Jumat, 31 Oktober 2008

Erick Pesemistis

Coach PSMS Medan Erick William, memang berkoar akan tampil maksimal. Namun, pelatih asal Australia ini ternyata cukup pesimistis. Setelah menelan kekalahan menyakitkan melawan Persik Kediri, mental bermain anak-anak Medan terbilang anjlok. Terlebih laga tersebut penuh dengan aksi brutal, yang merugikan Ayam Kinantan-julukan PSMS.
Membuat Erick sedikit pesimis sendiri bukan soal laga yang kerap berakhir dengan kekalahan. Namun lebih karena persoalan skuad yang terlihat bagaikan langit dan bumi. Belum lagi persoalan konsentrasi tim yang mulai buyar karena krisis keuangan mulai melanda PSMS Medan.
"Saya mau tanya kepada anda, bagimana kondisi skuad PSMS Medan musim lalu dengan musim ini. Dan bagaimana juga kondisi tim Sriwijaya musim lalu dan musim ini," ujar Erick balik bertanya.
Bahkan Erick pernah berujar bahwa masalah utama tim yang dibesutnya menggantikan Iwan Setiawan tersebut, adalah karena tak bermain di Medan. "Masalah terbesar tim ini adalah dengan pergi bemain di luar Medan. Its our big problem," sambungnya. Ungkapan Erick tersebut, bisa diartikan persimisme. Sebab mantan pelatih Perseman Manokwari ini pada dasarnya memang bukan tipe pelatih yang senang sesumbar.

Dibuka SMS Interaktif SFC

SRIWIJAYA FC tetap berpeluang menjadi champions Indonesia Super League (ISL) 2008/2009. Tim berjuluk Laskar Wong Kito berada di urutan ke-3 paruh musim. Namun, tetap ada kans besar diputaran II untuk merengkuh scudetto. Sebab, masih ada 18 laga (termasuk lawan PSMS), yang mereka lakoni.

Tapi, problem cukup banyak menimpah tim asuhan Rahmad Darmawan. Mulai dari molornya gaji. Pemain cedera dan minus pemain. Hingga ketika tim ini sedang menuai kekalahan. Nah, untuk lebih memajukan SFC, Sumatera Ekspres membuka shorts massage system (sms) interaktif. Tujuannya, melibatkan partisipasi football mania Sumsel (pecinta SFC), untuk memberikan saran, masukan, nasihat, atau kritikan yang bersifat membangun.

Nah, untuk mengikuti sms interaktif gampang. Cukup kirim sms ke nomor 081273531555. Caranya, ketik Olahraga isi atau materi. “Dengan demikian, semoga Laskar Wong Kito akan kembali ke jalur juara musim 2008/2009,” ungkap redaktur olahraga Sumatera Ekspres Zulhanan.

Menanti Sihir Zah Rahan

PALEMBANG-Zah Rahan adalah pembelian terbaik yang pernah dilakukan Sriwijaya FC. Sebab, midfielder kelahiran Monrovia, 7 Maret 1985 memang menjadi roh permainan SFC. Posisinya di tim tak terganti. Tak pelak, Zah menjadi salah satu pemain terbaik Liga Indonesia, karena “sihirnya”tersebut.

Nah, ada satu hal yang membuat gelandang timnas Liberia ini penasaran. Yaitu, baru mencetak satu gol home. Itu pun saat mengalahkan Persita Tangerang 6-0. Zah justru moncer di laga away. Hingga match day ke-16, suami Rasheeda ini telah mengemas 8 gol. Tujuh diantaranya dicetak pada laga away “Saya ingin banyak cetak gol dilaga home. Mungkin lawan PSMS adalah peluang saya untuk kembali mencetak gol,” ungkap Zah Rahan, kemarin (30/10).

Pertemuan dengan Ayam Kinantan-julukan PSMS, memberi kenangan manis pada the best player Liga Indonesia XIII. Sebab, dirinya sukses mencetak gol kelas dunia, ke gawang Markus Horison (mantan kiper PSMS yang kini membela Persik Kediri).Tepatnya saat final Liga Indonesia XIII di stadion Jalak Harupat Bandung, 10 Pebruari lalu. Gol Zah tercipta via tendangan lambung dari sektor kiri separuh lapangan. Saat itu, Markus meninggalkan gawangnya. “Saya tidak menyangka bisa melakuknnya. Mungkin, kalau ada kesempatan saya akan coba lakukan lagi,” kenang mantan pemain Persekabpas ini.

Nah, ambisi Zah Rahan bisa terulang saat menjamu PSMS besok petang (1/11). Namun, pria berpostur164 cm /50 kg mengaku bakal sulit menghadapi PSMS. “Mereka punya pemain bagus. Tapi, yang terpenting kami harus menang,” pungkasnya.Ambisi tinggi juga diusung Tsimi Jacques. Duel lawan PSMS adalah debut perdananya mengenakan jersey SFC di laga resmi. Mantan pemain Canone Spirit Yaounde, bertekad untuk menjadi benteng tangguh. “Saya ingin tampil baik. Bisa melaksanakan tugas pelatih. Itu kepercayaan dan tanggung jawab bagus saya pribadi,” tukasnya.

Kamis, 30 Oktober 2008

Elie Paling Mengancam

SAAT ini PSMS Medan bukanlah kelas raksasa. Tim berjuluk Ayam Kinantan sangat minim bintang. Tidak seperti 2007 lalu, yang hampir semula lini dihuni pemain berkelas. Dari capaian hingga match day ke-16, tim berdiri sejak 21 April 1950 hanyalah tim penghuni zona degradasi (posisi ke-16).

Namun, Ayam Kinantan tetap bertaji. Ada satu pemain yang punya reputasi mentereng. Punya pengalaman nasional sekaligus internasional. Dialah Elie Aiboy. Salah satu punggawa timnas Merah Putih paling senior. Elie Aiboy adalah pemain PSMS paling diwaspadai Sriwijaya FC. Tak hanya lincah dan licin, gelandang sayap kelahiran 20 April 1979 punya assist maut. Akurasi umpan-umpannya sangat tajam. “Elie pemain berhaya. Kami akan memberikan perhatian khusus padanya nanti,” ungkap coach Sriwijaya FC Rahmad Darmawan, kemarin (29/10).

Menurut pelatih 41 tahun, pemain asal Papua in memang punya pengalaman luas. Itu memberikan kematangan, sekaligus kelebihan pada diri seorang Ellie Aiboy. Praktis, pelatih asal Metro Lampung, mengungkapkan salah satu kunci mematikan Ayam Kinantan, adalah dengan menghentikan Elie Aiboy.“Sebenarnya, tidak ada tim lemah. Semuanya kuat. Perbedaan klasemen, sama sekali tidak ada pengaruh. Buktinya, PSMS bisa mengejutkan Persik Kediri dengan gol pertama,” tandas Rahmad.

Nah, seperti apa Elie Aiboy? Ternyata memang benar, bahwa pemilik postur 170cm/65 kg sarat pengalaman. Pernah memperkuat 8 tim. Masing-masing PSB Bogor (1997-1998), Persipura Jayapura (1998/1999), Semen Padang (1999-2002), Oersija Jakarta (2002-2004), Selangor FC (2005-2006), Arema Malang (2007), Selangor FC (hingga Agustus 2008), dan sekarang PSMS Medan.Tampil bersama tim Garuda, sebanyak 33 caps. Sebagai seorang gelandang sayap, Elie Aiboy ikut mencetak 7 gol. Ingat, pada piala Asia 2007 lalu, Elie menyumbang satu-satunya gol ketika tim Merah Putih berhadapan dengan raksasa Asia, Arab Saudi di penyisian grup D. Sayang, Indonesia kalah 1-2.

“Kami akan berusaha mencuri poin di sini. Meski sebenarnya sangat sulit, menghadapi tim juara,” ungkap Elie Aiboy. Sebenarnya, para legiun asing PSMS juga berbahaya. Diantaranya duet striker Leonardo Martin Dineli alias Zada (Brasil). Serta Henry Makinwa, eks striker timnas Nigeria yang telah membukukan catatan 8 caps dan 4 gol.

Masih Rahasiakan Strategi

Baryadi Gelontor PSMS Rp10 Juta

PALEMBANG-Coach Sriwijaya FC Rahmad Darmawan bisa bernafas lega. Sebab, kondisi Oktavianus dan Reswandi mulai membaik. Bahkan, kemungkinan besar keduanya dapat tampil saat menjamu PSMS Medan, Sabtu (1/11) nanti.Maklum, sebelumnya pelatih 41 tahun ini harus berpikir keras. Sebab, salah satu pilar pentingnya Obiora Richard tidak bisa tampil. Gelandang serang asal Nigeria ini absent karena akumulasi kartu. Padahal, peran Obiora sangat vital.

Namun, pelatih asal Metro Lampung belum merinci strategi apa yang akan diterapkannya menjamu tim berjuluk Ayam Kinantan. Menurutnya, masih ada kesempatan dua hari untuk melihat kesiapan Isnan Ali dkk.“Yang pasti, kami tidak ingin kalah di laga terakhir putaran I. Saya pikir, anak-anak tentu tahu dan sepakat untuk menjaga citra di Jakabaring,” ungkap Rahmad, kemarin (29/10).

Kekuatan tim berjuluk Laskar Wong Kito, makin stabil. Sebab, defender anyar Tsimi Jacques Joel Patrick, dipastikan bisa tampil. Memang belum tahu bagaimana perfoma mantan pemain Canone Spirit Yaounde (liga Kamerun) di lapangan. Namun, Rahmad yakin Tsimi akan menunjukkan kelasnya. “Sekarang, kami juga memperbanyak sesi games. Ada beberapa celah yang mesti kami perbaiki lagi,” pungkasnya.Nah, para punggawa SFC sendiri sudah berbalut optimisme tinggi. Mereka sudah berikrar sepakat, untuk menang dihadapan supporter sendiri. Mereka ingin menebus kekalahan away 1-2 atas Arema Malang, Senin (27/10) lalu. “Bermain dihadapan suporter, memberikan semangat bagi kami. Jadi, kami akan berusaha untuk menyenangkan suporter,” ungkap Isnan Ali.

Terpisah, PSMS baru petang ini akan melakoni latihan. Meski sebenarnya mereka sudah berada di Palembang sejak Selasa (29/10) lalu. Bahkan, tadi malam mereka dapat jamuan special dari manajer SFC MC Baryadi. Yaitu makan malam bersama di Hana Rasa restaurant.Tidak sekadar makam malam, tapi manajer double winners ini menggelontor Andhika Yudhistira dkk dengan segepok uang. Jumlahnya Rp 10 juta. “Itu hanya uang pulsa. SFC dan PSMS ini satu saudara. Saya pribadi adalah sahabat dengan Pak Sihar Sitorus (manajer PSMS, red),” ungkap Baryadi.

Para punggawa PSMS sendiri, masih terus me-refresh diri. Mereka tidak puas sekadar makam malam. Setelah Baryadi pulang, Erick William dan anak-anak asuhnya langsung meluncur ke Zinc CafĂ© di komplek Palembang Square (PS). “Sekalian merasakan suasana malam Palembang, yang sangat bagus ini,” ungkap Erick terkekeh.

Rabu, 29 Oktober 2008

Hawa Panas!

Jelang Battle of Sumatera

DUEL Sriwijaya FC versus PSMS Medan, digelar Sabtu (1/11) mendatang. Namun, atmosfernya mulai panas sejak, Selasa (28/10). Maklum, kedua tim ini menyisahkan historis yang panjang. Sebab, keduanya sama-sama berasal dari Sumatera.
Bahkan, pertemuan kedua tim selalu diembel-embel dengan tajuk Battle of Sumatera. Atau Derby Macan Sumatera. Atau sederet tajuk lainnya, yang memantik emosional kedua kubu.Sejak Laskar Wong Kito-julukan SFC pindah markas ke Jakabaring 2005 lalu, telah terjadi 11 pertemuan diajang resmi. Empat di Copa Indonesia, tujuh di Liga Indonesia. Hasilnya, SFC mengemas 4 kali menang, 4 seri, 3 kalah. Ayam Kinantan-julukan PSMS, meraup 2 kali menang, 4 seri, dan lima kalah. Pada laga pra musim Indonesia Super League (ISL), Selasa 24 Juni lalu, tim asuhan Rahmad Darmawan menang 2-1.Namun, hanya sebatas eksebisi. Sebab, saat itu PSMS (saat ditangani Iwan Setiawan).

“Tapi, ini bukan ujicoba lagi. Kami harus menutup putaran I dengan kemenangan. Artinya, kami harus menang lawan PSMS,” ungkap coach SFC Rahmad Darmawan, kemarin (28/10).Battle of Sumatera part 12, diprediksi bakal panas. Sebab, kedua tim sama-sama terluka di laga terakhir. Senin (27/10), SFC kalah 1-2 dari Arema Malang. Sedangkan Selasa (28/10), PSMS juga kalah 1-2 dari Persik Kediri. Apalagi, derby ini adalah laga terakhir keduanya menutup putaran I. Perbedaan klasemen, bukan jaminan SFC bakal menang. Saat ini, SFC berada di posisi ke-3 (mengemas 30 poin). Sementara PSMS di zona degradasi posisi ke-16 (hanya 11 poin).“PSMS punya beberapa pemain bagus. Diantaranya Ellie Aiboy, dan Zada Leonardo (Marthin). Tapi, saya sudah siapkan strategi untuk memenangkan laga ini,” pungkas pelatih 41 tahun.Menurut Rahmad, jangan remehkan PSMS hanya karena bermain home. Sebab, tim yang kini diasuh Erick William, pernah berpesta di Jakabaring. Tepatnya first leg Copa Indonesia II edisi 2006. Saat itu (17/5/06), SFC justru kalah 1-3.Erick William sendiri bertekad curi poin. Apalagi, pelatih asal Australia musim 2005 lalu, justru pernah menukangi SFC. Namun, gagal mengangkat prestasi Laskar Wong Kito.

Patron 3-4-3 atau 3-4-1-2, bakal dipakainya untuk membombardir gawang SFC. Namun, diantara dua skema tersebut, Erick masih menunggu hingga pemantapan di Jakabaring, besok (30/10). “Itu akan saya putuskan setelah latihan terakhir. Saya juga harus melihat kesiapan pemain. Yang pasti, kami ingin mencuri poin di Jakabaring,” tukas Erick dalam situs resmi PSMS.

Selasa, 28 Oktober 2008

Gagal Gusur Persiwa

(2) Arema v Sriwijaya FC (1)

SIDOARJO - Sriwijaya FC (SFC) menyia-nyiakan peluang untuk menyalip Persiwa Wamena, dari posisi runner up paruh musim Indonesia Super League (ISL) 2008/2009. Kemarin (27/10) di Gelora Delta Sidoarjo, tim berjuluk Laskar Wong Kito kalah 1-2 (1-1) dari tuan rumah Arema Malang.Untuk sementara, tim asuhan Rahmad Darmawan masih tertahan di posisi ke-3.

Mereka mengemas 30 poin, dari 17 match yang telah mereka lakoni. Namun, posisi ini jelas tidak aman. SFC bisa tergusur ke posisi ke-4, bahkan ke-5. Sebab, Persija Jakarta (mengemas 29 poin/posisi ke-5) dan Persijap Jepara (mengemas 28 poin/posisi ke-6), paling rawan mengancam jika beruntung dilaga sisa mereka.Persija sendiri menyisahkan dua home mudah. Masing-masing lawan Persita (30/10), dan Persijap (2/11). Jika menang semua, tentu berpengaruh terhadap posisi SFC. Kalau pun SFC menang lawan PSMS, tak cukup mempertahankan tim ini diperingkat ke-3. Sedangkan Persijap semua laga tersisa away. Masing-masing lawan Persib (30/10), Persija (2/11), dan Persitara (8/11).“Arema sebenarnya bermain sederhana. Tapi, mereka lebih unggul power. Itu yang membuat kami kalah fight,” aku Rahmad Darmawan.

