JAKARTA-Sriwijaya FC sukses mengalahkan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) 6-2. Namun, coach Rahmad Darmawan belum puas atas apa yang ditunjukkan anak-anak asuhnya, dalam sparing partner yang digelar di stadion Soemantri Brojonogoro, Kuningan, kemarin (28/12).
“Transisi antara menyerang dan bertahan, tidak seimbang. Jujur, saya belum melihat banyak perubahan pada diri anak-anak,” ungkap Rahmad Darmawan.
Menurut pelatih asal Metro, Lampung, tim berjuluk Laskar Wong Kito, butuh setidaknya lima ujicoba. Baik dengan tim sepadan, maupun tim-tim lokal beda strata. Apalagi, tim double winners punya waktu empat pekan, pasca revisi jadwal
“Di Palembang, memang harus ada ujicoba. Bahkan, tanggal 5 Januari kalau bisa sudah harus dilakukan,” sambung pelatih 42 tahun.
Maklum, SFC sendiri belum tampil full power seperti 2007 lalu. Namun, Rahmad yakin bisa membenahi apa yang menjadi kekurangan Benben Berlian dkk. “Biarlah perlahan, tapi pasti ada perubahan. Kami hanya butuh waktu untuk mengembalikan kondisi ke yang lebih baik,” pungkas pria berlatar TNI angkatan laut.
Syafruddin membuka keunggulan SFC menit ke-9’. Disusul Korinus Fingkrew yang mencetak dua gol menit ke-49’ dan 62’. Tiga lainnya dibukukan Zah Rahan menit ke-60’, Amirul Mukminin menit ke-70’ dan Benben Berlian menit ke-72’. Sedangkan dua gol balasan UNJ diciptakan Kodrat menit ke-49’ dan Heru lima menit jelang bubaran.
Senin, 29 Desember 2008
Minggu, 28 Desember 2008
Tutup Celah Belakang
SRIWIJAYA FC makin getol ujicoba. Petang ini pukul 15.30 WIB, mereka akan menantang Universitas Negeri Jakarta (UNK) di stadion Soemantri Brojonegoro, Kuningan.
Tak ada misi menang. Namun, tim berjuluk Laskar Wong Kito, perlu menjaga konsistensi tim. Menurut coach Rahmad Darmawan, kolektifitas anak-anak asuhnya belum menggembirakan.
“Kami akan membenahi apa yang jadi kekurangan selama ini. Misalnya, pressing pemain yang kurang. Atau pertahanan yang masih ada celah,” ungkap Rahmad Darmawan, kemarin (27/12).
UNJ memang langganan SFC untuk mengasa taji. Awal 2007 dan 2008, SFC telah dua kali bersua UNJ. Hasilmnya, tim double winners memang bukan tandingan. Tapi, menurut Rahmad, UNJ adalah tim muda yang sangat potensial.
“Pemain UNJ muda-mudah. Masih sangat fresh. Saya pikir, kami seperti menghadapi tim ISL (Indonesia Super League, red),” sambung jebolan IKIP Jakarta (1985-1990).
Untuk diketahu, tim UNJ adalah yang terbaik di Jakarta. Mereka tiga musim berturut menjadi juara ASMAJA (Asosiasi Sepakbola Mahasiswa Jakarta), Terakhir, 15 Agustus lalu, mereka menjadi juara setelah mengalahkan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) 1-0.
“Fokus utama saya pertahanan. Saya ingin barisan ini jauh lebih rapat,” lanjut pelatih yang prnah ikut International Coaching Course Jerman 2004.
Diujicoba perdana lawan Persita Tangerang (26/12), Laskar Wong Kito belum panas. Mereka kalah tipis 1-2. Tak sigap mengantisipasi counter attac, menjadi penyebab kekalahan tersebut.
“Kali ini tidak perlu terjadi lagi. Anak-anak harus cepat tanggap, dengamn counter attack lawan,” pungkas suami Dinda Etty.
Sementara, penyerang anyar SFC belum menemukan nomor jersey yang cocok. Biasanya, striker asal Kediri menggunakan nomor 13. Namun, di SFC telah dikenakan Tsimi Jacques. “Mungkin saya akan kenakan nomor 33 saja,”tukas Budi.
Tak ada misi menang. Namun, tim berjuluk Laskar Wong Kito, perlu menjaga konsistensi tim. Menurut coach Rahmad Darmawan, kolektifitas anak-anak asuhnya belum menggembirakan.
“Kami akan membenahi apa yang jadi kekurangan selama ini. Misalnya, pressing pemain yang kurang. Atau pertahanan yang masih ada celah,” ungkap Rahmad Darmawan, kemarin (27/12).
UNJ memang langganan SFC untuk mengasa taji. Awal 2007 dan 2008, SFC telah dua kali bersua UNJ. Hasilmnya, tim double winners memang bukan tandingan. Tapi, menurut Rahmad, UNJ adalah tim muda yang sangat potensial.
“Pemain UNJ muda-mudah. Masih sangat fresh. Saya pikir, kami seperti menghadapi tim ISL (Indonesia Super League, red),” sambung jebolan IKIP Jakarta (1985-1990).
Untuk diketahu, tim UNJ adalah yang terbaik di Jakarta. Mereka tiga musim berturut menjadi juara ASMAJA (Asosiasi Sepakbola Mahasiswa Jakarta), Terakhir, 15 Agustus lalu, mereka menjadi juara setelah mengalahkan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) 1-0.
“Fokus utama saya pertahanan. Saya ingin barisan ini jauh lebih rapat,” lanjut pelatih yang prnah ikut International Coaching Course Jerman 2004.
Diujicoba perdana lawan Persita Tangerang (26/12), Laskar Wong Kito belum panas. Mereka kalah tipis 1-2. Tak sigap mengantisipasi counter attac, menjadi penyebab kekalahan tersebut.
“Kali ini tidak perlu terjadi lagi. Anak-anak harus cepat tanggap, dengamn counter attack lawan,” pungkas suami Dinda Etty.
Sementara, penyerang anyar SFC belum menemukan nomor jersey yang cocok. Biasanya, striker asal Kediri menggunakan nomor 13. Namun, di SFC telah dikenakan Tsimi Jacques. “Mungkin saya akan kenakan nomor 33 saja,”tukas Budi.
Gamba Bukan Ancaman
KOBE-Gamba Osaka ancaman terbesar Sriwijaya FC di Liga Champion Asia (LCA) 2009. Apalagi, tim asuhan Akira Nishino menyandang juara LCA edisi 2008. Terbaru, peringkat ke-3 juara dunia FIFA World Club 2008.
Kini, Yosihito Endo dkk sudah tembus semifinal Emperor cup 2008. Kamis, 25 Desember lalu di stadion Kobe Universiade Memorial, mereka menang 2-1 atas Nagoya Grampus.
Dua gol Gamba Osaka, dibukukan Lucas menit ke-13’, dan Sota Nakazawa menit ke-22’. Gol balasan Nagoya, diciptakan Keita Sugimoto menit ke-70’. Disemifinal, tim berdiri sejak 1980 akan menantang Yokohama F Marinos, 29 Desember mendatang.
“Juara Emperor penting bagi kami. Sebab, kami ingin mempertahankan gelar juara Asia,” ungkap Akira Nhisino dalam situs AFC, Jumat (26/12).
Tapi, Gamba belum pasti jadi juara Emperor. Sebab, ada tiga tim yang menjadi saingan. Selain Yokohama Marinos, dua lainnya Kashiwa Reysol dan FC Tokyo. Semuanya ada peluang menjadi juara.
Laskar Wong Kito-julukan SFC, tidak takut dengan Gamba Osaka. Plus tiga tim Jepang lainnya yang lolos babak utama LCA. Mereka Kashima Antlers, Kawazaki Frontale, dan Nagoya Grampus.
Coach SFC Rahmad Darmawan cukup percaya diri. Sebab, jika memang Gamba menjadi juara Emperor, belum tentu langsung bertemu SFC.
“Kalau pun bertemu, itu bukan seuatu yang harus ditakuti. Toh, tak ada yang tahu apa yang terjadi 2 x 45 menit dilapangan nanti,” ungkap Rahmad Darmawan.
Pelatih 42 tahun berharap, timnya bisa menjadi “samurai’ bagi para raksasa Negeri Matahari Terbit. “Kami mungkin kalah pengalaman saja. Plus nama besar saja. Tapi, soal semangat, saya jamin kami tidak akan kalah dengan tim manapun,” pungkas pelatih berlatar militer.
Kini, Yosihito Endo dkk sudah tembus semifinal Emperor cup 2008. Kamis, 25 Desember lalu di stadion Kobe Universiade Memorial, mereka menang 2-1 atas Nagoya Grampus.
Dua gol Gamba Osaka, dibukukan Lucas menit ke-13’, dan Sota Nakazawa menit ke-22’. Gol balasan Nagoya, diciptakan Keita Sugimoto menit ke-70’. Disemifinal, tim berdiri sejak 1980 akan menantang Yokohama F Marinos, 29 Desember mendatang.
“Juara Emperor penting bagi kami. Sebab, kami ingin mempertahankan gelar juara Asia,” ungkap Akira Nhisino dalam situs AFC, Jumat (26/12).
Tapi, Gamba belum pasti jadi juara Emperor. Sebab, ada tiga tim yang menjadi saingan. Selain Yokohama Marinos, dua lainnya Kashiwa Reysol dan FC Tokyo. Semuanya ada peluang menjadi juara.
Laskar Wong Kito-julukan SFC, tidak takut dengan Gamba Osaka. Plus tiga tim Jepang lainnya yang lolos babak utama LCA. Mereka Kashima Antlers, Kawazaki Frontale, dan Nagoya Grampus.
Coach SFC Rahmad Darmawan cukup percaya diri. Sebab, jika memang Gamba menjadi juara Emperor, belum tentu langsung bertemu SFC.
“Kalau pun bertemu, itu bukan seuatu yang harus ditakuti. Toh, tak ada yang tahu apa yang terjadi 2 x 45 menit dilapangan nanti,” ungkap Rahmad Darmawan.
Pelatih 42 tahun berharap, timnya bisa menjadi “samurai’ bagi para raksasa Negeri Matahari Terbit. “Kami mungkin kalah pengalaman saja. Plus nama besar saja. Tapi, soal semangat, saya jamin kami tidak akan kalah dengan tim manapun,” pungkas pelatih berlatar militer.
Minggu, 21 Desember 2008
Bahas Masa Depan SFC
.jpg)
Kamis, 27 November 2008
Tidak Akan Potong Gaji Pemain
PALEMBANG - Pemotongan gaji pemain 30 hingga 50 persen, adalah satu solusi mengatasi krisis financial. Bahkan, menyelamatkan klub dari ancaman “degradasi” mendadak. Itu sudah dilakukan Persik Kediri dan PSM Makasar.
Buktinya, semua pemain bintang kedua tim raksasa tersebut, tetap bertahan. Trio Ronald Fagundez, Christian Gonzales, dan Danilo Fernando tetap di Macan Putih (julukan Persik).
Sedangkan Claudio Pronetto, Julio Lopes, dan Aldo Baretto, tetap di Juku Eja (julukan PSM). Termasuk bintang-bintang lokalnya. Kedua tim pun “buru-buru”meralat niatnya untuk mundur dari Indonesia Super League (ISL) 2008/2009.
Namun, Sriwijaya FC tidak meniru langkah Persik dan PSM. Bahkan, tim berjuluk Laskar Wong Kito, memastikan tidak akan “mendiskon” gaji Ferry Rotinsulu dkk sepeser pun.
“Kasihan pemain nantinya. Lagi pula, pemain diikat dengan aturan kontrak. Saya pikir, pemotongan gaji bukan solusi yang baik,” ungkap manajer SFC MC Baryadi, kemarin (25/11).
Tidak gampang memotong gaji pemain. Bisa-bisa, tim double winners ini langsung kehilangan pilar-pilar pentingnya. Jangan lupa, double winners yang telah diraih tim berdiri sejak 2004, adalah jasa semua pemain SFC. Nama Sumsel langsung melejit di kancah nasinal dan internasional, berkat cucuran keringat tim Rahmad Darmawan.
“Sampai saat itu, tak ada pengurus yang mengusulkan secara resmi tentang wacana pemotongan gaji. Toh, kalaupun ada, harus ada kesepakatan antara klub dengan pemain,” sambung pengusaha asal Sleman, Jogjakarta.
Namun, Baryadi sendiri berani memastikan tidak akan melakukan langkah “kejam” pada SFC. Solusi mengatasi krisis financial, terus dicari. PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) sendiri, terus membidik pihak ketiga (sponsor), untuk mendanai Laskar Wong Kito.
“Pemain tidak perlu khawatir. Kami akan berusaha keras, agar tidak terjadi pemotongan gaji seperti yang dilakukan Persik dan PSM,” pungkasnya.
Buktinya, semua pemain bintang kedua tim raksasa tersebut, tetap bertahan. Trio Ronald Fagundez, Christian Gonzales, dan Danilo Fernando tetap di Macan Putih (julukan Persik).
Sedangkan Claudio Pronetto, Julio Lopes, dan Aldo Baretto, tetap di Juku Eja (julukan PSM). Termasuk bintang-bintang lokalnya. Kedua tim pun “buru-buru”meralat niatnya untuk mundur dari Indonesia Super League (ISL) 2008/2009.
Namun, Sriwijaya FC tidak meniru langkah Persik dan PSM. Bahkan, tim berjuluk Laskar Wong Kito, memastikan tidak akan “mendiskon” gaji Ferry Rotinsulu dkk sepeser pun.
“Kasihan pemain nantinya. Lagi pula, pemain diikat dengan aturan kontrak. Saya pikir, pemotongan gaji bukan solusi yang baik,” ungkap manajer SFC MC Baryadi, kemarin (25/11).
Tidak gampang memotong gaji pemain. Bisa-bisa, tim double winners ini langsung kehilangan pilar-pilar pentingnya. Jangan lupa, double winners yang telah diraih tim berdiri sejak 2004, adalah jasa semua pemain SFC. Nama Sumsel langsung melejit di kancah nasinal dan internasional, berkat cucuran keringat tim Rahmad Darmawan.
“Sampai saat itu, tak ada pengurus yang mengusulkan secara resmi tentang wacana pemotongan gaji. Toh, kalaupun ada, harus ada kesepakatan antara klub dengan pemain,” sambung pengusaha asal Sleman, Jogjakarta.
Namun, Baryadi sendiri berani memastikan tidak akan melakukan langkah “kejam” pada SFC. Solusi mengatasi krisis financial, terus dicari. PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) sendiri, terus membidik pihak ketiga (sponsor), untuk mendanai Laskar Wong Kito.
“Pemain tidak perlu khawatir. Kami akan berusaha keras, agar tidak terjadi pemotongan gaji seperti yang dilakukan Persik dan PSM,” pungkasnya.
Langganan:
Postingan (Atom)