Selasa, 19 Agustus 2008

Rahmad: Apa Kalian Tidak Punya Rasa Malu?

PELATIH Sriwijaya FC Rahmad Darmawan punya resep jitu untuk memotivasi anak asuhnya. Sebelum bertanding, hanya dua kalimat yang diucapkannya pada skuadra Laskar Wong Kito. Apa itu ? “Kok tim double winners melorot ke papan bawah. Apa kalian tidak punya rasa malu lagi?” ucap Rahmad Darmawan kepada Ferry Rotinsulu dkk.
Maklum, pelatih asal Metro, Lampung ini benar-benar pusing tujuh keliling. Meski kelihatan tenang, namun tak urung hati Rahmad dibuat mencak-mencak dengan tampilan “melankolis” para anak asuhnya.
Lima kali SFC melakoni laga, hasilnya justru terlempar ke papan bawah. Apalagi misi kampanye Laskar Wong Kito di Indonesia Super League (ISL) 2008/2009 ini adalah pertahankan juara. “Dengan kalimat itu, anak-anak sepertinya mulai panas. Setidaknya, mereka juga mesti punya tanggung jawab untuk mempertahankan reputasi tim ini,” ungkap pelatih 41 tahun.
Kini, kalimat tersebut mulai menjadi ikrar. Bahkan, pelatih berlatar militer ini akan mangucapkannya di setiap laga SFC. Tak perduli home atau away. Apalagi musim ini, SFC sempat menelan hasil buruk di kandang. Masing-masing imbang 2-2 lawan Persipura (12/7). Serta kalah 1-2 dari Persija (10/8). Akibatnya, jangankan masuk zona Big Four (empat teratas), sekadang bertengger di papan atas pun, SFC belum mampu.
“Kalau bermain dengan rasa malu, kan apresiasi rasanya sangat pantas untuk diberikan pada anak-anak. Citra tim ini harus dijaga,” sambungnya.
Rahmad sendiri mengakui sangat malu dengan dua kekalahan beruntun yang dialami SFC. Terakhir, tim ini dikalahkan PKT Bontang 1-2, di Stadion Mulawarman, Bontang, Jumat 15 Agustus lalu.
Apalagi Januari 2009 mendatang, Laskar Wong Kito akan mewakili Indonesia di Liga champion Asia. Tentu sangat malu, kalau SFC mengakhiri ISL 2008/2009 dengan embel-embel tim papan bawah. “Saya pikir anak-anak mulai sadar. Mereka sudah menemukan bentuk permainan mereka seperti 2007 lalu. Mudah-mudahan ini terus berlanjut hingga usai ISL,” pungkas Rahmad.

Zah Rahan Mengamuk

MENGAPA Zah Rahan Krangar terpilih sebagai The Best Player Liga Indonesia XIII musim 2007 lalu? Pertanyaan tersebut langsung terjawab setelah playmaker asal Liberia tersebut tampil menggila saat Sriwijaya FC menggulung Persiba, Balikpapan, 2-1, kemarin (18/8). Pemain kelahiran Monrovia, Liberia, 7 Maret 1985 ini memborong dua gol kemenangan Laskar Wong Kito-julukan SFC. Ini gol pertama dan kedua yang dilesakkan Zah Rahan di Indonesia Super League (ISL) 2008/2009. Musim 2007 lalu, dirinya mencetak 6 gol. “Dua laga terakhir, kami begitu kesulitan untuk meraih poin. Bagi saya pribadi, dua gol ini tentu menggembirakan. Tapi, saya pikir ini kemenangan seluruh masyarakat Sumsel,” ucap Zah Rahan kepada Sumatera Ekspres.Dua gol menit ke-17’ dan ke-78’ tersebut, adalah sinyal awal come back-nya Zah Rahan. Maklum, suami Rasheeda ini memang belum mencetak satu gol pun pada lima laga terakhir Laskar Wong Kito.Terakhir, punggawa timnas senior Liberia ini mencetak satu gol indah saat SFC menjungkalkan PSMS Medan 3-1, di final Liga Indonesia XIII, 10 Pebruari lalu. Sejak ISL bergulir Sabtu, 12 Juli lalu, memang belum ada sinyal bahwa dirinya moncer lagi. Sebab, pemilik nomor kramat 10 ini harus absent bersama SFC selama dua bulan lebih karena memperkuat Timnas Liberia dibabak kualifikasi Piala Dunia Afrika 2010. “Kami mulai menunjukkan permainan yang kompak. Kemenangan ini bukan keberuntungan. Tapi, hasil kerja keras tim yang mulai jengah dengan dua kekalahan beruntun,” tukas mantan pemain Persekabpas.

Jumat, 15 Agustus 2008

“FR-12” Pulih, Isnan on Fire

FERRY “FR-12” ROTINSULU dan Isnan Ali adalah dua nyawa Sriwijaya FC. Harus diakui, tanpa keduanya, Laskar Wong Kito—julukan SFC—kerap tampil biasa saja. Bahkan berujung pada kekalahan. Menuai hasil 1-2 saat melawan Persija Minggu, 10 Agustus lalu, adalah bukti rapuhnya kekuatan tim penyandang double winners ini.
Tak heran, ketika “FR-12” dan Isnan Ali come back, senyum sumringah tak pernah lepas dari bibir coach Rahmad Darmawan. Pelatih 41 tahun ini percaya, power Laskar Wong Kito kembali dahsyat. Tambahan dua amunisi tersebut, jadi modal penting untuk meladeni jamuan PKT Bontang.
“Keduanya (Ferry dan Isnan, red) membuat saya lega. Saya optimistis, kami akan bermain sangat solid. Meski tidak berlebih, tapi kemenangan akan menjadi milik kami,” aku Rahmad Darmawan, kemarin (14/8).
“FR-12” sendiri sebenarnya belum fit seratus persen. Namun, kiper asal Palu ini tak lagi mengeluhkan nyeri di dadanya, yang mendadak kambuh pasca bermain imbang 2-2 lawan Persipura, Sabtu 12 Juli lalu.
Rahmad sendiri kemungkinan besar akan menurunkan kiper Timnas Senior tersebut. Maklum, kiper pengganti Dede Sulaiman atau pun Apriyanto, kerap tidak stabil. Dede sendiri sering membuat suporter SFC sport jantung dan tahan nafas.. Teriakan “Awas….awas…!” atau “Aaaaaah…!”, terlontar disetiap sisi tribun, saat Dede Sulaiman berhadapan dengan para bomber lawan.
“Tidak lagi nyeri, karena kondisi saya sangat baik. Saya siap jika pelatih ingin menurunkan saya,” tukas “FR-12”.
Come beck-nya Isnan Ali pasca menjalani skorsing tiga laga dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, membuat sayap SFC kian tangguh. Setidaknya, akan mengurangi beban Rahmad, yang harus memutar otak akibat skuadra-nya banyak yang absen. Pemain yang ditansfer dari Persita awal akhir 2006 lalu ini, mengaku sedang on fire.
“Laga tandang memang sulit. Hanya saja, kami memang harus dapat poin di sini (Bontang, red), kalau tetap ingin berada di jalur papan atas,’ pungkas Isnan Ali.

Kamis, 14 Agustus 2008

Usung Semangat ‘45

DI PENTAS Premier League atau Liga Inggris, ada istilah boxing day. Atau duel yang digelar sehari setelah hari Natal (25 Desember). Nah, di pentas Indonesia Super League (ISL) musim 2008/2009 ini, ada juga duel yang menyerupai boxing day. Namun, bukan bertepatan dengan Natal. Melainkan dua hari jelang HUT Kemerdekaan RI yang ke-63, yaitu Jumat, 15 Agustus.
Ada tujuh laga yang digelar sebelum hari besar nasional, 17 Agustus. Masing-masing Persiwa Wamena versus Persita Tangerang, Persik Kediri berhadapan dengan Deltras Sidoarjo, Persipura Jayapura versus Persijap Jepara. Kemudian, Persela Lamongan lawan PSIS Semarang, Persiba Balikpapan menjamu PSMS Medan, Persija Jakarta meladeni Pelita Jaya Jabar, serta juara bertahan Sriwijaya FC versus tuan rumah PKT Bontang.
Nah, Laskar Wong Kito-julukan SFC-sedang dirasuki semangat Independent Day tersebut. Bahkan, peracik tim Rahmad Darmawan mengklaim pasukannya akan mengusung “semangat 45”, saat bertamu ke Stadion Mulawarman, markas Bontang PKT, Jumat (15/8) malam. Kalah pahit 1-2 dari Persija, Minggu, 10 Agustus lalu, sudah lepas dari ingatan Charis Yulianto dkk.
“Itu membuat kami tambah bersemangat. Semoga menjadi spirit khusus bagi kami untuk mencari poin di Bontang dan Samarinda (saat lawan Persiba, 18 Agustus mendatang, red),” ungkap Rahmad Darmawan, kemarin (14/8).
Musim 2007 lalu, laga sehari jelang HUT Proklamasi Kemerdekaan RI juga digelar. Bahkan, Laskar Wong Kito sempat latihan pas hari 17 Agustus. Sebelumnya, para punggawa SFC sendiri menggelar upacara di Gelora Sriwijaya Jakabaring. Pemain asing seperti Zah Rahan, Obiora Richard, Carlos Renato, dan Keith Kayamba Gumbs, ikut berkalung bandana Merah Putih.
Hasilnya, saat menjamu Persiraja Banda Aceh 18 Agustus, skuadra yang mengenakan jersey kuning ini langsung menang telak 5-0. Disusul laga kedua menjamu PSDS Deli Serdang 21 Agustus, menang lagi 4-1.
“Saya yakin, anak-anak tahu kondisi tim sekarang ini yang sedang butuh poin. Tiga poin melayang di Jakabaring. Jadi, inilah saatnya bagi kami untuk menebusnya dengan bermain menang atas Bontang PKT dan Persiba,” pungkas pelatih 41 tahun.Senada dengan apa yang diungkapkan gelandang sayap SFC M Nasuha. Pemain mungil serba bisa inim juga merasa yakin SFC akan menunjukkan tajinya di Stadion Mulawarman-markas Bontang PKT, dan Stadion Persiba Balikpapan. “Soal semangat, itu tidak pernah padam dalam setiap laga manapun. Namun, hasil akhir terkadang kurang bersahabat. Tapi, kali ini kami benar-benar merasa dalam kondisi sangat luar biasa,” tukas M Nasuha, yang ditransfer dari Persikota Tangerang, awal Maret 2008 lalu.

PKT Bontang Minus Empat Pilar

TAK hanya Sriwijaya FC punya kekuatan timpang. Namun, Bontang PKT pun mengalami nasib serupa. Tim asuhan H Mustaqiem ini kehilangan empat pilar pentingnya. Masing-masing midfilder Tarikh el Jannaby (akumulasi), striker James Debbah (cedera engkel), defender Tito Purnomo (cedera engkel), serta midfilder elegan asal Papua, Domertho Thesia (engkel).Kondisi ini membuat H Mustaqiem ketar-ketir.
Maklum, empat pilar tersebut selama ini selalu menghiasi staring eleven. Bahkan, mantan pelatih Mitra Kukar edisi 2007 lalu ini, mengatakan bahwa kekuatan timnya berkurang 20 persen. “Tapi, kami punya segala cara untuk memenangkan pertandingan ini. Menghadapi tim juara, justru membuat kami tambah bersemangat,” tukas Mustaqiem, seperti dilansir Kaltim Pos (grup Sumatera Ekspres), kemarin (13/8).
Namun, pria yang awal 2007 lalu sempat masuk bursa pelatih SFC ini, punya stok supersub mumpuni. Masih ada Imran “Korea” Usman dan Nurcholis Hamdhi yang akan meng-cover absennya James Debbah.“Bila perlu keduanya akan saya turunkan, untuk kolaborasi dengan Josiah Setton di lini depan. Soalnya, tidak mudah untuk menembus pertahanan SFC,” lanjut mantan pelatih PON Jatim di Sumsel 2004 lalu.
Dibarisan gelandang pun, Mustaqiem masih punya banyak pilihan. Nama-nama Jumadi Abdi, Arifki, Trias Budi Susanto, Satria Ferry, hingga Rahmad Wahyudi punya visi hampir sama dengan Tarikh atau Domertho.Begitu pun lini belakang. Kolaborasi sang kapten Ardiansyah, Miftakhul Huddah, serta Wilfredi Galiano Genes (Paraguay), termasuk sulit untuk dijebol. Hingga pekan ke-5, trio defender ini kebobolan 8 gol. “Kualitas tamu (SFC, red) tidak diragukan lagi. Tapi, sangat bodoh jika kami bermain bertahan di kandang sendiri,” pungkas pelatih berlisensi B tersebut.