Bagi Arema, ini kemenangan terpenting. Sebab, mereka naik satu strip ke posisi ke-8. Ini obat penebus atas kegagalan dua away, saat melakoni tur maut di Papua (lawan Persipura dan Persiwa). “Anak-anak menunjukkan semangat tinggi. Mereka telah bangkit dan mau kerja keras untuk kejar kemenangan,” tukas Coach Arema Gusnul Yakin.Sebenarnya, SFC sempat mengejutkan tuan rumah, via gol Keith Kayamba menit ke-22. Umpan silang Ngon a Djam dari sektor kanan, tidak disia-siakannya. Lepas dari pengawalan pemain belakang Arema, striker asal St Kitt n St Nevis leluasa melakukan shooting.

Namun, keunggulan SFC tak berlangsung lama. Arema mampu membalasnya via Emalue Serge menit ke-39. Dengan cerdik, Serge melepaskan tendangan lambung terarah, disaat kiper SFC Ferry Rotinsulu terlalu maju dari gawangnya.

Dewi Fortuna akhirnya berpihak pada Arema. Menit ke-49, giliran striker muda Arief Suyono memperbesar keunggulan Arema. Umpan silang yang diberikan Souleymane Traore, dia akhiri dengan sempurna. Skor 2-1 untuk Arema, tidak berubah hingga peluit terakhir ditiup wasit Rajamudin Aspiran.

“Pemain Arema bermain disiplin. Mereka mau mengejar bola. Jujur, Arema memang pantas memenangkan laga ini,” puji pelatih asal Metro, Lampung.Dalam laga tersebut, Rahmad batal menurunkan defender anyar Tsimi Jacques. Menurutnya, kondisi tim saat itu tidak efektif. Dirinya tidak mungkin bermain bertahan, di saat tim sedang ketinggalan gol.

“Sebenarnya, Tsimi akan saya turunkan saat kedudukan imbang. Tapi, kecolongan satu gol di babak kedua, mengubah pikiran saya. Kami harus tampil lebih menyerang. Ternyata gagal membalasnya,” lanjutnya. Namun, pelatih double winners ini memastikan kalau Tsimi akan tampil saat menjamu PSMS Medan, Sabtu (1/11) mendatang. Kemenangan menjadi harga mati. Tak hanya status tuan rumah, tapi Laskar Wong Kito bertekad mengakhiri putaran I dengan posisi ke-3. “Itu tergantung dengan hasil laga Persija dan Persijap. Jika keduanya sukses menang, kami harus rela berada di urutan ke-4 atau ke-5,” pungkasnya. “Kami tidak perlu terpengaruh dengan hasil laga tim lain. Yang penting, kami harus menang di home lawan PSMS,” timpal defender Charis Yulianto.

Bisa Disalip Persija

Obiora Absen Lawan PSMS

PALEMBANG - Posisi Sriwijaya FC dipapan atas tidak aman. Tim berjuluk Laskar Wong Kito, rawan tergusur. Bahkan, melenceng jadi posisi ke-5. Sebab, kalah 1-2 dari Arema Malang, kemarin (27/10), benar-benar merusak skenario happy ending.

Alih-alih menggeser Persiwa Wamena dari runner up paruh musim. Posisi Isnan Ali dkk ada kemungkinan disalip Persija Jakarta. Sebab, Macan Kemayoran (julukan Persija) menyisakan dua home. Masing-masing lawan Persita, Kamis (30/10) dan Persijap Jepara, Minggu (2/11).

“Tapi, untuk bertahan dipapan atas, kami punya peluang besar. Kami sepakat, tidak akan melepas kemenangan lawan PSMS, 1 November mendatang,” ungkap coach SFC Rahmad Darmawan.SFC wajib menang lawan Ayam Kinantan (julukan PSMS). Sebab, itu adalah cara terakhir untuk tetap bertahan di posisi ke-3 paruh musim Indonesia Super League (ISL) 2008/2009.

Tapi, kemenangan tidak cukup tentunya. Sebab, jika Persija menang di dua home, tim double winners harus menerima posisi ke-4. Lebih parah jika Persijap Jepara menang di tiga laga terakhir. SFC justru harus rela di posisi ke-5.Hanya, kecil kemungkinan Persijap untuk menggeser SFC. Sebab, tiga laga sisa tim asuhan Djunaedi, adalah away. Masing-masing lawan Persib Bandung, Kamis (30/10), lawan Persija, Minggu (2/11), dan lawan Persitara Jakarta Utara, Sabtu (8/11).

“Persaingan belum usai. Kami tidak pernah berhenti untuk mengejar kemenangan di setiap laga. Meski terkadang hasilnya tidak sesuai yang diharapkan,” sambung pelatih 41 tahun.Cobaan pun kembali mendera SFC. Lawan PSMS, tidak akan diperkuat gelandang serang Obiora Richard. Pemain asal Nigeria menjalani hukuman akumulasi kartu. Kemarin (27/10), Obiora mendapat satu kartu kuning. Sebelumnya Obi-sapaan karibnya, telah mengantongi satu kartu kuning. “Kami akan manfaatkan laga home. Saya harap anak-anak mengerti dengan kondisi tim, yang memang butuh tiga poin di laga terakhir putaran I,” pungkasnya.

Senin, 27 Oktober 2008

Ingin Happy Ending

Arema v Sriwijaya FC

SIDOARJO - Happy ending. Inilah harapan Sriwijaya FC (SFC) menutup putaran I Indonesia Super League (ISL) 2008/2009. Tak heran, tim berjuluk Laskar Wong Kito mematok tiga poin pada away terakhir, meladeni Arema Malang di Gelora Deltra Sidoarjo, petang nanti pukul 15.30 WIB.

Donasi tiga poin di match day ke-16 sangat penting. Sebab, tim asuhan Rahmad Darmawan bisa lebih mudahmemuluskan jalan menjadi runner up capolista. Sekaligus menyalip Persiwa Wamena, yang saat ini membuntut dibawah juara paruh musim Persipura Jayapura.

“Jika kami menang lawan Arema, insya Allah semua jadi lebih mudah. Tinggal menjaga kemenangan lawan PSMS Medan di Jakabaring, 1 Nopember mendatang,” ungkap Coach Rahmad Darmawan, kemarin (26/10).

Pelatih 41 tahun ini berbalut optimisme tinggi. Kondisi tim sangat meyakinkan. Minus Ambrizal, bukan problem penting. Sebab, defender anyar Nsimi Jacques Joel Patrick bisa diturunkan sebagai penggantinya. Tembok lokal Syafruddin dan Slamet Riyadi pun on fire. Terutama untuk melapis Tsimi, jika defender Kamerun ini belum “nyetel”.

Lini depan pun bakal lebih hidup. Keith Kayamba Gumbs yang telah terbebas dari hukuman akumulasi kartu, bisa duet lagi dengan Ngon a Djam. Sedangkan Obiora Richard bisa kembali ke posisi gelandang sayap. Saling berkolaborasi dengan Zah Rahan sebagai second striker.

“Arema punya pemain timnas dan mantan timnas berpengalaman. Empat asingnya pun bagus. Saya pikir, itu kelebihan Arema yang mesti kami waspadai,” lanjut pelatih asal Metro, Lampung.

Toh begitu, Rahmad menginstruksikan pada M Nasuha dkk untuk langsung fight. Bahkan, bila perlu mencetak gol cepat. Tambahan satu poin usai meladeni Persik Kediri 2-2, Kamis (23/10) lalu, jadi modal penting.

“Tapi, saya harap anak-anak bisa bermain lebih sabar. Jangan terpancing dengan gaya Arema yang biasanya sangat keras dan cepat,” pungkas pelatih double winners.

