Kamis, 06 November 2008

SFC “Juara” Copa

4(1) Sriwijaya v Arema 2 (1)

PALEMBANG - Sriwijaya FC (SFC) sukses menjadi “juara” Copa Dji Sam Soe Indonesia IV edisi 2008/2009. Tadi malam (5/11) di Gelora Sriwijaya Jakabaring, tim berjuluk Laskar Wong Kito mengalahkan Arema Malang 4-2 (1-1, 1-0) via adu penalti. Uang sebesar Rp100 juta sebagai prize money, langsung masuk kocek tim asuhan Rahmad Darmawan.Drama tos-tosan ini ibarat mengulang final Copa Dji Sam Soe III musim 2007 lalu. Saat itu, Isnan Ali dkk juga menang adu penalti 4-1 atas Persipura Jayapura. Bahkan, di perempat final lawan Pelita Jaya pun, SFC menang 6-5 via adu penalti.“Kami menghadapi tim yang kuat. Terbukti Arema bisa mengimbangi kami. Kami hanya beruntung dengan kemenangan penalti,” ungkap Coach SFC Rahmad Darmawan.Pada waktu normal (2x45 menit), duel dua “Raja Copa” ini imbang 1-1. Gol SFC ditorehkan Toni Sucipto menit ke-12. Sedangkan gol Arema dilesakkan Emalue Serge menit ke-56 via penalti. Hadiah tersebut diberikan wasit Jimmy Napitupulu, setelah M Nasuha mengganjal gelandang Arema, Fello Benson di kotak terlarang.


Bahkan, SFC punya peluang untuk unggul via penalti Keith Kayamba Gumbs. Itu setelah winger Arema Fandi Muchtar handball di kotak terlarang. Sayang, striker asal St Kitt n St Nevis ini gagal menjadi eksekutor. Tendangan kerasnya sukses ditepis M Yasir, kiper Arema. Kedudukan 1-1 tidak berubah hingga peluit terakhir ditiup.
Tak ada perpanjangan waktu 2x15 menit. Pemenang langsung ditentukan lewat adu penalti. SFC sendiri harus menurunkan lima algojonya, yaitu Keith Kayamba, Zah Rahan, Ngon a Djam, Charis Yulianto, dan Toni Sucipto. Sedangkan Singo Edan--julukan Arema--menurunkan algojo Fello Benson, Fandi Muchtar, Solaymane Traore, dan Arief Suyono.
Dari kelima algojo SFC, hanya Zah Rahan yang gagal melaksanakan tugasnya. Tendangan “pelannya” melenceng tipis ke kiri gawang. Sedangkan di kubu Arema, hanya Solaymane Traore dan Arief Suyono yang bisa menaklukkan kiper pengganti SFC Afriyanto. Dalam duel ini, kiper kelahiran Padang, Sumbar, 1 Mei 1985, menjadi man of the match. Sekaligus Pahlawan Laskar Wong Kito.
“Meski eksebisi, tapi Arema bisa bermain sangat menarik. Tak hanya menghibur, tapi laga ini seperti laga hidup mati,” lanjut pelatih 41 tahun ini.
Apa yang diperoleh SFC memang lengkap. Sebab, sebelum kick off, mereka menerima cincin emas 24 karat (berat 2,34 gram), sebagai simbol juara Copa Dji Sam Soe Indonesia 2007 lalu. Hadiah ini diberikan Brand Manager Dji Sam Soe Stephanus Kurniadi, kepada wakil SFC yaitu Coach Rahmad Darmawan dan kapten tim Keith Kayamba.
Nah, bagi Arema kekalahan bukan problem penting. Sebab, mereka maklum SFC memang tim kuat. Apalagi bermain di kandang sendiri. Plus dukungan puluhan ribu supporter.
“Meski kalah, tapi saya senang. Setidaknya ini bukti awal keseriusan kami untuk kembali menjadi yang terbaik di Copa,” tutur Coach Arema Gusnul Yakin.
Belum ada evaluasi yang akan dilakukan SFC menghadapi duel Copa Dji Sam Soe Indonesia IV sebanarnya. Termasuk menghadapi even lain, yaitu lanjutan putaran II Indonesia Super League (ISL). Serta Liga Champion Asia. Namun, ada indikasi kalau SFC akan menambah pemain lagi.
“Ketiga event besar ini, saya anggap sangat penting. Saya sangat serius ingin menjadikan tim ini tetap terbaik. Saya pasti akan minta masukan (terutama pada pengurus, red), soal tim ini,” pungkas Rahmad, yang 17 November ini akan berangkat haji.
Satu keputusan penting sudah dilakukan Rahmad. Defender anyar Tsimi Jacques resmi dikontrak. Tidak lagi kontrak “ujicoba”, seperti yang dilakukan yayasan saat mantan pemain Canone Yaounde (liga Kamerun) mengenakan jersey SFC kali pertama.
“Jujur, Tsimi telah berbuat banyak. Tak hanya lawan Arema, tapi lawan PSMS dia tampil sangat bagus. Jadi, dia bukan pemain ujicoba lagi,” pungkas pelatih asal Metro, Lampung.

Tidak ada komentar: