan akan berpihak lagi pada kami,” ungkap midfielder SFC Wijay, kemarin (8/9).
Para punggawa SFC memang sedang dirasuki spirit tinggi. Motivasi mereka sedang menggebu untuk meringsek ke jalur magnificent five (lima teratas). Apalagi persaingan dipapan atas makin ketat, seriring kemenangan Persija 5-0 atas PSIS, serta Arema 1-0 atas Deltras, Minggu (7/9) lalu. “Kami sudah siap untuk tampil. Semuanya sepakat untuk bermain memang,” timpal midfielder SFC M Nasuha.
Namun, mereka tetap tidak mau jumawa. Harus diakui, musim Indonesia Super League (ISL) 2008/2009, Persib tetap glamour. Tim ini paling ekspansif. Mereka mengucurkan milyaran rupiah, demi pendatangkan 13 pemain pilihan.
Mereka adalah Maman Abdurrahman (dari PSIS), Harry Salisbury (dari PSIS), Hariono (dari Deltras), Waluyo (dari Deltras), Airlangga Sucipto (dari Deltras), Atep (dari Persija), Siswanto (dari Persmin), dan Hilton Moreira (dari Deltras). Kemudian Wildansyah (Saswco), Chandra Yusuf (Saint Prima), Rafael Bastos (dari Amerika Rio Jenerio), Irwan Wijasmara (IPI), serta Fabio Lopes Alcantara (dari Eastern AA).
Nama-nama seperti Christian Bekamenga, Redouanne Barkawi, Patricio Jemenez, hingga Bayu Sutha dan Dicky Firasat, tak lagi diperpanjang kontraknya. “Yah, lihat saja nanti dilapangan. Pastinya, kami akan manfaatkan bermain home kali ini,” tukas Ambrizal, defender SFC.

Menebus Rasa Malu

Sriwijaya FC v Persib

PALEMBANG-Kemenangan away 2-0 atas Persiba, Senin (18/8) lalu, ibarat oase bagi labilnya performa Sriwijaya FC (SFC). Tak heran, suntikan tiga poin tersebut langsung mengangkat moral Laskar Wong Kito-julukan SFC, pasca dikalahkan PKT Bontang (15/8) dan Persija (10/8).
Sejak kemenangan tersebut, tim asuhan Rahmad Darmawan makin diselimuti fighting spirit tinggi. Mereka berhasrat untuk menjungkalkan Persib Bandung, pada match day ke-7 Indonesia Super League (ISL) 2008/2009, yang berlangsung nanti malam pukul 21.00 WIB di Gelora Sriwijaya Jakabaring.“Betapa sakitnya saat kami dikalahkan Persija di Jakabaring. Kami menjadi bulan-bulanan cemoohan. Tapi, kami ingin menebus rasa malu tersebut,” ungkap Rahmad Darmawan, kemarin (8/9).
Minus Zah Rahan (membela timnas Liberia), plus kemungkinan absen Oktavianus dan Reswandi yang cedera, tak meresahkan pelatih 41 tahun. Dirinya yakin, supersub yang ditunjuk masuk starting line up, mampu melaksanakan tugasnya dengan ferpect.Ambrizal, Charis Yulianto, Slamet Riyadi, dan Christian Worabay, sudah komitment untuk tampil “tanpa kompromi’ dilini belakang. Mereka sepakat, untuk tidak memberikan celah secuil pun bagi para jugador Persib.
“Motivasi anak-anak makin tinggi. Saya yakin, tak ada lagi poin yang melayang dari Jakabaring. Termasuk lawan Persib kali ini,” sambung pelatih 41 tahun.
Peran Zah Rahan, akan dipercayakannya pada M Nasuha. Midfielder yang ditransfer dari Persikota awal 2007 ini, memang punya tipe permainan sama dengan Zah Rahan. Di lini tengah ini, dirinya akan di support Toni Sucipto atau The Destroyer Wijay.
“Bagi saya, kepercayaan dari pelatih bukan sekadar tugas. Tapi, tanggung jawab besar yang harus saya tuntaskan dengan baik,” tukas M Nasuha.
Duet Keith Kayamba dan Ngon a Djam, masih jadi pilihan coach Rahmad Darmawan. Namun, kemungkinan besar pelatih asal Metro Lampung ini, akan menempatkan Kayamba seorang sebagai target man. Duet sesungguhnya adalah Obiora Richard-Ngon a Djam.
“Tidak mudah mencetak gol ke gawang tim sekelas Persib. Saya tidak tahu, apakah bisa melakukannya atau tidak. Tapi, saya berharap keberuntungan berpihak pada saya,” tukas Ngon a Djam, striker yang telah mengemas 3 gol.
Persib juga punya ambisi. Setidaknya, tim asuhan Jaya Hartono ini sama-sama berkoar untuk mencuri poin. Meski sebiji poin sekalipun. Kapten Persib Suwita Patha, yakin timnya akan pulang dengan “oleh-oleh”.
“Satu poin target realistis. Tapi, siapa tahu nasib kami sama seperti Persija. Tidak ada yang tidak mungkin, walau yang kami hadapi ini tim double winners,” ucap Suwita Fatha.
Coach Jaya Hartono menyiapkan duet Hilton Moreira-Zaenal Arief, sebagai ujung tombak. Duel ini menjadi andalan, saat Maung Bandung-julukan Persib, menggempur Persik 3-1, Selasa (5/8) lalu. Serta melibas Persitara 2-0, Sabtu (16/8).
“Saya harus jeli mengutak-atik strategi. Tipe Sriwijaya, tidak sama dengan Persik atau Persitara. Saya pikir, kematangan strategi akan menentukan pemenang laga ini,”tukas Jaya Hartono.
Midfielder Lorenzo Cabanas pun berkoar sama. Dirinya yakin, Persib akan sukses mencuri poin di Jakabaring. “Persib tidak boleh kalah. Kamu tahu, kami sangat bernafsu untuk mengalahkan Sriwijaya,” timpal gelandang asal Paraguay.
Maklum, musim 2007 lalu, Persib benar-benar dibuat malu Laskar Wong Kito. Saat itu, Persib kalah 0-1 dikandang sendiri stadion Siliwangi, via gol tunggal Carlos Renato Elias (pensiun). Akibatnya, tak sampai dua jam, coach Arcan Iurie (sekarang pelatih Persik), lengser dari jabatannya. Persib pun makin carut marut, dan gagal menembus 4 besar wilayah Barat.

Senin, 08 September 2008

Persiapan Ekstra demi Lawan Sriwijaya

MUSIM 2008/2009 ini, Persib termasuk tim paling ekspansif. Mereka mendatangkan 13 pemain, sekaligus mendepak 10 pemain. Itu sudah cukup membuktikan bahwa Maung Bandung-julukan Persib-termasuk tim paling serius memburu trofi Indonesia Super League (ISL) musim ini.
Kedatangan coach Jaya Hartono, membuat taring Maung makin terasah. Sebab, pelatih kelahiran Medan, 20 Oktober 1963 ini, termasuk pelatih sukses. Trofi Liga Indonesia IX (2003), menjadi bukti ampuhnya “tangan dingin” Jaya Hartono.
Tak ingin sekadar seri, coach yang ditransfer dari Deltras Sidoarjo ini justru membidik kemenangan. Tak perduli, meski Sriwijaya FC yang bakal mereka hadapi, adalah raksasa yang sedang bermain di kandang sendiri. Plus dukungan suporter sendiri.
“Saya tidak mau berbicara taktik. Apakah menyerang atau bertahan. Pastinya, kami sudah melakukan persiapan ekstra demi menghadapi Sriwijaya,” aku Jaya Hartono, kemarin (7/9).
Seperti yang diberitakan Sumatera Ekspres sebelumnya, si Pangeran Biru—julukan lain Persib—minus tiga pilar penting. Mereka defender Maman Abdurrahman (akumulasi), striker Rafael Alves Bastos (akumulasi), serta midfielder Atep Ahmad (gejala tifus).
Tapi, skuadra yang berdiri sejak 1933 ini punya stok berlimpah. Masih ada Zaenal Arief, Fabio Lopes, atau striker muda Airlangga Sucipto yang bakal meng-cover Bastos. Pengalaman Jaya Hartono meracik taktik dan stratagi tim, membuat Persib seperti tidak ada celah.
“Semua pemain saya persiapkan sama. Toh, absen beberapa pemain, bukan jadi alasan bahwa tim kami akan rapuh. Sama sekali tidak ada pengaruh,” lanjut pelatih 44 tahun.
Jaya Hartono tak sekadar bertangan dingin. Tapi, sudah kenyang makan “asam garam”. Sebelum jadi pelatih, semasa jadi pemain pun punya prestasi emas. Salah satu prestasi terbaiknya, saat ber-jersey Niac Mitra, menjadi juara Galatama 1987. Plus runner up 1989.
Lebih mentereng lagi justru di skuadra Merah Putih. Musim 1986, juara Piala Kemerdekaan. Disusul musim 1987, mempersembahkan medali emas pada SEA Games 1987, di Jakarta. Terakhir Jaya sebagai pelatih berhasil membawa Persik juara Ligina 2004.
“Realistisnya memang sulit menncuri poin dikandang lawan. Tapi, kami akan berusaha membalikkan realistis tersebut,” pungkas mantan anak didik M Basri (pelatih Persela, yang juga pelatih paling senior).

Hanya Satu Jalan

Besok Malam, Sriwijaya FC vs Persib


PALEMBANG - Terlalu prematur untuk memprediksi tim mana yang bakal mengkerucut jadi juara Indonesia Super League (ISL) 2008/2009. Sebab, mayoritas kontestan ISL, baru melakoni 7 laga. Sementara, total laga sendiri berjumlah 34 partai. Artinya, ada 24 laga sisa yang mesti diselesaikan.
Demikian dengan Sriwijaya FC. Tim berjuluk Laskar Wong Kito ini sempat terdampar di papan bawah. Tepatnya saat menuai dua kekalahan, masing-masing 1-2 dari Persija (10/8), serta 1-2 dari PKT Bontang (15/8). Namun, tim asuhan Rahmad Darmawan ini, tetap menjadi kandidat teratas juara ISL 2008/2009.
Jalan menuju juara masih terbentang luas. Setidaknya, Charis Yulianto akan langsung masuk zona magnificent five (lima teratas). Syaratnya, harus menang lawan Persib, yang akan berlangsung besok (9/9) malam pukul 21.00 WIB di Gelora Sriwijaya Jakabaring.

“Apa yang anda lakukan, jika ada satu jalan mencapai tujuan?. Tentu akan melalui jalan tersebut. Begitu pun dengan kami. Tak ada yang kami pikirkan selain bermain menang,” ungkap coach Rahmad Darmawan, kemarin (7/9).
Duel ini memang berlebel super big match. Toh begitu, diatas kertas SFC lebih diunggulkan. Meski head to head kedua tim ini sebenarnya imbang, yaitu sama-sama dua kali menang dan dua kali seri, dari 6 sua terakhir.
Keunggulan SFC karena bermain home. Dua musim terakhir, Persib selalu kandas di Jakabaring. Namun, perlu menjadi catatan bahwa Persib pernah merajalela di Jakabaring musim 2005. Putaran I (8/3), Persib mengubur SFC 4-1 di Jakabaring. Sementara putara II (22/6), Persib menang 1-0 di Stadion Siliwangi, Bandung.“Statistika 2005 bagi saya tidak penting. Musim 2007, dua kali kami memang lawan Persib. Saya pikir, anak-anak sudah siap untuk mengulangnya,” sambung pelatih 41 tahun.

Tapi, koar Rahmad bakal beradu dengan sesumbar coach Persib Jaya Hartono. Saling tebar psywar memang tidak bisa dielakkan. Kedua tim, sama-sama punya modal besar. Terakhir, SFC memang 2-0 saat bertandang ke markas Persiba (18/8). Sementara Maung Bandung-julukan Persib- juga menang 2-0 atas Persitara (16/8).
“Mereka (Sriwijaya FC, red) hanya diuntungkan dukungan suporter saja. Saya juga tidak terpikir datang ke Jakabaring hanya untuk kalah,” tukas Jaya Hartono.

Grafis
---------
Laga terakhir Sriwijaya FC
Sriwijaya 2-2 Persipura
Sriwijaya 3-1 Persiwa
Sriwijaya 2-1 Persela
Sriwijaya 1-2 Persija
PKT 2-1 Sriwijaya
Persiba 0-2 Sriwijaya

Laga terakhir Persib
Persib 5 - 2 Persela
Persib 2 - 3 Persija
Persipura 1 - 0 Persib
Persiwa 3 - 1 Persib
Persib 3 - 1 Persik
Persib 2 - 0 Persitara

Hapus Noda Jakabaring!

Besok Malam, SFC v Persib

PALEMBANG - Sriwijaya FC (SFC) belum terusik dari kandidat calon juara Indonesia Super League (ISL) 2008/2009. Namun, tim berjuluk Laskar Wong Kito ini sempat “terganggu” oleh dua kekalahan. Masing-masing laga home, 1-2 dari Persija (10/8), dan away 1-2 dari PKT Bontang (15/8).Namun, noda tersebut dipastikan tak akan terulang lagi. Coach Rahmad Darmawan dan anak-anak asuhnya telah mengucap kata sepakat. Mereka mengusung motto penting, “One team, one vision, one goal” (Satu tim, satu visi, dan satu tujuan)” untuk menang lawan Persib, pada match day ke-7 di Gelora Sriwijaya Jakabaring, besok (9/9) malam, pukul 21.00 WIB.“Saya hanya bisa ucapkan satu kata untuk memacuh spirit anak-anak. Tolong, bermainlah dengan rasa malu. Tim double winners tidak pantas berada di papan bawah,” ungkap Rahmad Darmawan, kemarin (7/9).Satu kalimat pendek tersebut, terbukti ampuh. Kalimat yang sama diucapkan Rahmad pada Charis Yulianto dan kawan-kawan, sebelum mengalahkan Persiba, Balik Papan 2-0, Senin 18 Agustus.
Kini, kalimat itu pun kembali diucapkannya saat SFC menghadapi Persib. Bahkan, para suporter Laskar Wong Kito turut andil akan membuat spanduk dan jargon khusus bertuliskan, “Bertandinglah dengan Rasa Malu!”. “Tak ada yang lebih menyenangkan selain kemenangan. Persib memang lawan berat. Fatal kalau memandang sebelah mata hanya karena bermain home. Jadi, sudah seharusnya kami bermain habis-habisan,” tukas pelatih 41 tahun.Gayung pun bersambut. Para punggawa SFC sendiri mengaku sedang on fire. Mereka mulai dirasuki sikap untuk menebus rasa malu, saat dikalahkan Persija di kandang sendiri. Setidaknya, kekalahan tersebut akan menjadi yang terakhir di Jakabaring.
“Harus tampil maksimal. Kami ingin menebus kekalahan tersebut. Itu berarti, kami harus menang lawan Persib,” timpal defender Charis Yulianto, yang juga mantan Persib.Dua hari lalu, tiga pilar SFC Obiora Richard, Oktavianus, dan Reswandi “diparkir” dalam sesi games. Ketiganya mengaku masih nyeri dari cedera kakinya. Namun, kemungkinan besar ketiganya tetap menjadi starting line up. Pantauan terakhir Sumatera Ekspres, ketiganya sudah latihan lagi. “Sedih kalau tidak bisa memperkuat SFC saat menghadapi Persib. Mudah-mudahan kondisi saya benar-benar fit,” tanda Oktavianus.
Persib sudah merapat ke Bumi Sriwijaya. Tim berjuluk Maung Bandung ini tiba pukul 14.15 WIB, dengan kekuatan 20 pemain. Tiga pemain absen, yaitu Maman Abdurrahman (akumulasi), Rafael Bastos (akumulasi), dan Atep Ahmad (sakit tifus).
Namun, Persib tetaplah tangguh. Mereka juga berkoar untuk mencuri poin di Jakabaring. Tak hanya itu coach Jaya Hartono punya ambisi, pun juga para punggawanya diselimuti rasa optimisme tinggi. “Saya ingin mencetak gol, seperti yang saya lakukan saat ujicoba pramusim menghadapi Sriwijaya,” tukas striker asing Persib, Hilton Moreira.Pemain asal Brazil ini memang tidak asal sesumbar. Toh, ujicoba pra musim ISL, 3 Juni lalu, Hilton mencetak satu-satunya gol kemenangan via heading. Di ISL sendiri, striker yang ditransfer dari Deltras Sidoarjo ini sebenarnya baru mencetak 2 gol. Belum masuk kategori subur, sebagai seorang jugador. “Mudah-mudahan koleksi gol saya bertambah di Jakabaring,” pungkas pemain asal Brazil.
Coach Jaya Hartono menilai SFC tim paling kuat. Dirinya menilai, tak mudah mencuri poin di Jakabaring. Tapi, bukan berarti Persib tak bisa melakukannya. Toh, Persija saja bisa membuat gemuruh Jakabaring sontak menjadi senyap. “Imbang hasil yang sangat bagus. Tapi, sebagai pelatih saya tak mau sekadar imbang. Justru saya ingin dapat lebih,” pungkas pelatih asal Medan.

Sabtu, 06 September 2008

Tidak Live, Duo Persib Absen

PALEMBANG-Duel Sriwijaya FC versus Persib Bandung, tidak disiarkan live. Tak pelak, kubu Maung Bandung-julukan Persib, merasa dapat kerugian besar. Manurut asisten pelatih Persib Robby Darwis, tanpa siaran langsung, tim tamu biasanya selalu dirugikan dari segi nonteknis.
“Alasannya, tentu semua tahu bahwa kompetisi sepak bola di Indonesia ini belum benar-benar profesional,” ungkap Robby, kepada Sumatera Ekspres, kemarin (5/9).
Super big match ini sebenarnya akan disiarkan ANTV-selaku pemegang hak siar Indonesia Super League (ISL) 2008/2009. Sebab, kondisi Sumsel (Palembang) sendiri, masih dalam suasana Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumsel. “Pembatalan siaran live ini, kami terima langsung dari pihak ANTV,” timpal Ketua Panpel Persib Iwan Kartiwan.
Kondisi Persib sendiri tidak begitu menguntungkan. Dua pilar inti tim asuhan Jaya Hartono ini bakal absen karena akumulasi kartu. Mereka adalah defender Maman Abdurrahman dan striker anyar Rafael Alfes Bastos.
Untuk diketahui, Bastos striker yang sedang naik daun. Dua kali membela Persib, tiga gol dibukukannya. Dua gol disarangkannya saat mengalahkan Persik 3-1, Sabtu, 5 Juli lalu. Satu lagi saat mengalahkan Persitara 2-0, Sabtu, 16 Agustus.
“Kartu kuning yang mereka dapat, bukan karena pelanggaran sebenarnya. Tapi, karena melakukan protes serta aksi berlebihan. Ini tidak mengenakkan bagi saya, karena yang bakal kami hadapi ini tim juara Sriwijaya FC,” tukas Jaya Hartono.
Namun, Jaya Hartono telah menyiapkan strategi khusus untuk membidik poin di Jakabaring-kandang SFC. Salah satunya mengasah tendangan bebas. Beberapa pemain, mendapat latihan ekstra. Di antaranya Eka “Cebol” Ramdani, Hilton Moreira, Lorenzo Cabanas, dan Fabio Lopes.
“Soal pengganti Maman (Abdurrahman), saya tidak khawatir. Masih ada Waluyo. Inilah kesempatan baginya untuk membayar kepercayaan ini,” pungkas mantan pelatih Deltras Sidoarjo. Absennya Maman dan Bastos, bukan dianggap “berkah” oleh coach SFC Rahmad Darmawan. Menurut pelatih 41 tahun ini, kekuatan Pangeran Biru-julukan lain Persib, sangat komplet. “Mereka punya para pemain tangguh yang bisa saling mengisi. Jadi, Persib tetap ancaman paling serius bagi kami,” tukas Rahmad.

Main Malam, No Problem !

PALEMBANG-Sriwijaya FC benar-benar siap dengan laga malam hari. Mereka begitu cepat beradaptasi. Termasuk ketika melakoni sesi games, yang berlangsung tadi malam di Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ). Games ini juga melibatkan 10 pemain junior (SFC U-21).Lampu GSJ sendiri sebenarnya tidak begitu terang. Setidaknya hanya ada 26 titik lampu yang dinyalakan. Jumlah titik lampu ini setara dengan 52 ribu watt. Ada sebagian ruas lapangan, yang menerima cahaya tidak merata. Hanya saja Charis Yulianto dkk tampak begitu enjoy.

“Tidak masalah dengan latihan malam. Saya pikir, anak-anak sudah menunjukkan kesiapannya untuk bertanding malam lawan Persib,” ungkap Rahmad Darmawan.Nah, saat duel sendiri lampu GSJ yang berjumlah 126 titik akan dinyalakan semua. Atau setara dengan 126 ribu watt, dengan daya keterangan (sinar) sebesar 1200 LUX. Jumlah ini sama persis ketiga GSJ menggelar piala Asia, Juli 2007 lalu. Sebab, GSJ sendiri mengikuti tahap Indonesia Super League (ISL), menuju kelas Asia.

Sayang, ada kabar kurang menyenangkan berhembus di Jakabaring. Tiga pemain tidak mengikuti games, yaitu Obiora Richard, Oktavianus, dan Reswandi. Ketiganya sama-sama bermasalah dengan kaki. “Cedera saya ini kambuh-kambuhan. Kebetulan, saat latihan malam kaki saya sedikit nyeri. Jadi, butuh istirahat,” tukas Oktavianus.Pun demikian dengan Reswandi. Defender berjuluk Si Badak Jawa ini, mengalami nyeri dibetis kanan. Nyeri tersebut didapatnya saat latihan, Kamis (4/9) lalu. Sedangkan Obiora sendiri adalah cedera lama.

Jumat, 05 September 2008

Adaptasi Cuaca Malam

PALEMBANG - Malam nanti pukul 21.00 WIB, Sriwijaya FC mulai latihan malam. Sebab, laga menghadapi Persib Bandung, 9 November mendatang, kick off-nya juga berlangsung malam, tepat pukul 21.00 WIB. Termasuk laga meladeni Persitara Jakarta Utara, empat hari kemudian. Sebenarnya, tidak ada yang asing dengan tim asuhan Rahmad Darmawan ini terhadap latihan malam. Toh, musim 2007 lalu, mereka juga menggeber latihan malam. Hanya perbedaan kick off saja, yang terpaut sekitar 2,5 jam. Biasanya, laga malam hari digelar pukul 18.45 WIB atau tepat pukul 19.00 WIB. Mereka harus cepat adaptasi dengan kondisi cuaca. Sebab, September termasuk musim penghujan. Dalam situs resmi departemen kelautan dan perikanan RI, curah hujan di Sumsel September ini berkisar 151mm-400mm. Sedangkan suhunya berkisar 23-32 derajat celcius. Serta kelembaban 65-98%.“Cukup dingin. Tapi, saya pikir pemain saya akan cepat beradaptasi dengan kondisi seperti ini. Yang penting, anak-anak mesti menjaga kesehatannya,” ungkap coach Rahmad Darmawan, kemarin (4/9).Pun demikian pula dengan Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ). Home base Laskar Wong Kito-julukan SFC- sudah terbiasa dengan laga malam. Musim 2007 lalu, ada satu laga yang digelar malam. Yaitu saat mengalahkan Persita 2-0, pada 8 September 2007. Namun, GSJ juga menggelar laga malam saat pagelaran Piala Asia, Juli 2007. Saat itu, venues peninggalan PON XVI 2004 ini, kebagian dua “jatah” pertandingan di grup D. Masing-masing Jepang lawan Bahrain. Serta perebutan juara III antara Korsel versus Jepang. Saat uji coba Timnas Indonesia versus Liberia Selection 30 Juli 2007, laga juga digelar malam pukul 19.30 WIB.“Saya pikir, kondisi SFC dengan Persib sama saja. Sama-sama butuh adaptasi dengan cuaca dingin. Makanya, tiga malam jelang lawan Persib, semuanya latihan malam,” sambung pelatih asal Metro, Lampung.Tradisi tiga poin, selalu berpihak pada Ferry Rotinsulu dkk dalam setiap laga malamnya. Mayoritas dimenangkan dengan skor diatas 1 gol. Pelatih 41 tahun ini berharap, tradisi menang tersebut terulang lagi. “Saya percaya dengan anak-anak. Sepertinya, kami memang harus mengumbar kemenangan jika ingin menatap gelar juara lagi,” pungkas pelatih berlatar militer.

Kamis, 04 September 2008

Bukan Bastos, tapi Hilton

PALEMBANG - Persib salah satu lawan terberat Sriwijaya FC. Tim yang akan dijamu 9 September 2008 mendatang ini, punya kekuatan komplet. Kedatangan striker asal Brazil Rafael Alves Bastos, mempertajam taring Maung Bandung-julukan Persib. Striker kelahiran Rio de Jeneiro tersebut telah mengemas tiga gol. Dua gol disarangkannya saat mengalahkan Persik 3-1, Sabtu 5 Juli lalu. Satu lagi saat mengalahkan Persitara 2-0, Sabtu, 16 Agustus.
Namun, bukan Bastos yang paling diwaspadai coach SFC Rahmad Darmawan. Bukan pula Lorenzo Cabanas, Zaenal Arief, atau striker muda Airlangga Sucipto. Tapi, striker “licik nan licin’ Hilton Moreira. “Hilton jago diving. Kami harus berhati-hati dengan striker satu ini,” ungkap Rahmad Darmawan, kemarin (3/9).
Kepiawayan Thon-sapaan akrab Hilton-bersandiwara di lapangan hijau, sudah dirasakan Laskar Wong Kito—julukan SFC. Tepatnya, saat melakoni laga pramusim Indonesia Super League (ISL), Selasa 3 Juni lalu. Thon mencetak gol via heading menit ke-42’. Namun, gol tersebut berbau off side. Di ISL, mantan pemain Palmeiras ini telah mencetal 3 gol.“Dia kadang berada di posisi tak terduga dan kerap berbau off side. Kalau wasit tidak jeli, tentu akan merugikan. Jadi, kami akan memberikan atensi khusus dengannya,” sambung pelatih 41 tahun.
Tak hanya SFC, di beberapa laga Persib, gol-gol Thon juga ada yang berbau off side. Pemain yang ditransfer dari Deltras Sidoarjo ini tak pernah lepas dari aksi “jatuh bangun” dikotak terlarang lawan, demi mendapat simpati wasit. Termasuk ketika Persib mengalahkan Persela 5-2, Minggu 13 Juli. Tak heran, kepiawaiannya melakukan diving, sudah menjadi rahasia umum.
Di beberapa laga Persib, beberapa kali pemilik nama lengkap Hilton Mauro Moreira ini terjatuh di kotak terlarang, tanpa disentuh pemain lawan. Tepatnya, pemain kelahiran Pindamonhangaba, Taubate, Brasil, 27 Februari 1981 ini, sering jatuh dan berharap hadiah penalti. Misalnya, saat menghadapi Persija (20/7), yang berujung kekalahan 2-3. Plus berujung kerusuhan. Berkali-kali, Thon terjatuh, hanya karena contact body ringan.
“Terlepas dari jago diving, Hilton juga striker berbahaya. Heading dan tendangannya sama-sama bagus. Kuncinya, jangan pernah dibiarkan sendiri, dimanapun posisinya,” pungkas pelatih asal Metro, Lampung.

Rekrut Tinton, Masuk Grup Neraka

PALEMBANG - Tinton Suharto adalah salah satu bidikan coach Sriwijaya FC Rahmad Darmawan. Pemain asli Sumsel ini, setidaknya sudah masuk tim junior U-21. Tak pelak, musim Indonesia Super League (ISL) 2009/2010 mendatang, mantan PS Palembang Suratin ini, diprediksi akan masuk tim senior.
Saat ini, ditubuh Laskar Wong Kito-julukan SFC-senior, hanya ada dua talenta Sumsel. Yaitu Amirul Mukminin (midfielder), dan Imam Suprapto (defender). Nama Tinton Suharto sendiri diawal musim, sebenarnya sudah dibidik. Namun, striker berpostur 175 cm tersebut, masih terikat dengan PS Bank Sumsel, yang berlaga di divisi II.
“Kompetisi divisi II telah usai Agustus lalu. Jadi, Tinton kami rekrut untuk menjadi pemain SFC U-21,” ungkap coach Sunardi, kemarin (3/9).
Tak hanya Tinton, tapi ada dua talenta Sumsel lagi yang menjadi bagian dari tim SFC U-21. Mereka adalah Aditya Wahyudi dan Ade Ferdian. Ketiga pemain ini memang telah “diincar”sejak akhir Juli lalu.
“Ketiganya tipe pemain bagus. Saya pikir, mereka punya prospek untuk maju. Terutama peluang masuk SFC senior musim depan,” lanjut asisten coach Suimin Diharja (sekarang coach Persikabo), musim 2006.
Jadwal kompetisi U-21 sendiri digeber pertengahan Oktober mendatang. Kompetisi ini diikuti 18 tim (juniornya kontestan ISL 2008/2009). Terbagi dalam tiga wilayah, yaitu I, II, dan III. Nah, Laskar Wong Kito junior ini, akan masuk dalam wilayah I. Sering disebut-sebut sebagai grup neraka. Saingannya, Persija Jakarta, PSMS Medan, Persitara Jakarta Utara, Persita Tangerang, dan Pelita Jaya Jabar.

Rabu, 03 September 2008

Bukan Ala Kadar Lagi

PALEMBANG-Benben Berlian dan Oktavianus adalah pilar penting Sriwijaya FC. Keduanya sama-sama enerjik dan lincah. Tanpa keduanya, tim berjuluk Laskar Wong Kito ini, seperti kehilangan pamor.
Tak heran, saat kedua wingers ini absen karena terbalut cedera, tim asuhan Rahmad Darmawan ini bertanding ibarat bukan tim juara. Bahkan, terkesan ala kadar saja.
Tumbang 1-2 lawan Persija (10/8) dan 1-2 lawan PKT Bontang (18/8), adalah bukti rapuhnya SFC tanpa support Benben dan Oktavianus.
Namun, senyum Rahmad Darmawan mulai mengembang diwajahnya. Karena kedua anak asuhnya tersebut telah pulih. Kemungkinan besar, akan tampil all out saat menjamu Persib (9/9) dan Persitara (13/9). Sebelumnya, baik Benben maupun Oktavianus sama-sama mengalami cedera engkel.
“Itu akan memudahkan saya untuk berkreasi. Apalagi kami harus kehilangan Zah Rahan yang membela timnas Liberia,” ungkap Rahmad Darmawan, kemarin (2/9).
Meski “hanya”pemain sayap, namun peran Benben sangat vital. Pemain kelahiran 1 April 1977 ini pun kerap mencetak gol. Terakhir, dirinya mencetak satu gol lawan Persija, 16 Desember 2007 lalu. SFC sendiri saat itu kalah 2-4.
Ingat di Copa Indonesia III, saat menghadapi Perseman Manokwari pada 4 September 2007 ? Dua gol diborongnya dalam jangka tiga menit saja. SFC sendiri menang 2-1 saat itu.
Pun demikian dengan Oktavianus. Pemain berjuluk Si Belut ini, jago assist. Beberapa gol kemenangan SFC, tak luput dari peran pemain asal Padang, Sumbar ini. Tiga gol kemenangan SFC 3-1 atas Persiwa (18/7), semuanya assist pemain kelahiran 1 Oktober 1981. “Saya merasa sudah fit. Semoga bisa membantu tim ini menghadapi Persib dan Persitara,” ungkapnya.
Peran Benben sama dengan Oktavainus. Sama-sama pemain sayap. Bedanya, Benben disayap kanan, sementara Oktavianus di sayap kiri. Hadirnya kedua pemain ini, bisa menjadi kamuflase absennya pemain lain seperti Zah Rahan. Bahkan defender Zoubairou Garba sekalipun. Toh, alur serangan Laskar Wong Kito, biasanya menang datang dari sayap kiri dan kanan.
“Yang pasti, saya semakin respek. Saya yakin, dua laga home nanti, anak-anak akan memberikan yang special (kemenangan, red) dihadapan pendukungnya sendiri,” pungkas pelatih 41 tahun.

Hanya Cetak 20.000 Tiket

DUEL Sriwijaya FC versus Persib, 9 September mendatang berlebel big match. Dua musim terakhir, pertemuan Laskar Wong Kito—julukan SFC—dengan Maung Bandung—julukan Persib—selalu dipadati penonton.
Musim 2007 lalu, panpel pertandingan mencatat hampir 25.000 suporter yang memadati Gelora Sriwijaya Jakabaring. Nah, pertemuan di Indonesia Super League (ISL) 2008/2009 ini, diprediksi tetap banjir penonton. Meski laga sendiri digelar dalam suasana puasa. Kick off-nya sendiri tepat pukul 21.00 WIB.
“Kami hanya mencetak 20 ribu lembar tiket saja. Keputusan ini tentu dengan berbagai pertimbangan. Terutama animo penonton yang datang malam hari,” ungkap Wasekum Yayasan SFC Faisal Mursyid, kemarin (2/9).
Antusiasme penonton terhadap laga malam hari Laskar Wong Kito, biasanya tidak sebanyak duel petang hari. Meski duel malam tersebut berembel-embel super big match. Namun, musim ini animo penonton belum bisa diketahui. Hanya saja, bisa tetap membeludak. Sebab, laga ini tidak disiarkan live. Lagipula, para suporter sedang dahaga. Maklum, sebulan penuh mereka tidak menyaksikan skuadra Rahmad Darmawan ini berduel. “Inikan laga pertama di malam bulan puasa. Jadi, kami sendiri belum bisa merinci sejauh mana animo suporter. Berbeda jika laga digelar di luar bulan puasa,” pungkas pria asal Padang, Sumbar.