Defender SFC Charis Yulianto, paling bernafsu jika meladeni Arema. Dirinya bertekad untuk mengulang episode babak 8 besar Liga Indonesia XIII, 23 Januari lalu. Di Gelora Delta ini juga, SFC membungkam Arema 2-0. Charis sendiri mencetak satu gol. Satu gol lagi via Christian Lenglolo (sekarang pemain Persema Malang). Itulah kekalahan yang membuat hati puluhan ribu Aremania-suporter Arema, jadi teriris-iris.

“Arema tidak diperkuat suporter mereka. Ini sebuah keuntungan bagi kami, untuk bermain lepas,” tukas Charis, yang justru pernah dibesarkan Arema.

Sementara, Arema juga mengusung misi menang. Tidak bermain di Kanjuruhan, markas Arema, bukan patokan kalah. Bahkan, Coach Gusnul Yakin lantang mengatakan bahwa kemenangan atas SFC adalah target permanen. “Kunci Sriwijaya FC hanya satu. Jangan lepas kawalan dengan empat pemain asing mereka,” ucap Gusnul yakin.

Pelatih asli Malang, memang memberi ultimatum khusus pada Fandi Mochtar dkk. Yaitu matikan pergerakan duet Ngon a Djam dan Kayamba. Tempel ketat Zah Rahan dan Obiora, juga sebuah keharusan. “Kami harus main man to man. Empat pemain asing Sriwijaya sangat dominant. Jika lepas, maka sulit bagi kami untuk menghentikan mereka,” sambung mantan pelatih Persibo Bojonegoro.

Gusnul hanya pandang sebelah mata dengan pemain lokal Laskar Wong Kito. Menurutnya, anak-anak asuhnya bisa mengimbangi pemain lokal SFC. “Bukan meremehkan. Tapi, saya yakin pemain saya bisa duel dengan pemain lokal SFC. Target waspada kami hanya empat asing saja,” pungkasnya.
Striker lokal Arief Suyono, justru lebih merendah. Pemain timnas Merah Putih, justru lebih “melek”. Terutama sulitnya menjebol tembok kokoh seperti Charis Yulianto.

“Saya tahu bagaimana Bang Charis (Yulianto). Dia pemain tangguh. Di timnas, sangat dihormati dan jadi panutan kami pemain muda. Tidak mudah menembusnya,” tukas Arief, yang kini mengemas 3 gol.

Tugas Perdana Tsimi

SRIWIJAYA FC dapat “darah segar”. Kehilangan defender Ambrizal (akumulasi kartu kuning), segera dapat ganti. Defender anyar Tsimi Jacques Joel Patrick dipastikan bisa tampil lawan Arema, petang ini pukul 15.300 WIB. Sebab tim berjuluk Laskar Wong Kito sudah mengantongi surat pengesahan dari Badan Liga Indonesia (BLI).Coach Rahmad Darmawan pun lega. Setidaknya, tenaga mantan pemain Canone Spirit Yaounde FC (Liga utama Kamerun) bisa digunakan untuk meng-cover keroposnya lini pertahanan. Sebab, lawan Arema Malang tidak bisa dengan kekuatan terbatas. Bagaimana pun, tim double winners tetap butuh pertahanan solid. Pelatih 41 tahun menginsyaratkan untuk menjadikan Tsimi sebagai starter.“Tapi, saya tetap melihat kebutuhan tim. Apalagi Dia (Tsimi, red) baru bergabung. Jika tidak mendesak, saya mungkin akan turunkan pemain yang lebih siap dulu,” ungkap Rahmad Darmawan, kemarin (26/10).Maklum, defender kelahiran Kamerun, 9 Januari 1984 belum “nyetel”. Tidak ada drill spesial yang diberikan Rahmad pada defender berpostur 195 cm. Namun, bukan berarti Tsimi berpangku tangan. ”Nsimi rajin latihan. Saya pikir, dia sudah menyiapkan diri dengan maksimal. Tetap ada kemungkinan untuk ditampilkan,” pungkas pelatih asal Metro, Lampung.Rahmad sendiri belum merinci performa Tsimi. Sebab, pemain 21 tahun memang baru 2008 ini saja bermain di Indonesia Super League (ISL). Namun, bukan berarti tutup mata dengan reputasi Tsimi. Apalagi musim 2007 lalu, membela Canone Yaounde, klub raksasa Liga Kamerun. “Kepercayaan coach adalah tanggung jawab. Saya pribadi, tentu ingin membayar kepercayaan tersebut,” tukas Tsimi kepada Sumatera Ekspres. Andai benar jadi starter, tugas Tsimi tidak berat. Dia (bersama Charis Yulianto, Christian Worabay, dan Isnan), harus menjadi tembok kokoh. Harus berani fight untuk duel dengan bomber-bomber Singo Edan-julukan Arema. Tak hanya Emalue Serge, tapi dengan para gelandang serang seperti Solaimane Traore atau potensi local Arief Suyono.“Saya tahu Serge (Emalue Serge-bomber Arema, red). Dia striker sangat berbahaya. Tapi, saya tahu apa yang menjadi tugas saya,” pungkas defender yang dikontrak hingga Mei 2009.

Jaga Ketat Serge!

EMALUE Serge Ngomgoue adalah striker Arema paling berbahaya. Coach Sriwijaya FC Rahmad Darmawan menginstruksikan jaga ketat pemain asal Kamerun. Sebab, Serge tetap menakutkan jika sudah di kotak penalti.Tapi, bukan berarti pelatih 41 tahun tutup mata dengan pemain Arema lainnya. Para second striker tim asuhan Gusnul Yakin, justru punya skill lebih. Terutama gelandang serang Soulaymane Traore (2 gol) dan striker muda Arief Suyono (2 gol). “Laga ini bakal ketat. Semua pemain Arema berbahaya. Butuh kerja keras untuk bisa memenangkan laga ini,” ungkap Rahmad Darmawan, kemarin (26/10).Untung Arema tidak lagi diperkuat Emile Bertrand Mbamba. Striker Timnas Kamerun U-23 memang sudah didepak, akibat skorsing 5 tahun dari Komdis PSSI. Setidaknya, mengurangi kinerja lini depan tim asuhan Gusnul Yakin. Serge sendiri sebenarnya masih trauma. Bayang-bayang cedera parah yang menghantam tulang kering kaki kanannya sejak 2006 lalu, masih membekas. Terlihat jelas di setiap laga Arema, kalau Serge selalu bermain save. Buktinya, hingga match day ke-15, pemain terbaik Copa Indonesia I (2005) baru mencetak dua gol saja. Masing-masing ketika menang 2-0 atas PSM Makasar (18/8), dan kalah 1-2 dari Persik Kediri (11/10). “Sulit mencetak gol atas Sriwijaya. Mereka punya pertahanan solid. Tapi, mereka juga sering kebobolan,” tukas Serge.

Minggu, 26 Oktober 2008

Hanya Bisa Salip Persiwa

Besok Pukul 15.30 WIB, Arema v Sriwijaya FC

PALEMBANG - Sriwijaya FC harus berjuang lebih sabar untuk jadi yang teratas. Untuk sementara, tim asuhan Rahmad Darmawan harus merelakan tampuk capolista dipegang Persipura Jayapura alias Mutiara Hitam. Sebab, kemarin (25/10), Persipura menang 2-0 atas saudaranya Persiwa Wamena pada derby pamungkas. Tim asuhan Jacksen F Tiago (Liberia) sendiri menjadi juara paruh musim Indonesia Super League (ISL) 2008/2009 dengan mengemas 39 poin.Tetapi, Laskar Wong Kito--julukan SFC-- bisa mengakhiri putaran I dengan predikat runner up. Isnan Ali dkk punya kesempatan menyalip Persiwa, yang saat ini berada di posisi runner up (mengemas 35 poin). Syaratnya, menang di dua laga terakhir, tanpa terkecuali (maksimal 36 poin).“Jika kami menang lawan Arema dan PSMS, kami bisa menyingkirkan Persiwa. Semoga kami bisa melakukannya,” ungkap coach Rahmad Darmawan, kemarin (25/10).

