Kamis, 27 November 2008

Bertekad Tetap Terdepan, Sekaligus Raih Banyak Prestasi Individu

MUSIM 2007 lalu, dewi fortuna memang gandrung dengan Sriwijaya FC. Double winners (juara copa Indonesia III dan Liga Indonesia XIII) digenggam. Bahkan, tim berjuluk Laskar Wong Kito menuai sukses lanjutan, sebagai tim paling fair play versi JPNN Fair Play Award 2007.

Kini, tim asuhan Rahmad Darmawan berburu “tiga gelar” lagi.Indonesia Super League (ISL), sudah berjalan setengah musim. SFC sendiri masih terdampar diposisi ke-4 klasemen sementara. Sedikit tidak lazim, bagi tim yang musim sebelumnya menjadi raja di dua event sepakbola terbesar nasional.Namun, kompetisi masih panjang. Rahmad Darmawan dan pasukannya, tetap berambisi mengejar predikat terbaik. Tak hanya gelar juara, tapi Isnan Ali dkk ingin mengulang status sebagai tim paling fair play.“Saya harap, anak-anak tetap menjunjung tinggi fair play. Ini memang sulit. Tapi, kondisi ini sudah kami buktikan musim lalu,” ungkap manajer SFC MC Baryadi.

Tak hanya berburu tim paling fair play, tim berdiri sejak 2004 bertekad menempatkan para punggawanya sebagai pemain-pemain pilihan. Mulai dari top scorer, the best players, hingga pemain paling fair play.

Sayang musim 2007 lalu, tak ada satu pun pemain SFC yang meraih prestasi pribadi. Kecuali Zah Rahan, yang menyandang predikat the best player Liga Djarum Indonesia XIII.Di JPNN Fair Play award ini, kiper Ferry Rotinsulu harus puas diurutan ketiga. Kiper asal Palu (Sulteng) ini hanya meraup 718 poin. Kalah 17 poin dari Aliyudin (striker Persija Jakarta), yang berada dipuncak dan meraup 735 poin.

Ferry juga terpaut lima poin dari Edward Ivakdalam (playmaker Persipura) yang menjadi runner up. Kapten Mutiara Hitam-julukan Persipura-ini, meraup 723 poin. “Saya tidak kecewa. Justru saya bangga SFC bisa dinilai sebegitu bagus. Musim ini akan kami pertahankan dan kalau bisa ditingkatkan lagi,”ungkap Ferry.

Sukses pribadi, jutru diraih coach Rahmad Darmawan. Pelatih 41 tahun, menyabet predikat pelatih paling fair play. Pelatih asal Metro, Lampung, meraup 1250 poin. Dirinya menyisihkan pelatih PSMS Freddy Mulli (sekarang Persebaya) yang terpaku diposisi runner up. Pelatih asal Palopo (Sulsel) ini hanya meraup 1110 poin. Terpaut 140 poin dengan Rahmad.

Sementara pelatih Persipura Raja Isa Ba (sekarang pelatih PSM Makasar), puas diurutan ketiga. Coach asal Negeri Jiran ini meraup 1090 poin. Terpaut selisih 160 poin dari Rahmad dan 20 poin dari Freddy Mulli. Makin mempertegas bahwa pelatih lokal masih lebih baik dari pelatih impor.
“Semoga Jawa Pos dan grupnya menjadi pioner dalam menegakkan fair play sepakbola Indonesia. Ini jadi contoh bahwa media memang sangat berperan terhadap kemajuan sepakbola Indonesia,”cetus Rahmad Darmawan.

Rahmad sendiri mengaku tetap punya ambisi untuk meraih berbagai gelar. Tak hanya tim, tapi juga prestasi individu. Baik dirinya pribadi, juga anak-anak asuhnya.
Bukti awal sudah kelihatan. Striker SFC Ngon a Djam, masuk jajaran pemburu top skor. Total 10 gol yang dilesakkannya. Sekaligus terpaut 4 gol dari Christian Gonzales yang mengemas 14 gol.
“Saya masih yakin, SFC masih tetap yang terbaik. Anak-anak sudah sepakat untuk tetap memegang gelar,” pungkas pelatih berlatar militer.

Untuk grafis
-----------
Sriwijaya FC
berdiri : 2004
prestasi :
1. Juara Copa Indonesia III (2007)
2. Juara Liga Indonesia XIII (2007)
3. Tim paling fair play versi JPNN award (2007)

Tidak ada komentar: