Kamis, 25 September 2008
DPRD Sumsel Jamin Dukung SFC
PALEMBANG- Sriwijaya FC dapat sinyal positif dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumsel. Soal penggunaan dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), dewan akan segera ketok palu. Namun, ada syarat khusus. Yaitu harus benar-benar transparan.Dewan tak akan mundur untuk mendukung SFC. Apalagi tim double winners ini sudah mengharumkan nama Sumsel,” ungkap ketua DPRD Sumsel Zamzami Achmad, saat menerima audiensi Yayasan SFC di kantor DPRD Sumsel, kemarin (24/9).Berita ini tentu saja ini melegakan. Sebab, DPRD Sumsel dan SFC sudah menyatukan paham masing-masing. Mereka saling sepakat, untuk membawa tim kebanggaan Sumsel ini pada orbit sebenarnya alias trah juara. Apalagi, SFC akan membawa nama Indonesia dipentas Liga Champion Asia (LCA). Nama Sumsel pun makin beken tentunya. “Yang penting semua harus jelas. Kami sama sekali tidak ada niat untuk mengkerdilkan SFC,”tandasnya.Bahkan, wakil ketua DPRD Sumsel Elianuddin membantah bahwa dirinyalah yang mengganjal SFC selama ini. Padahal menurutnya itu sama sekali tidak benar. Justru Elianuddin termasuk yang paling getol untuk “menggolkan” dana buat tim asuhan Rahmad Darmawan. “Selama ini seolah-olah saya tidak mendukung SFC. Padahal, saya itu berjuang habis-habisan demi kemajuan SFC dan Sumsel,” bantah Elianuddin. Menanggapi keinginan DPRD Sumsel, yayasan SFC akan membentuk kelompok kerja (Pokja). Tugasnya, melakukan komunikasi kontinue dengan DPRD Sumsel. Termasuk membicarakan kendala-kendala yang menimpah SFC. “Kami juga akan selalu menjelaskan tentang transparansi keuangan,” ungkap ketua umum yayasan SFC Ridwan Mukti. Praktis, langkah SFC bakal makin ringan dengan adanya suport dari DPRD Sumsel. Setidaknya, Ferry Rotinsulu dkk kembali optimistis mempertahankan dua tropi (juara Liga Indonesia XIII dan Copa Indonesia III), yang telah mengukir sejarah. Sekaligus memecahkan rekor MURI.Adapun yang hadir dari pimpinan dan anggota DPRD Sumsel meliputi Ketua DPRD Sumsel Zamzami Ahmad, wakil ketua Fatimah Rais, Elianudin HB, Biehaqi Sofyan dan beberapa perwakilan dari tiap Komisi di DPRD Sumsel. Dari SFC, Ketua Umum Yayasan Ridwan Mukti, MC Bariyadi, Amalsyah Tarmidzi, Bakti Setiawan, Abdin Kenal, Johan Syafri, Syamsurramel, Robert Tjajaindra, Kuwatno, Faisal Perdana dan Faisal Mursyid. Gubernur Sumsel Mahyuddin pun mensuport penuh. Meski soal dana APBD terbentur Permendagri No 13/2006, dan PP no 58/2005, namun tetap ada peluang. Terutama dana dalam bentuk hibah, yang disalurkan via KONI Sumsel. Termasuk dana Rp 2,5 M yang sempat diajukan SFC. “Soal dana Rp 2,5 M, lihat kondisi keuangan. Tunggu ABT (anggaran biaya tambahan, red) dari Mendagri,” tukas Mahyuddin. Sebenarnya, bantuan APBD untuk olahraga diatur jelas dalam pasal 69 ayat 1 UU no 3/2005. Berbunyi pendanaan keolahragaan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat. Demikian juga dalam pasal 71 ayat 1, berbunyi pengelolaan dana keolahragaan di lakukan berdasarkan prinsip keadilan, efisiensi, transparasi dan akuntabilitas publik.Pasal 2 juga menjelaskan dana keolahragaan yang dialokasikan dari pemerintah dan pemerintah daerah, dapat diberikan dalam bentuk hibah sesuai peraturan perundang-undangan. Praktis, tak adalasan untuk tidak menyalurkan dana APBD untuk tim kebanggaan Sumsel.
Rabu, 24 September 2008
Persela Bisa, SFC kok Tidak Bisa ?
Soal Penggunaan Dana APBD
DANA Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) bisa untuk sepakbola. Meski harus melalui dana hibah yang disalurkan via KONI. Hal ini sudah terungkap, dalam Lokakarya Pembiayaan Sepakbola di Surabaya, Jatim, Kamis (11/9) lalu.Praktis, Sriwijaya FC tetap bisa menggunakan dana APBD tersebut. Setidaknya untuk tiga tahun kedepan. Yayasan SFC, akan beraudiensi dengan Pemrov Sumsel dan DPRD Sumsel, yang rencananya digelar hari ini. Membahas sekaligus menunjukkan bukti lokakarya tersebut. “Kami akan sampaikan sedetail mungkin tentang kondisi SFC. Musim ini, banyak masalah yang mesti segera dicarikan jalan keluarnya,” ungkap Humas Yayasan SFC Agus Sutikno, kemarin (23/9).
Problem paling utama Laskar Wong Kito-julukan SFC-adalah krisis financial. Tim asuhan Rahmad Darmawan ini mulai kehabisan nafas. Sebenarnya, tak hanya SFC, tapi mayoritas klub Indonesia Super League (ISL), sedang “empot-empotan” tak ada dana lagi.
Musim ini, SFC hanya dapat bantuan APBD sebesar Rp7,5 M. Padahal, kebutuhan dana mencapai Rp28 M. Sebab, selain ISL, Ferry Rotinsulu dkk juga mengikuti Copa Indonesia IV dan Liga Champion Asia (LCA).
Pemberian dana sepak bola melalui hibah, sudah dilakukan kabupaten Lamongan. Tepatnya, untuk Persela. Tim asuhan M Basri tersebut, dapat dana sebesar Rp14 M. Itu sudah diungkapkan Bupati Lamongan M Masfuk, saat mendampingi tim verifikasi Badan Liga Indonesia (BLI) di Lamongan, Selasa (29/4) lalu.
“ Siapa bilang tidak boleh pakai APBD? Buktinya Persela masih mendapat bantuan dari APBD. Kalau klub lain tidak bisa mendapatkan kucuran dari APBD, itu tergantung pemahaman dan kebijakan daerah masing-masing,” katanya Masfuk berdalih, seperti dilansir JPNN (induk koran ini, red). (mg2)
Grafis
--------
Lima Kesimpulan Lokakarya Pembiayaan Sepakbola
1.Pembiayaan sepakbola dari APBD masih diperkenankan hingga tiga tahun ke depan. Secara bertahap, jumlahnya menurun hingga klub benar-benar mandiri.
2. Pembiayaan sepakbola hendaknya diusulkan melalui APBD dengan persentasi, baik APBD maupun PAD.
3.Dana pembiayaan sepakbola dari APBD jangan disamakan dengan sistem peng-SPJ-an, seperti layaknya satuan kerja perangkat daerah (SKPD).
4. Pendanaan sepakbola dari APBD bersifat kelanjutan. Sesuai dengan UU no 3 tahun 2005 pasal 70 ayat 1.
5. Daerah-daerah yang mengalokasikan anggaran buat sepakbola yang sudah jadi perdaq, bisa segera direalisasikan.
DANA Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) bisa untuk sepakbola. Meski harus melalui dana hibah yang disalurkan via KONI. Hal ini sudah terungkap, dalam Lokakarya Pembiayaan Sepakbola di Surabaya, Jatim, Kamis (11/9) lalu.Praktis, Sriwijaya FC tetap bisa menggunakan dana APBD tersebut. Setidaknya untuk tiga tahun kedepan. Yayasan SFC, akan beraudiensi dengan Pemrov Sumsel dan DPRD Sumsel, yang rencananya digelar hari ini. Membahas sekaligus menunjukkan bukti lokakarya tersebut. “Kami akan sampaikan sedetail mungkin tentang kondisi SFC. Musim ini, banyak masalah yang mesti segera dicarikan jalan keluarnya,” ungkap Humas Yayasan SFC Agus Sutikno, kemarin (23/9).
Problem paling utama Laskar Wong Kito-julukan SFC-adalah krisis financial. Tim asuhan Rahmad Darmawan ini mulai kehabisan nafas. Sebenarnya, tak hanya SFC, tapi mayoritas klub Indonesia Super League (ISL), sedang “empot-empotan” tak ada dana lagi.
Musim ini, SFC hanya dapat bantuan APBD sebesar Rp7,5 M. Padahal, kebutuhan dana mencapai Rp28 M. Sebab, selain ISL, Ferry Rotinsulu dkk juga mengikuti Copa Indonesia IV dan Liga Champion Asia (LCA).
Pemberian dana sepak bola melalui hibah, sudah dilakukan kabupaten Lamongan. Tepatnya, untuk Persela. Tim asuhan M Basri tersebut, dapat dana sebesar Rp14 M. Itu sudah diungkapkan Bupati Lamongan M Masfuk, saat mendampingi tim verifikasi Badan Liga Indonesia (BLI) di Lamongan, Selasa (29/4) lalu.
“ Siapa bilang tidak boleh pakai APBD? Buktinya Persela masih mendapat bantuan dari APBD. Kalau klub lain tidak bisa mendapatkan kucuran dari APBD, itu tergantung pemahaman dan kebijakan daerah masing-masing,” katanya Masfuk berdalih, seperti dilansir JPNN (induk koran ini, red). (mg2)
Grafis
--------
Lima Kesimpulan Lokakarya Pembiayaan Sepakbola
1.Pembiayaan sepakbola dari APBD masih diperkenankan hingga tiga tahun ke depan. Secara bertahap, jumlahnya menurun hingga klub benar-benar mandiri.
2. Pembiayaan sepakbola hendaknya diusulkan melalui APBD dengan persentasi, baik APBD maupun PAD.
3.Dana pembiayaan sepakbola dari APBD jangan disamakan dengan sistem peng-SPJ-an, seperti layaknya satuan kerja perangkat daerah (SKPD).
4. Pendanaan sepakbola dari APBD bersifat kelanjutan. Sesuai dengan UU no 3 tahun 2005 pasal 70 ayat 1.
5. Daerah-daerah yang mengalokasikan anggaran buat sepakbola yang sudah jadi perdaq, bisa segera direalisasikan.
Nsimi Dikontrak 8 Bulan
DEFENDER anyar Sriwijaya FC Nsimi Jean Jacques Patrick tidak dikontrak semusim. Melainkan hanya 8 bulan. Durasinya Oktober 2008 hingga Mei 2009 mendatang. Dijelaskan manajer SFC MC Baryadi, tak ada lagi problema menyangkut mantan pemain Canone Yaounde FC (divisi utama Liga Kamerun) edisi 2007.
Termasuk International Certificate Transfer (ITC) dan keterangan izin tinggal terbatas (Kitas). Kedua persyaratan tersebut, telah diselesaikan agen yang menaungi Nsimi, yaitu Francis Younga. “Nsimi (Jacques) sudah pasti kami ambil. Sekarang, kami hanya menunggu surat dari Badan Liga Indonesia (BLI, red),” ungkap MC Baryadi, kemarin (23/9).
Manajemen SFC, juga sudah melayangkan surat kepada BLI terkait pemutusan kontrak dengan defender Zoubairou Garba. Seperti yang diberitakan Sumatera Ekspres sebelumnya, mantan pemain PSIS mengalami cedera parah. Tulang ligamen kirinya retak. Zou sendiri divonis absen minimal 6 bulan. Itu pun belum termasuk pemulihan pascatrauma.
“Yang pasti, surat keterangan dokter terkait cedera Zoubairou, sudah kami layangkan sebagai persyaratan. Jadi, begitu keluar surat tersebut, maka Nsimi bisa kami mainkan,” sambung pengusaha asal Sleman (Jogjakarta).
Sayang, Baryadi enggan merinci berapa banderol untuk mengikat Nsimi Jascques. Namun, informasi dari salah satu sumber terpercaya, untuk durasi 8 bulan, defender 21 tahun dibanderol Rp500 juta.
Coach Rahmad Darmawan, sangat respek dengan Nsimi. Menurutnya, pemain tinggi 181 cm, sesuai dengan kriteria yang diinginkannya. Praktis, pelatih 41 tahun tersebut tidak lagi dipusingkan dengan lini belakang, yang memang kurang tangguh. “Nsimi memiliki teknik passing bagus. Headingnya pun sama bagusnya. Saya pikir, dia pemain komplet seperti yang saya inginkan,” tukas Rahmad Darmawan.
ITC dan Kitas beres, tak ada halangan bagi Nsimi untuk segera mengenakan jersey Laskar Wong Kito-julukan SFC. Pemain asal Kamerun ini, diproyeksikan Rahmad untuk tampil setelah away lawan PSM, Jumat (26/9) mendatang. Masing-masing away lawan PSIS (6/10) dan Pelita Jaya Jabar (9/10). “Lihat perkembangan nanti. Yang pasti, saya sangat senang dengan Nsimi,” pungkasnya.
Termasuk International Certificate Transfer (ITC) dan keterangan izin tinggal terbatas (Kitas). Kedua persyaratan tersebut, telah diselesaikan agen yang menaungi Nsimi, yaitu Francis Younga. “Nsimi (Jacques) sudah pasti kami ambil. Sekarang, kami hanya menunggu surat dari Badan Liga Indonesia (BLI, red),” ungkap MC Baryadi, kemarin (23/9).
Manajemen SFC, juga sudah melayangkan surat kepada BLI terkait pemutusan kontrak dengan defender Zoubairou Garba. Seperti yang diberitakan Sumatera Ekspres sebelumnya, mantan pemain PSIS mengalami cedera parah. Tulang ligamen kirinya retak. Zou sendiri divonis absen minimal 6 bulan. Itu pun belum termasuk pemulihan pascatrauma.
“Yang pasti, surat keterangan dokter terkait cedera Zoubairou, sudah kami layangkan sebagai persyaratan. Jadi, begitu keluar surat tersebut, maka Nsimi bisa kami mainkan,” sambung pengusaha asal Sleman (Jogjakarta).
Sayang, Baryadi enggan merinci berapa banderol untuk mengikat Nsimi Jascques. Namun, informasi dari salah satu sumber terpercaya, untuk durasi 8 bulan, defender 21 tahun dibanderol Rp500 juta.
Coach Rahmad Darmawan, sangat respek dengan Nsimi. Menurutnya, pemain tinggi 181 cm, sesuai dengan kriteria yang diinginkannya. Praktis, pelatih 41 tahun tersebut tidak lagi dipusingkan dengan lini belakang, yang memang kurang tangguh. “Nsimi memiliki teknik passing bagus. Headingnya pun sama bagusnya. Saya pikir, dia pemain komplet seperti yang saya inginkan,” tukas Rahmad Darmawan.
ITC dan Kitas beres, tak ada halangan bagi Nsimi untuk segera mengenakan jersey Laskar Wong Kito-julukan SFC. Pemain asal Kamerun ini, diproyeksikan Rahmad untuk tampil setelah away lawan PSM, Jumat (26/9) mendatang. Masing-masing away lawan PSIS (6/10) dan Pelita Jaya Jabar (9/10). “Lihat perkembangan nanti. Yang pasti, saya sangat senang dengan Nsimi,” pungkasnya.
Juku Eja Tebar Psywar!
SRIWIJAYA FC harus “melek” lebar-lebar. PSM akan menjadikan stadion Andi Matalata, Matoangin, bagai neraka bagi Laskar Wong Kito. Bahkan, manajer PSM M Ishlah Idrus sudah tebar psywar. Sangat pedas dan terkesan sangat meremehkan.
“Penampilan Sriwijaya angin-anginan. Kadang bagus, kadang juga terkesan biasa. Apalagi dua pemain mereka absen,”ungkap Ishlah seperti dilansir Fajar (grup Sumatera Ekspres), kemarin (23/9).
Bahkan, dosen Politeknik Negeri Ujung Pandang menyebut tim asuhan Rahmad Darmawan bukan tim istimewa lagi. Apalagi musim 2008/2009 ini, Laskar Wong Kito terus “betah” di papan tengah. Sekali sempat dipapan bawah. Tepatnya, Jumat (15/8) lalu. Saat itu, SFC berada diurutan ke-12, pasca dikalahkan PKT Bontang 1-2.
“Tak ada yang istimewa dengan SFC. Saya pikir, kami bisa memenangkan partai ini,”tandasnya.
PSM sendiri memang minus 3 pilar penting. Yaitu Ahmad Amiruddin, Irstad Aras, dan Ali Khadafie. Namun, coach Raja Isa bin Akhram sudah bisa menurunkan defender asal Togo, Ouadja Lantame Sakibou. Sebelumnya, Quadja absen karena akumulasi kartu.
“Tapi, saya tetap sudah memprediksi kekuatan SFC dengan absennya Christian Worabay dan Isnan Ali,” ungkap Raja.
Berbeda dengan manajer, justru pelatih kelahiran Selangor, Malaysia, 11 Februari 1966 sangat mewaspadai Laskar Wong Kito. “Salah kalau meremehkan Sriwijaya. Justru, tim ini saya nilai paling kuat,” pungkas mantan pelatih Persipura.
“Penampilan Sriwijaya angin-anginan. Kadang bagus, kadang juga terkesan biasa. Apalagi dua pemain mereka absen,”ungkap Ishlah seperti dilansir Fajar (grup Sumatera Ekspres), kemarin (23/9).
Bahkan, dosen Politeknik Negeri Ujung Pandang menyebut tim asuhan Rahmad Darmawan bukan tim istimewa lagi. Apalagi musim 2008/2009 ini, Laskar Wong Kito terus “betah” di papan tengah. Sekali sempat dipapan bawah. Tepatnya, Jumat (15/8) lalu. Saat itu, SFC berada diurutan ke-12, pasca dikalahkan PKT Bontang 1-2.
“Tak ada yang istimewa dengan SFC. Saya pikir, kami bisa memenangkan partai ini,”tandasnya.
PSM sendiri memang minus 3 pilar penting. Yaitu Ahmad Amiruddin, Irstad Aras, dan Ali Khadafie. Namun, coach Raja Isa bin Akhram sudah bisa menurunkan defender asal Togo, Ouadja Lantame Sakibou. Sebelumnya, Quadja absen karena akumulasi kartu.
“Tapi, saya tetap sudah memprediksi kekuatan SFC dengan absennya Christian Worabay dan Isnan Ali,” ungkap Raja.
Berbeda dengan manajer, justru pelatih kelahiran Selangor, Malaysia, 11 Februari 1966 sangat mewaspadai Laskar Wong Kito. “Salah kalau meremehkan Sriwijaya. Justru, tim ini saya nilai paling kuat,” pungkas mantan pelatih Persipura.
Kepengurusan PT SOM Terbentuk
PALEMBANG - Perseroan Terbatas (PT) Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) akhirnya terbentuk. Bahkan, kepengurusannya pun sudah dirilis. Namun, masih bisa diubah susunannya. Termasuk menentukan direktur utama (dirut), yang direncanakan pertengahan November mendatang.
Nah, dalam rapat terbatas di Quality Hotel Daira, kemarin (23/9), komisaris utama dijabat Muda’i Madang (pengusaha asal Sumsel berdomisili di Surabaya), sekaligus pemilik Quality Hotel Daira. Sedangkan direktur, dijabat Bakti Setiawan. “Sementara ini, ada dua kepemilikan saham. Masing-masing yayasan (Pemrov Sumsel, red) sebesar 60 persen. Sisa 40 % untuk umum,” ungkap Bakti Setiawan.
Harga per lembar saham sebesar Rp5 juta. Muda’i Madang sendiri punya saham 15 persen. Demikian dengan MC Baryadi 15 persen. Sisa 10 persen, milik Bakti Setiawan.
Kepengurusan PT SOM ini dibuat di hadapan notaris Robert Tjajaindra tertanggal 23 September 2008. Namun, nomor aktenya belum dibuat. PT SOM sedang mencari nomor hoki. “Kemungkinannya nomor 27 atau 33. Tapi, ini belum kami tentukan,” tukas Robert Tjajaindra.
Rapat terbatas tersebut dihadiri MC Baryadi, Bakti Setiawan, Robert Tjajaindra, dan Faisal Mursyid (selaku Wasekum Yayasan SFC). Uang sebesar Rp1 miliar sebagai modal dasar telah disetor.
Oktober nanti, ada rapat umum pemegang saham. Bisa saja nanti ada pemegang saham baru. Termasuk menentukan pengurus baru (Direktur utama, red), ”pungkas mantan Dirut PT Semen Baturaja.
Siapa yang menjadi dirut memang belum bisa dipastikan. Tapi, nama Dodi Reza Alex, punya kans paling besar. Beberapa pengurus, sudah menyatakan kesetujuannya pada putra sulung Gubernur Sumsel terpilih, H Alex Noerdin. Diantaranya, dewan penasihat SFC Amalsyah Tarmizi, dan Bakti Setiawan sendiri.
Grafis
--------
Susunan pengurus PT SOM
Pendiri :
1. Sofyan Rebuin
2. Muda’i Madang
3. MC Baryadi
4. Bakti Setiawan
Komisaris utama : Muda’i Madang
Komisaris : Sofyan Rebuin
Direktur : Bakti Setiawan
Nah, dalam rapat terbatas di Quality Hotel Daira, kemarin (23/9), komisaris utama dijabat Muda’i Madang (pengusaha asal Sumsel berdomisili di Surabaya), sekaligus pemilik Quality Hotel Daira. Sedangkan direktur, dijabat Bakti Setiawan. “Sementara ini, ada dua kepemilikan saham. Masing-masing yayasan (Pemrov Sumsel, red) sebesar 60 persen. Sisa 40 % untuk umum,” ungkap Bakti Setiawan.
Harga per lembar saham sebesar Rp5 juta. Muda’i Madang sendiri punya saham 15 persen. Demikian dengan MC Baryadi 15 persen. Sisa 10 persen, milik Bakti Setiawan.
Kepengurusan PT SOM ini dibuat di hadapan notaris Robert Tjajaindra tertanggal 23 September 2008. Namun, nomor aktenya belum dibuat. PT SOM sedang mencari nomor hoki. “Kemungkinannya nomor 27 atau 33. Tapi, ini belum kami tentukan,” tukas Robert Tjajaindra.
Rapat terbatas tersebut dihadiri MC Baryadi, Bakti Setiawan, Robert Tjajaindra, dan Faisal Mursyid (selaku Wasekum Yayasan SFC). Uang sebesar Rp1 miliar sebagai modal dasar telah disetor.
Oktober nanti, ada rapat umum pemegang saham. Bisa saja nanti ada pemegang saham baru. Termasuk menentukan pengurus baru (Direktur utama, red), ”pungkas mantan Dirut PT Semen Baturaja.
Siapa yang menjadi dirut memang belum bisa dipastikan. Tapi, nama Dodi Reza Alex, punya kans paling besar. Beberapa pengurus, sudah menyatakan kesetujuannya pada putra sulung Gubernur Sumsel terpilih, H Alex Noerdin. Diantaranya, dewan penasihat SFC Amalsyah Tarmizi, dan Bakti Setiawan sendiri.
Grafis
--------
Susunan pengurus PT SOM
Pendiri :
1. Sofyan Rebuin
2. Muda’i Madang
3. MC Baryadi
4. Bakti Setiawan
Komisaris utama : Muda’i Madang
Komisaris : Sofyan Rebuin
Direktur : Bakti Setiawan
Langganan:
Postingan (Atom)