Maklum, SFC memang menyisakan dua laga. Kans sukses (enam poin) sebenarnya masih fifty-fifty. Sebab, tidak mudah menaklukkan Singo Edan--julukan Arema. Apalagi, tim asuhan Gusnul Yakin sedang dirasuki spirit tinggi pascamenekuk PSMS Medan 4-3.Berdasarkan statistika pertemuan kedua tim, SFC lebih unggul dalam dua tiga musim terakhir. Lima kali pertemuan, SFC dan Arema sama-sama mengemas sekali memang, sekali kalah. Sisanya imbang. Pada babak 8 besar Liga Indonesia XIII, 23 Januari lalu, SFC menang 2-0 atas Arema di Gelora Delta Sidoarjo. Misinya, SFC akan mengulang memori manis tersebut. Sebab, match day ke-16 ini, kebetulan juga digelar di Gelora Delta. “Kami akan manfaatkan ketidakhadiran Aremania (julukan suporter Arema, red). Saya harap, anak-anak tampil lebih lepas dan tenang,” pungkas pelatih asal Metro, Lampung, ini.Beruntung Keith Kayamba bisa tampil. Striker asal St Kitt n St Nevis telah terbebas dari hukuman akumulasi (dua kartu kuning). Toh begitu, SFC juga pasang rambu-rambu waspada. Sebab, pertahanan sedikit timpang pascaditinggal Ambrizal (sanksi kartu merah). Meski Syafruddin dan Slamet Riyadi bisa dijadikan pelapis.Sedangkan defender anyar Nsimi Jacques Joel, kemungkinan belum bisa tampil. Hingga pukul 21.00 WIB tadi malam, mantan pemain Canon Spirit Yaounde FC (Liga utama Kamerun) belum mengantongi surat pengesahan dari Badan Liga Indonesia (BLI). “Kami tim kompak. Semua pemain punya ambisi untuk menang. Saya pribadi yakin, SFC bisa menang lawan Arema,” timpal winger Christian Worabay.Terpisah, moncong Singo Edan sudah terngangah lebar. Mereka berkoar untuk ambil kemenangan. Evaluasi besar-besaran dilakukan Coach Gusnul Yakin hanya demi meladeni SFC. “Kami membuat skema pertahanan yang solid. Menyerang saja tidak cukup. Tapi, pertahanan kami harus solid untuk menahan gempuran striker Sriwijaya,” aku Gusnul.
Pelatih yang mengantar Arema jadi juara Galatama edisi 1992, mewajibkan Arief Suyono dkk untuk pressing ketat terhadap para punggawa SFC. Termasuk memberi perhatian khusus pada playmaker SFC, Zah Rahan Krangar.“Kami sudah lakukan simulasi game. Termasuk cara menghentikan Zah rahan. Dia itu pemain kunci. Saya pikir, jika dimatikan maka SFC bisa dikalahkan,” pungkas pelatih asal Malang.

“Pembunuh” di Laga Away

SRIWIJAYA FC memang beruntung memiliki Zah Rahan Krangar. Playmaker kelahiran Monrovia Liberia, 7 Maret 1985 adalah nyawa bagi Laskar Wong Kito-julukan SFC. Tak sekadar inspirator serangan, the best player Liga Indonesia XIII (2007), kerap mencetak gol.Ingat, duet Ngon a Djam-Keith Kayamba biasanya moncer di laga home. Namun, jika laga away, keduanya menjadi target lawan untuk dimatikan. Akibatnya, duet striker plontos yang telah mengemas 15 gol hingga match day ke-15, kerap kehilangan sentuhan. Ngon sendiri baru mengemas satu gol away. Delapan gol lainnya, dilaga home.Tapi, Zahan Rahan bisa menjadi “pembunuh” pengganti. Gelandang timnas Liberia ini bisa diharapkan jadi goal gatter. Terutama dilaga away, saat duet Ngon-Kayamba tidak banyak berkutik. Atau ketiga gelandang serang Obiora Richard, sedang under form.‘Sekarang, pemain manapun punya kesempatan untuk mencetak gol. Ambrizal sudah melakukannya. Zah Rahan dan Obiora juga. Kesempatan bisa datang dari siapa saja,” ungkap coach SFC Rahmad Darmawan, kemarin (25/10).Soal Zah Rahan, pelatih 41 tahun ini mengacungkan dua jempol. Maklum, enam gol Zah Rahan, semuanya ditorehkan di laga away. Masing-masing dua gol saat menang 2-1 atas Persiba (18/10). Satu gol saat 2-1 atas PSM Makasar (26/9), satu gol mengalahkan PSIS 2-1 (6/10). Satu gol lagi saat kalah 1-2 dari Pelita Jaya (9/10). Serta satu gol saat imbang 2-2 dengan Persik Kediri (23/10).Tapi, Rahmad cukup khawatir. Sebab, Zah selalu menjadi target setiap lawan untuk dikawal. Hanya, biasanya pemilik jersey 10, bisa lepas dari kawalan. Mungil namun punya skill diatas rata-rata, performa Zah terlihat memang lebih alot. “Kami memang beruntung memiliki pemain seperti Zah. Saya harap, dia bisa berperan mencetak gol ke gawang Arema nanti,”tandas pelatih asal Metro, Lampung.Cetak gol ke gawang Arema, adalah misi pribadi Zah Rahan. Dirinya berhasrat untuk membawa SFC keposisi stabil. Termasuk menjaga keseimbangan dengan pemuncak paruh musim, Persipura Jayapura. “Saat ini, kami tidak bisa mengejar Persipura. Tapi, bertahap akan kami lakukan diputaran II nanti,” ungkap Zah Rahan.

Sabtu, 25 Oktober 2008

Singo Edan Full Power

AREMA Malang jadi ancaman serius Sriwijaya FC. Super big match memang digelar di Gelora Delta Sidoarjo, Senin (27/10) mendatang. Ini bukan kandang Singo Edan-julukan Arema. Bahkan, tim asuhan Gusnul Yakin tidak akan disuport Aremania-julukan suporternya. Sebab, laga ini laga usiran.

Namun, Laskar Wong Kito (julukan SFC) patut waspada. Sebab, juara Copa Indonesia edisi 2005 dan 2006, tampil full power. Tidak ada pemain absen. Baik cedera ataupun akumulasi kartu.

“Sriwijaya FC lawan terberat kami. Tapi, kami tidak berniat untuk kalah lagi. Kami juga butuh poin,”ungkap coach Arema Gusnul Yakin, seperti dilansir Radar Malang (grup koran ini, red), kemarin (24/10).

Arema hanya diperkuat 4 pemain asing saja. Mereka adala Emelue Serge (striker), Soulaymane Traore (midfielder), Aoron Nguimbat (defender), dan Fallah Benson (midfielder). Sedangkan Emille Bentrand Mbamba (striker), sudah duputus kontrak (akibat skorsing 5 tahun komdis PSSI).

Tapi, tim berdiri sejak 11 Agustus 1987 punya pemain muda potensial. Musim ini, Gusnul memang mengandalkan para talenta muda. Richie Pravita Hari, Arief Suyono, Fandi Mochtar, Ahmad Bustomi, dan Ahmad Jufrianto adalan pemain muda yang selalu jadi starter. “Mereka (pemain muda, red) menunjukkan banyak kemajuan. Saya makin yakin, apalagi kami mengantongi kemenangan (4-3, red) atas PSMS,” lanjut Gusnul.

Gusnul Yakin termasuk pelatih berpengalaman. Ini musim keempat bagi pelatih kelahiran 17 Maret 1956, menangani Arema. Dia juga pernah menangani Singo Edan pada 1991, 1995, dan 2002. Prestasi terakhir, mengantar Persibo Bojonegoro jadi juara divisi I 2008.

Sriwijaya FC sendiri telah 5 kali bersua Arema sejak 2005 lalu. Hasilnya SFC dan Arema sama-sama meraup sekali menang, sekali kalah. Tiga lainnya seri. Kemenangan terbesar SFC, saat mengalahkan Arema 2-0, pada babak 8 besar Liga Indonesia XIII (23 Januari 2008) di Gelora Delta Sidoarjo.“Kami akan bermain lepas. Apalagi semua problem teknis (soal gajian, red) sudah beres. Jadi, kami akan mengulang kemenangan di Sidoarjo,” tukas defender SFC Charis Yulianto.

Tiket Home SFC Didiskon 7,5%

TIKET home Sriwijaya FC di-diskon 7,5 % dari harga biasa. Berlakunya mulai laga lawan PSMS Medan, Sabtu (1/11) mendatang. Namun, pemotongan harga hanya berlaku jika membeli menimal 10 lembar tiket. Itu pun harus membeli di sekretariat SFC, kompleks Palembang Square (PS). Ada alasan mengapa PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) memberi diskon. Sebab, selama ini PT SOM mencetak 23.800 lembar tiket. Namun, yang terjual berkisar 16 hingga 18 ribu tiket saja. Praktis, ada lebih kurang 5 ribu tiket yang tidak terjual.

Padahal, hasil penjualan tiket sangat mengembirakan. Menurut manajer tim SFC, rata-rata Rp 250 juta bersihnya hasil penjualan tiket tersebut. Sayangnya, sisa 5 ribu tiket justru tidak terjual. “Itukan mubasir saja. Sementara, supporter yang masuk lebih dari 25 ribu suporter. Jadi, dari pada mubasir, kami diskon sajalah,” ungkap manajer MC Baryadi, kemarin (24/10).

Gelora Sriwijaya Jakabaring-home base SFC-memang selalu over kapasitas. Catatan di panpel home SFC, jumlah penonton lebih dari 30 ribu orang. Sementara, jumlah tiket yang laku maksimal 18 ribu lembar saja. “Biasakan membeli tiket. Itukan bentuk dukungan pada SFC. Apalagi ini sudah di-diskon,” pungkas pengusaha asal Sleman (Yogyakarta).

Wijay Out, Kayamba In

GELANDANG tengah Sriwijaya FC Wijay dipastikan absen saat duel lawan Arema Malang, Senin (27/10) mendatang. Sebab, pemain berjuluk Destroyer sedang menjalani akumulasi kartu kuning.

Kamis (23/10) saat imbang 2-2 lawan Persik Kediri, pemain kelahiran Medan, 29 Desember 1982, mendapat kartu kuning. Kartu yang sama juga didapatnya saat Laskar Wong Kito-julukan SFC-menghadapi Persela Lamongan, Selasa (15/8) lalu.

Namun, coach Rahmad Darmawan tidak khawatir. Stok pemain tengah cukup mumpuni. Pelatih 41 tahun bisa berharap dengan tenaga Alamsyah Nasution. Sebab, gelandang kelahiran 11 Juni 1981 memang sudah pulih dari cedera bahu kiri. “Bila perlu, M Nasuha akan saya tempatkan sebagai pengganti Wijay untuk berduet dengan Toni (Sucipto),” ungkap Rahmad Darmawan, kemarin (24/10).

Dua pemain Laskar Wong Kito memang absen saat meladeni jamuan Arema Malang. Selain Wijay, defender Ambrizal pun absen. Seperti yang diberitakan sebelumnya, bahwa bek kelahiran 1 Pebruari 1981 diganjar kartu merah saat meladeni Persik Kediri. Tapi, Rahmad tidak merasa khawatir. Peran Ambrizal bisa di-cover Syafruddin.

“Saya percaya kok dengan anak-anak. Tapi, terkadang saya kesal dengan emosi mereka. Ini menjadi tugas saya, agar mereka selalu berhati-hati menjaga emosi,” lanjut pelatih asal Metro, Lampung.

Maklum, kartu merah Ambrizal menurut Rahmad sangat tidak perlu. Terlalu gampang, hanya karena Ambrizal melakukan protes berlebih. “Saya harap pemain bisa lebih sabar. Sebab, yang rugi akhirnya SFC sendiri,” tambahnya.

Timpang di lini tengah dan belakang, Laskar Wong Kito justru bakal solid di lini depan. Sebab, striker Keith Kayamba Gumbs sudah terbebas dari masa skorsing akumulasi kartu kuning. Duetnya bersama Ngon a Djam, kembali jadi andalan untuk menggedor pertahanan Singo Edan-julukan Arema.

Sedangkan Obiora Richard dan Zah Rahan Krangar, akan saling berkolaborasi memperkuat lini tengah. Sekaligus bertindak sebagai second striker. Ingat, disaat duet Ngon-Kayamba tampil di bawah form. Masih ada Zah dan Obiora yang siap memecahkan kebuntuan.

Apalagi Zah Rahan termasuk produktif di laga away. Total 8 gol yang dibukukan playmaker asal Liberia, hingga match day ke-15 ini. Sedangkan Obiora 3 gol. “Kami harap, keberuntungan berpihak pada kami saat lawan Arema nanti,” pungkas coach berlatar militer.

Wijay Perkuat Merah Putih

Gelandang Bertahan Sriwijaya FC, Wijay, dapat nilai plus dari coach Timnas Benny Dollo. Pemilik nomor 29 ini, akhirnya resmi dipanggil sebagai punggawa Merah Putih. Selain Wijay, ada juga Ferry Rotinsulu, Isnan Ali, dan Charis Yulianto.“Wijay tak hanya energik. Tapi, sangat potensial. Saya yakin dia mampu bersaing dengan pemain lain,” ungkap benny Dollo, kemarin (24/10).

Mengenakan jersey merah putih, memang kali pertama bagi gelandang kelahiran 29 Desember 1982. Namun, saat launching Indonesia Super League (ISL), Sabtu (5/7) lalu, pemain keturunan India andil dalam perang bintang, bersama tim Super 11 (bintang lokal) versus Fantastis 11 (bintang asing). Itulah cikal bakal coach timnas Benny Dollo memanggil pemain berkuncir panjang. “Ini kebanggaan bagi saya. Bagian terbesar dalam sejarah hidup saya sebagai pesepak bola,”ungkap Wijay.

Di Timnas, saingan Wijay dilini tengah sangat berat. Terdapat lima nama pesaing, yaitu Firman Utina (Pelita Jaya), Ponaryo Astaman (Persija), M Ilham (Persija), Elie Aiboy (PSMS Medan), dan Arif Suyono (Arema). “Saya akan berikan yang terbaik. Itu bentuk tanggung jawab saya atas kepercayaan ini,” pungkas Wijay.

Timnas senior sendiri dijadwalkan akan turun di ajang turnamen Grand Royale Challenge Cup 2008 di Myanmar, 9-15 Nopember mendatang. Turnamen di Myanmar itu merupakan uji coba resmi bagi pemain Timnas dalam rangka persiapan jelang turun di AFF Cup 2008 pada Desember mendatang.

Jumat, 24 Oktober 2008

Minus Ambrizal, Berharap Nsimi

POWER Sriwijaya FC makin timpang. Lawan Arema Malang, Minggu (26/10) mendatang, tim berjuluk Laskar Wong Kito dipastikan minus Ambrizal. Defender asal Pekanbaru Riau ini harus absen karena saat imbang 2-2 dengan Persik Kediri (23/10), diganjar kartu merah.Tak pelak, ini kerugian besar bagi tim asuhan Rahmad Darmawan. Sebab, lini pertahanan makin keropos. Padahal, Singo Edan (julukan Arema) bukan tim biasa. Tapi, tim raksasa dengan materi pemain komplet. Sekaligus penyandang dua kali juara Copa Indonesia, edisi 2005 dan 2006. Kemarin (23/10), Arema menang 4-3 atas PSMS Medan. Membuat motivasi skuadra Gusnul Yakin, makin yakin meladeni Laskar Wong Kito.“Ini tentu sebuah kerugian. Tapi, saya berharap Slamet (Riyadi) dan Syafruddin, bisa menggantikan peran Ambrizal nantinya,” ungkap Rahmad Darmawan, kemarin (23/10).Namun, Ambrizal hanya absen lawan Arema saja. Dirinya tetap tampil saat menjamu PSMS Medan, Sabtu (1/11) mendatang. Berdasarkan manual Liga Indonesia, jika dapat dua kartu kuning dalam satu pertandingan, maka hanya absen satu pertandingan berikutnya.Nah, mau tidak mau pelatih 41 tahun harus berharap pada defender anyarnya Nsimi Jacques Joel. Meski tidak langsung “nyetel”, namun Jack-sapaan karibnya, bisa diharapkan untuk membantu Charis Yulianto, Isnan Ali, dan Christian Worabay. “Semoga permasalahannya cepat beres,” pungkas pelatih asal Metro, Lampung.Sayang, kehadiran mantan pemain Canone Spirit Yaounde FC (Liga Utama Kamerun), masih jadi tanda tanya. Yayasan SFC sebenarnya mengklaim bahwa Nsimi sudah membereskan Kitas-nya di Singapura. Namun, izin kerja dari Direktorat Jenderal Imigrasi Departemen Hukum dan HAM belum keluar. Praktis, belum ada pengesahan dari Badan Liga Indonesia (BLI). “Mudah-mudahan izin kerjanya cepat beres sehingga dia (Nsimi, red) bisa segera dimainkan,” tukas Wasekum Yayasan SFC Faisal Mursyid.

Kamis, 23 Oktober 2008

Awas, Kebangkitan Macan Putih!

Persik v Sriwijaya FC

GRESIK - Sriwijaya FC (SFC) belum terusik dari posisi tiga besar Indonesia Super League (ISL) 2008/2009. Namun, pada match day ke-14, tim berjuluk Laskar Wong Kito mendapat lawan tangguh, Persik Kediri. Toh begitu, Coach SFC Rahmad Darmawan yakin menang pada duel raksasa yang digelar di Stadion Tri Dharma Petrokimia, Gresik, petang ini pukul 15.30 WIB (Rencana siaran langsung ANTV, pukul 15.30 WIB).“Dua pertandingan terakhir, anak-anak memiliki progres sangat bagus. Semoga ini berlanjut saat menghadapi Persik,” ungkap Rahmad Darmawan, kemarin (2/10).

Laskar Wong Kito punya modal besar datang ke Gresik. Terakhir, Isnan Ali dkk pesta di Jakabaring. Masing-masing menang 2-0 atas Persijap Jepara, Senin (13/1). Serta pesta pora 6-0 atas Persita Tangerang, Sabtu (18/10).

Selain itu, mereka juga telah mengantongi tiga kemenangan away. PSM Makassar, Persiba Balikpapan, dan PSIS Semarang, adalah tiga raksasa yang sudah ditaklukkan Laskar Wong Kito. Ini sudah memberi bukti bahwa tim double winners ini telah kembali ke trah mereka sebagai tim papan atas. “Persik memang kalah di dua laga terakhir. Tapi, mereka punya pemain asing kelas satu di Indonesia. Christian (Gonzales) dan Ronald (Fagundez), yang patut kami perhatikan,” sambung pelatih berusia 41 tahun ini.

Praktis, suami Dinda Etty akan menginstruksikan para pemainnya untuk tidak memberi ruang gerak pada kedua pemain itu. Apalagi, SFC minus Keith Kayamba yang menjalani hukuman akumulasi kartu. Terkait dengan kondisi nonteknis yang sedang dialami Persik, Rahmad berpendapat hal itu tidak akan berpengaruh banyak pada Persik. Justru di saat pemilukada hari ini, para Pemain Persik akan bertambah semangat. Punggawa SFC sendiri pun tidak merasa di atas angin.“Pastinya mereka akan menunjukkan loyalitas pada tim. Kami justru mewaspadai kebangkitan mereka. Walau Persik juga minus Danilo (Fernando),” timpal Charis Yulianto, yang akan diserahi Rahmad ban kapten.

Sementara itu, Persik mengincar kemenangan atas SFC. Maklum, luka tim asuhan Arcan Iurie belum mengering, pasca dua kekalahan away beruntun. Masing-masing 0-5 dari Persipura Jayapura (15/10), dan 0-1 dari Persiwa Wamena (19/10). “Kami menjadikan partai ini obat penawar luka setelah hancur lebur di Papua,” ungkap Coach Persik Arcan Iurie.Menurutnya, kalah telak 0-5 dari Mutiara Hitam--julukan Persipura--paling menyesakkan. Salah satu sejarah terburuk yang mereka alami. Praktis, kemenangan lawan SFC adalah momen untuk bangkit.

Bermain di Petrokimia Gresik, bukan problem besar bagi Persik. Meski minus Persikmania--julukan suporter Persik. “Buktinya saat menghadapi Arema (11/10) di Sidoarjo lalu, kami mampu memenangkan pertandingan 2-1,” timpal asisten Harianto.Namun, Persik sedang digoyang isu tak sedap. Terkait kondisi keuangan klub yang memburuk, manajemen menelurkan wacana untuk menjual pemain asing dan pemain bintang lokalnya. Walaupun rencana itu kabarnya akan ditinjau ulang, namun kabar itu membuat beberapa pemain asing seperti Cristian Gonzalez dan Ronald Fagundez mulai resah. Selain itu, konsentrasi manajer mereka, Iwan Budianto terpecah. Sebab, Iwan merupakan salah satu kontestan dalam pemilihan wali kota Kediri. Kabar yang berhembus, jika Iwan terpilih, Persik akan terselamatkan. “Saya rasa itu tidak mempengaruhi tim. Anak-anak tetap fokus untuk menang,” pungkas mantan kapten Persik.

Head to Head
26 Desember 2007 : Sriwijaya v Persik : 5-0 (Putaran II Liga Indonesia XIII)
10 Pebruari 2007 : Persik v Sriwijaya : 1-0 (Putaran I Liga Indonesia XIII)
31 Juli 2004 : Persijatim/Sriwijaya v Persik : 1-0 (Putaran II Liga Indonesia X)
26 Mei 2004 : Persik v Persijatim/Sriwijaya : 2-0 (Putaran I Liga Indonesia X)

Memori Kelam Rahmad

PALEMBANG - Bagi pribadi coach Sriwijaya FC Rahmad Darmawan, Stadion Tri Dharma, Petrokimia Gresik sangat angker. Tak sekalipun home base milik Gresik United (leburan Petrokimia Putra dan Persegres Gresik) memberi kemenangan pada pelatih 41 tahun.Saat menukangi Persipura Jayapura, kalah 1-2. Tepatnya 9 Agustus 2005. Namun, bukan kalah dari Persik. Melainkan dari tuan rumah Petrokimia sendiri. Saat itu, dua gol Petro dilesakkan Jose Carlos dan Christian Olivares. Sedangkan Persipura via Korinus Fingkrew.

Demikian edisi 2006, saat Rahmad menukangi Persija Jakarta. Mereka menuai hasil jeblok di babak 8 besar Liga Indonesia XII. Masing-masing 1-3 lawan Persekabpas Pasuruan (17/7). Serta imbang 0-0 dengan PSM Makasar (19/7).

“Saya selalu berdoa. Semoga Sriwijaya FC beruntung di Stadion Petrokimia ini,” ungkap Rahmad Darmawan, kemarin (22/10).Bayang-bayang memori buruk stadion Petrokimia, memuncak dibenak pelatih asal Metro (Lampung). Apalagi, tim yang akan diladeni adalah Persik Kediri. Sebuah tim tradisional (berdiri sejak 1950), yang memegang dua tropi juara (edisi 2004 dan 2006).Kick off Liga Indonesia 2007, Persik pula yang mengalahkan Sriwijaya FC 1-0 via gol Christian Gonzales. Namun, Rahmad juga punya memori manis saat berhadapan dengan Persik.

Saat menukangi Mutiara Hitam-julukan Persipura, Rahmad dan pasukannya menang 1-0 via gol Edward Ivakdalam atas Persik. Itu terjadi pada babak 8 besar Liga Indonesia 2005. “Stadion Petrokimia bukan home base Persik. Ini kami anggap tempat netral. Jadi, kami yakin bisa menambah poin lagi,” lanjut pelatih berlatar militer.

Bagi Rahmad pribadi, memang kerap bersua dengan Persik. Hanya 2006 saja, tidak bersuah. Maklum, 2006 (bersama Persija), berada diwilayah Barat. Sedangkan Persik di wilayah Timur. Namun 2005 (bersama Persipura), pertemuan kedua tim imbang. Di Brawijaya (23/7), Rahmad kalah 1-2. Tapi, di stadion Mandala, Jayapura, justru menang 2-1. “Sekarang, saya justru merasa yakin memang. Meski kami kehilangan Keith (Kayamba) yang terkena akumulasi,”pungkas Rahmad.

Perang Talenta Asing

DI PENTAS Indonesia Super League (ISL) 2008/2008, Ngon a Djam adalah rookie alias pendatang baru. Namun, striker asal Liberia ini sudah membuktikan kapasitasnya sebagai striker “haus gol” alias “pembunuh”. Mengemas 9 gol (dari 14 match), membuktikan ketajaman mantan pemain AC Horsens (Liga Denmark).Tuah heading dan kakinya, bakal beradu tajam dengan striker Persik Christian. Saat itu, El Loco-julukan Christian Gonzales- meraup 11 gol. Terpaut dua gol saja dengan Ngon a Djam. “Saya ingin kejar dia (Gonzales, red). Saya tahu, dia selalu menyandang top skor. Tapi kompetisi masih panjang. Jelas saya punya banyak kesempatan,” tukas Ngon, kemarin (22/10).

Ngon sendiri sebenarnya baru mencetak satu gol away. Tepatnya saat imbang 1-1 dengan Deltras Sidoarjo, Minggu (21/9) lalu. Praktis, striker kelahiran 24 Januari 1980 masih penasaran dengan gol away-nya. “Semoga saya beruntung kali ini. Sekarang, saya sangat berhasrat untuk cetak gol away lagi,”pungkas Ngon.

Adu tajam, tak hanya Ngon versus el Loco. Tapi, terjadi juga dengan inspirator lini tengan. SFC dengan Zah Rahan. Persik dengan Ronald Fagundes. Di tim, keduanya tak tergantikan.Keduanya sama-sama jadi target untuk dimatikan. Macan Putih-julukan Persik-tentu akan mematikan Zah Rahan. Laskar Wong Kito-julukan SFC- tentu akan menghentikan laju Fagundez. “Kami tidak takut dengan Persik. Kami bisa mengalahkan mereka 5-0 di Jakabaring. Laga di Gresik, jelas tidak menguntungkan mereka,” koar Zah Rahan. Fagundes pun sesumbar. Apalagi dirinya masuk dalam rooster pemain yang akan di lego. “Menang akan membuktikan kualitas bahwa Persik tetaplah tim besar,” pungkas Fagundez seperti dilansir Radar Kediri.

Gonzales Resah, Gonzales Berbahaya

NASIB Persik Kediri sebenarnya sudah diujung tanduk. Bahkan, Christian Gonzales dkk hampir pasti akan dilego pada transfer window kedua, Senin (10/11) mendatang. Radar Kediri (grup koran ini, red), memberitakan bahwa tim berjuluk Macan Putih juga belum gajian empat bulan. Tepatnya sejak Juli lalu hingga Oktober.Kondisi ini, diperparah dengan laga “usiran” yang harus mereka terima. Usiran bukan karena diskorsing komdis PSSI. Melainkan Kediri hari ini, sedang berlangsung pemilihan wali kota (pilwali) periode 2008-2013. Manajer Persik Iwan Budianto (berpasangan dengan Arifin Asror), adalah satu dari 8 kandidat yang ada.Praktis, laga yang semestinya digelar di Stadion Brawijaya, dialihkan ke Stadion Tri Dharma Petrokimia, Gresik. Macan Putih julukan Persik- bakal minus supporter. Sebab, jarak Kediri ke Gresik cukup jauh. Butuh minimal 4 jam (jalan darat).“Ini kerugian besar bagi kami. Tapi, mau bagaimana lagi. Kami hanya ingin memberi kemenangan pada tim ini, meski kondisinya berat,”ungkap coach Arcan Iurie, kemarin (22/10).Keresahan punggawa Persik makin menjadi-jadi. Sebab, putaran I Indonesia Super League (ISL), hanya menyisahkan dua pekan saja. Kekhawatiran paling besar adalah trio asing mereka. Yaitu Christian Gonzales, Ronald Fagundes, dan Danilo Fernando. “Kalau memang saya dijual, harus satu paket dengan Ronald (Fagundez),” tukas Gonzales, yang kini mengemas 11 gol.Namun, striker asal Uruguay ini berharap tetap menjadi bagian dari tim berdiri sejak 1950. Apalagi dirinya jadi aktor utama, prestasi Persik meraih scudetto edisi 2006. Sekaligus tiga musim menyandang predikat top scorer.“Kami akan mengalahkan Sriwijaya FC. Semoga kemenangan, akan memberi pertimbangan pada pengurus terhadap rencana (penjualan) tersebut,” pungkas striker kelahiran 30 Agustus 1976.El Loco-julukan Gonzales, memang jadi ancaman serius Laskar Wong Kito-julukan SFC. Awal musim 2007 lalu, striker berpostur 177cm/79kg ini juga yang mengalahkan SFC via satu golnya. “Tahun 2007 tim ini pernah akan dijual. Bukan pemain, tapi tim. Kenyataannya kami bisa bertahan dan memiliki prestasi yang tidak buruk," timpal Fagundes.

Rabu, 22 Oktober 2008

Dodi Reza “Sanjo” ke Yayasan SFC

SRIWIJAYA FC bakal lebih hebat. Tim double winners ini dipastikan dapat support langsung dari pengusaha Dodi Reza Alex. Pengusaha yang juga putra sulung Gubernur Sumsel terpilih H Alex Noerdin, memang sudah menyatakan komitmentnya mendukung penuh Laskar Wong Kito (julukan SFC).

Buktinya, kemarin (21/10) sekitar pukul 16.30 WIB, Dodi didampingi Hendri Zainuddin, bersilatuhrahmi dengan yayasan SFC. Bertempat di sekret SFC, kompleks Palembang Square (PS).

Dodi diterima pengurusan yayasan SFC, yaitu Johan Syafri (sekretaris yayasan), Bakti Setiawan (asisten manajer), Abdil Kenal (bendahara yayasan), Faisal Mursyid (wasekum yayasan), dan Syamsurramel (bidang pertandingan).

“Saya hanya silaturahmi saja. Biar lebih dekat lagi dengan Sriwijaya FC,” ungkap Dodi. Namun, Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), memang punya tekad besar terhadap tim double winners. Termasuk berjuang akan SFC bisa berkibar di tingkat internasional (Liga Champion Asia).

“Sriwijaya FC milik Sumsel. Ini tanggung jawab bersama untuk memajukannya ke tingkat yang lebih tinggi lagi,” pungkasnya.Nah, silaturahmi itu sendiri sebenarnya tertutup untuk pers. Namun, sempat terdengar Dodi Reza menanyakan semua tentang Laskar Wong Kito. Termasuk problem-problem finansial dan prosfek.

Sekaligus pemasukan dari penjualan tiket home.Untuk diketahui, nama Dodi Reza Alex memang sudah mencuat ke permukaan sebagai salah satu pengurus SFC. Kans kuatnya adalah direktur utama PT Sriwijaya Optimis Mandiri, yang hingga saat ini belum ditentukan.“Ini keperdulian Pak Dodi (Reza) terhadap SFC. Tentu harus disambut baik komitmennya tersebut,” tukas Bakti Setiawan.