Jumat, 19 September 2008

Adios Zoubairou!

SFC Pantau 5 Bek untuk Gantikan Zou

PALEMBANG - Berakhir sudah karier Zoubairou Garba Mountala bersama Sriwijaya FC. Kontrak defender asal Liberia ini, dipastikan diputus tim berjuluk Laskar Wong Kito. Maklum, pemain 21 tahun tersebut terbekap cedera permanen. “Sekarang kami akan menyelesaikan apa-apa yang menjadi haknya, sesuai dengan aturan kontrak,” ungkap manajer SFC MC Baryadi, kemarin (19/9).
Tim asuhan Rahmad Darmawan ini memang harus “tega” dan “kejam”. Sebab, reputasi tim double winners sedang dipertaruhkan. Tak hanya di pentas Indonesia Super League (ISL), dan Copa Indonesia IV saja. Tapi, Isnan Ali dkk juga akan membawa nama Indonesia dipentas Liga Champion Asia (LCA).
SFC sendiri segera bertandang ke Badan Liga Indonesia (BLI). Mereka akan minta “pengertian”, agar bisa merekrut pemain pengganti, sebelum putaran I berakhir 8 Nopember mendatang.
Sebab, dalam rentang 6 pekan tersebut, SFC harus melakoni 9 laga. Enam away, dan 3 home. Sementara, komposisi tim sendiri tidak komplet, pasca cederanya Zoubairou Garba. “Cedera Zoubairou itu permanen. Butuh waktu lebih dari 6 bulan untuk pulih. Kami harus merekrut pemain untuk menggantinya. Tidak harus menunggu transfer window, 9 November,” sambung pengusaha asal Sleman (Jogjakarta).
Sebenarnya, produktivitas SFC sangat bagus. Tim ini bisa mencetak 18 gol dari 8 caps. Artinya, setiap laga Laskar Wong Kito mencetak rataan 2,25 gol. Namun, SFC juga kebobolan 12 gol. Artinya, rata-rata setiap laga, SFC kebobolan 1,5 gol. Salah satu penyebabnya, rapuh lini pertahanan. “Ada lima pemain yang sedang kami pantau. Tapi, yang pasti bukan Carlos Renato Elias,” lanjut pria yang juga Sekjen Partai Perduli Rakyat Nasional (PPRN). Kelima defender tersebut adalah Nsimi Jacques, Owona Zoa Luc, Nomo Teh Marco, Adepi Roger, dan Moudoru Moise. Namun, pemain yang berpeluang besar mengenakan jersey SFC adalah Owona Zoa Luc dan Nomo Teh Marco.
Owona Zoa Luc, defender kelahiran Yaounde (Kamerun), berpostur 186cm/79 kg. Musim 2007 lalu bermain di Liga Russia, bersama FC Anzhi Makhachkala. Sementara Nomo Teh Marco, berasal dari Togo. Namun, mantan pemain PSM Makasar dan sempat “akan” berbaju Arema ini berstatus lampu merah. Meski reputasi Nomo sangat gemerlap. Di antaranya jadi the Best players bersama tim Douanes di Piala Togo edisi 2002. Serta menjadi pilar inti timnas Togo.Sayang, Nomo Teh Marco, termasuk dalam daftar pemain asing yang direkomendasikan PSSI (induk sepak bola Indonesia), untuk tidak direkrut karena indisipliner. Sedangkan tiga lainnya, semuanya belum pernah merumput di Indonesia.

Tidak ada komentar: