Kamis, 27 November 2008

Tidak Akan Potong Gaji Pemain

PALEMBANG - Pemotongan gaji pemain 30 hingga 50 persen, adalah satu solusi mengatasi krisis financial. Bahkan, menyelamatkan klub dari ancaman “degradasi” mendadak. Itu sudah dilakukan Persik Kediri dan PSM Makasar.
Buktinya, semua pemain bintang kedua tim raksasa tersebut, tetap bertahan. Trio Ronald Fagundez, Christian Gonzales, dan Danilo Fernando tetap di Macan Putih (julukan Persik).
Sedangkan Claudio Pronetto, Julio Lopes, dan Aldo Baretto, tetap di Juku Eja (julukan PSM). Termasuk bintang-bintang lokalnya. Kedua tim pun “buru-buru”meralat niatnya untuk mundur dari Indonesia Super League (ISL) 2008/2009.
Namun, Sriwijaya FC tidak meniru langkah Persik dan PSM. Bahkan, tim berjuluk Laskar Wong Kito, memastikan tidak akan “mendiskon” gaji Ferry Rotinsulu dkk sepeser pun.
“Kasihan pemain nantinya. Lagi pula, pemain diikat dengan aturan kontrak. Saya pikir, pemotongan gaji bukan solusi yang baik,” ungkap manajer SFC MC Baryadi, kemarin (25/11).
Tidak gampang memotong gaji pemain. Bisa-bisa, tim double winners ini langsung kehilangan pilar-pilar pentingnya. Jangan lupa, double winners yang telah diraih tim berdiri sejak 2004, adalah jasa semua pemain SFC. Nama Sumsel langsung melejit di kancah nasinal dan internasional, berkat cucuran keringat tim Rahmad Darmawan.
“Sampai saat itu, tak ada pengurus yang mengusulkan secara resmi tentang wacana pemotongan gaji. Toh, kalaupun ada, harus ada kesepakatan antara klub dengan pemain,” sambung pengusaha asal Sleman, Jogjakarta.
Namun, Baryadi sendiri berani memastikan tidak akan melakukan langkah “kejam” pada SFC. Solusi mengatasi krisis financial, terus dicari. PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) sendiri, terus membidik pihak ketiga (sponsor), untuk mendanai Laskar Wong Kito.
“Pemain tidak perlu khawatir. Kami akan berusaha keras, agar tidak terjadi pemotongan gaji seperti yang dilakukan Persik dan PSM,” pungkasnya.

Tidak ada komentar: