Kamis, 31 Juli 2008

Cekmad Mantapkan Taktik dan Strategi

DALAM tim sepakbola manapun, jika lebih dari dua minggu tidak menjalani pertandingan resmi, tentu akan mempengaruhi kinerja tim secara keseluruhan. Kondisi ini juga yang dialami Laskar Sriwijaya.
Sejak mengalahkan Persiwa Wamena dengan skor 3-1 pada Jumat (18/7) lalu, skuad Rahmad Darmawan libur tanding dikarenakan tidak ada jadwal. Laskar Wong Kito kembali akan bertarung pada Selasa (5/8) mendatang, dengan menjamu Persela Lamongan di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang.
Dengan jeda yang cukup lama, sekitar 16 hari ini, persiapan tim SFC bakal terganggu. Setidaknya ritme permainan akan berubah karena lamanya libur tanding. Untuk mengatasi ini, Cekmad pun menyiasati dengan mengadakan simulasi game antar pemain yang digelar Rabu (30/7) sore.
“Memang untuk mengatasi ini (tidak adanya pertandingan) seharusnya kita akan berujicoba tapi tidak ada lawan. Sebagai gantinya kita adakan game training antar pemain. Sebelumnya pada Jumat (25/7) kita juga sudah mengadakan simulasi game dan saya rasa tidak ada masalah,” ungkap Cekmad yang ditemui, Rabu (30/7).
Dengan adanya dua kali simulasi game ini, Cekmad yakin ritme permainan serta koordinasi dan kerjasama setiap pemain dapat tetap terjaga. “Kita tinggal pemantapan taktik permainan dan strategi saja untuk menghadapi Persela,” imbuhnya.
Lantas bagaimana dengan kondisi fisik pemain selama tidak adanya jadwal pertandingan resmi. Cekmad mengatakan tidak masalah. “Kalau untuk fisik tidak ada masalah karena mereka kan tetap latihan,” ujar pelatih bersuara merdu ini.
Sementara mengenai penampilan tim, suami Dinda Etty Yuliawati ini mengatakan untuk bicara mengenai penampilan tim, maka secara keseluruhan akan saling berkiatan.
Pelatih fisik SFC, Satia Bagdja Ijatna juga menegaskan, meskipun jeda libur tanding cukup panjang, secara fisik, kondisi Isnan Ali dkk tidak mengalami masalah. Hanya saja yang menjadi perhatian bagaimana mereka mempertahankan ritme permainan yang sudah dibangun.

Selasa, 29 Juli 2008

Fakta Baru, Isnan Tidak Mencolok Mata

ADA fakta baru terhadap perkembangan kasus Isnan Ali. Dalam rekaman pertandingan home Sriwijaya FC versus Persipura, Sabtu 12 Juli lalu, winger kanan Laskar Wong Kito-julukan SFC-ini, memang mengacungkan telunjukknya ke arah mata kanan striker Persipura, Alberto “Beto”Gonvalves.Namun, ternyata tidak mengena bola mata. Melainkan di bawah mata, tepatnya di tulang pipi.
Bukti rekaman ini sudah diputar berulang-ulang dihadapan Komisi Banding (Komding). Bahkan, Isnan Ali sendiri sudah berbicara gamblang seputar kronologis kasusnya tersebut. “Yang mengamati rekaman tersebut adalah ibu Fatmawati, Sekretaris Umum Komding PSSI. Dia juga yang mengatakan bahwa telunjuk saya tidak kena mata Beto. Rekaman itu sendiri diputarnya berulang-ulang dan diperlambat,” jelas Isnan Ali, kemarin (28/7).
Namun, hingga kini belum ada kepastian resmi terkait hasil banding ke Komding PSSI yang diketuai Rusdi Taher ini. Namun, Isnan sendiri optimistis sanksi tiga laga berturut plus denda Rp50 juta, dapat dikurangi. ‘Pak Rusdi Taher (Ketua Komding PSSI, red) nggak ada. Jadi, keputusannya belum tahu bagaimana. Tapi, saya berharap sebelum 5 Agustus, telah ada keputusan pasti. Saya benar-benar ingin membela SFC lawan Persela dan Persija,” tukas pria 31 tahun ini.
Isnan sendiri sebenarnya masih dipanggil Komding terkait banding tersebut. Bahkan, kemarin (Senin, 24/7) pun sebenarnya Isnan tetap disuruh datang lagi ke Komding. “Tapi, saya bilang pada ibu Fatmawati bahwa saya mesti latihan bersama SFC. Dia maklum, dan berjanji akan mengabari hasil banding tersebut,” pungkasnya.
Fatmawati sendiri membenarkan belum keluarnya hasil banding SFC. Namun, dirinya menjelaskan bahwa hasilnya dalam rentang tiga hingga lima hari ke depan. “Nanti kalau hasil bandingnya keluar, tentu akan kami kabari secepatnya,” tukasnya.
Seperti yang diberitakan Sumatera Ekspres sebelumnya, Isnan Ali diberi sanksi berupa skorsing 3 laga plus denda Rp50 juta oleh Komdis PSSI. Dirinya dinilai terlibat percekcokan dengan Beto, pascaduel perebutan bola dengan striker Persipura lainnya, Ernest Jeremiah. Beto dan Ernest pun diberi sanksi serupa.

Senin, 28 Juli 2008

Tunjuk EO, Dana SFC Bisa Capai Rp29 M

PALEMBANG - Belum jelas pihak-pihak mana saja yang menjadi sponsor Sriwijaya FC. Namun, yayasan tim berjuluk Laskar Wong Kito ini mengklaim bahwa SFC bakal terus “hidup”. Tidak terindikasi bangkrut seperti yang diberitakan sebelumnya. Bahkan, Ketua Harian Yayasan SFC Budi Raharjo berani mengatakan bahwa dari sponsor-sponsor tersebut bakal didapat dana sebesar Rp29 miliar.
“Kami sudah menunjuk event organizer (EO) untuk menggaet para sponsor. Ada beberapa yang hampir deal. Ada juga yang sedang dalam proses negosiasi. Nah, dana dari sponsor ini diperkirakan lebih kurang Rp29 miliar. Sebab, SFC juga akan mengikuti Liga Champion Asia,” jelas Budi Raharjo saat press conference di sekretariat SFC kompleks Palembang Square (PS), kemarin (27/7).
Sayang, pria yang juga menjabat Asisten II Pemprov Sumsel ini enggan merinci pihak mana saja yang bakal resmi jadi sponsor. Namun, dirinya tidak menampik bahwa EO yang dimaksud adalah PT Lajoo Mulia Independen, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang entertainment.
“Bagaimana cara EO menggaet sponsor, itu rahasia perusahaan. Yang pasti, pengelola sponsor itu memang ada. Mereka terus bergerak melakukan tugasnya,” sambung Budi.
Yayasan SFC juga mulai buka-bukaan soal berapa uang kas sebenarnya sekarang ini. Dijelaskan Budi, bahwa kas yang ada di kantong Yayasan SFC saat ini sebesar Rp1,5 miliar. Sementara, kebutuhan skuadra asuhan Rahmad Darmawan ini (termasuk gaji dan akomodasi) lebih kurang Rp718 juta per bulan. Dana sebesar Rp1,5 M ini akan terus bertambah, karena EO terus melaksanakan tugasnya (mencari uang, red).
“Masalah uang (menyangkut penyelesaian gaji per bulan dan keperluan SFC lainnya, red), insyah Allah tidak masalah lagi. Saya sendiri menjamin bahwa aliran uang bias dipertanggungjawabkan,” lanjutnya.Selain itu, Budi berjanji akan izin pada Ketua Umum Yayasan SFC (Ridwan Mukti, red) agar keuangan SFC diaudit per semester (setiap enam bulan sekali) oleh auditor independen.
“Jadi, keuangan SFC ini akan masuk neraca keuangan. Serta nantinya diinfokan kepada masyarakat umum,” pungkasnya.
Yulian Robinson dari PT Lajoo Mulia Independen (EO) mengatakan bahwa ada beberapa sponsor yang boleh dibilang sudah deal. Tapi, dirinya pun enggan merinci berapa dana yang digelontor masing-masing perusahaan tersebut.
“Ngak enak disebutkan. Tapi, kalau perusahaannya saya berani sebutkan. Di antaranya Sido Muncul, Simas Grup, dan perusahaan Telekomunikasi (Seluler). Sekarang, ada sedikitnya 20 perusahaan yang kami negosiasi. Persiapannya selesai dan hampir sepakat,” tukas Julius Robinson.

Yayasan SFC Belum Disahkan Depkum HAM

YAYASAN Sriwijaya FC ternyata belum disahkan oleh Departemen Hukum dan HAM. Padahal, yayasan bernomor 65 ini telah dibentuk sejak 28 Maret 2008 lalu. Tepatnya, seminggu setelah tim verifikasi Badan Liga Indonesia (BLI), melakukan verifikasi pada skuadra berjuluk Laskar Wong Kito.Tak pelak, adanya PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) yang didengungkan selama ini, ternyata masih samar-samar. Padahal PT SOM sendiri sudah bergerak. Termasuk mengelola tiket pertandingan home SFC.

“Yayasan memang sudah didirikan. Tinggal pengesahannya saja dari departemen hukum dan HAM. Untuk PT SOM, itu menang sedang diproses. Setelah yayasan beres, barulah dibentuk PT,” jelas ahli hukum sekaligus notaris SFC Robert Tjajaindra, kemarin (27/7).Meski demikian, Robert mengatakan bahwa proses tersebut hampir selesai. Termasuk pembentukan PT SOM yang di dead line BLI hingga Oktober 2008 mendatang. Adanya kepastian badan hukum, memang keharusan. Sebab, SFC juga akan melakoni Liga Champion Asia (LCA) Januari 2009 nanti. “Kami optimistis, semua proses pembentukan badan hukum ini berjalan tepat waktu,” pungkas pesepakbola era 70-an tersebut.

Budi: Dana SFC Masih Rp 1,9 M

PALEMBANG, Ketua Harian Sriwijaya FC, Budi Rahardjo menjelaskan, dana kas Sriwijaya Football Club (SFC) hingga kini berjumlah sekitar Rp 1,5 miliar. Menurutnya, jumlah tersebut hanya cukup untuk mendanai biayai operasional SFC sampai bulan Agustus. Pengurus Yayasan SFC selanjutnya akan berupaya keras menggalang dana dengan menggaet Sponsor yang hingga kini masih dijajaki.
Penegasan Budi Rahardjo yang juga Asisten I Sekdaprov Sumsel disampaikan kepada wartawan di sekretarian SFC kompleks Palembang Squar, Minggu (27/7).
“Saya jamin gaji pemain dan pelatih hingga Agustus telah tersedia karena dana kas SFC ada sekitar Rp 1,5 M. Dan akan ada tambahan sekitar Rp 400 juta dari hasil pertandingan dua laga home kita. Sehingga bisa terkumpul Rp 1,9 milair. Uang ini cukup untuk membayar gaji pemain dan pelatih hingga Agustus mendatang, karena dana operasional untuk gaji sebesar Rp 718 juta per bulan,” ungkap Budi.
Langkah-langkah kongkrit untuk menggaet sponsir, papar Budi, pengurus yayasan sudah menjalin kemitraan dengan salah satu event organiser (EO) Lajoo Mulia Independent untuk mengurus sponsorship SFC. “Kita minta EO yang mengurus sponsorhip dengan diberi limitan waktu dan nilai yg kita harapkan. Untuk gambaran, dalam satu tahun kita butuh Rp 20 M hingga Rp 29M ini cukup sampai keikutsertaan SFC di Liga Champion Asia,” tandas Budi.

Akibat Kompetisi Molor
Budi menjelaskan, kondisi keuangan SFC mengalami gangguan akibat dana APBD sebesar Rp 7,5 M dan dana dari sponsor seperti dari Bank Sumsel sebesar Rp 1,7 M telah habis untuk menutupi biaya operasional SFC di pengujung musim 2007 saat jadwal kompetisi molor. Hal ini berakibat membengkaknya biaya operasional.
“Karena kita mesti memperpanjang kontrak pemain sepanjang setengah bulan, lalu mengurus biaya Kitas pemain asing, dan biaya operasional lainnya. Pastinya semua pengeluaran tersebut ada catatannya. Dana SFC dari 2005 hingga September 2007 telah diaudit, Oktober 2007 hingga sekarang sedang dalam tahap audit. Saya ingin per enam bulan sekali keuangan SFC di audit tim independent,” tegas Budi.
Pimpinan EO Laju Music, Julius, membenarkan pihaknya telah mengikat kontrak kerjasama dengan SFC untuk mengurus sponsorhip.