Rabu, 17 September 2008

APBD Tetap Bisa untuk Sepak Bola

PALEMBANG – “Napas” Sriwijaya FC akhirnya bisa terus berembus. Ternyata, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), tetap dapat diandalkan sebagai sumber pembiayaan sepak bola. Hal tersebut terungkap dalam Lokakarya Pembiayaan Sepak Bola, yang diadakan Pengda PSSI Jatim di Hotel Garden, Surabaya, Kamis (11/9) lalu.Padahal, sejak Indonesia Super League (ISL) bergulir, klub banyak menjerit. Mereka tidak diizinkan menggunakan APBD, pasca keluarnya Permendagri No 59/2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Selama ini, masyarakat bola tanah air salah tafsir. Bahwa APBD tidak boleh disentuh lagi untuk membiayai sepak bola. Ternyata, APBD bisa disalurkan melalui hibah yang diberikan ke KONI. Baru kemudian Koni menyalurkannya ke klub.“Tapi, hibah harus disesuaikan dengan kondisi keuangan daerah, urgensi hibah, dan tidak terus menerus,”ungkap Kasi Wilayah II B Direktorat Administrasi Anggaran Daerah Hendriwan, seperti dilansir JPNN (induk koran ini, red).

Menurut Hendriwan, hal ini dijelaskan pada Permendagri no 59/2007. Dipertegas Mendagri Mardiyanto dalam surat edaran Mendagri No 900/2677/BJ, tertanggal 9 Nopember 2007. “Dana hibah harus transparan. Jika terjadi apa-apa (dikorup atau diselewengkan, red), yang akan diperiksa adalah penerima hibah,”sambungnya.
Pemberian dana sepak bola melalui hibah, sudah dilakukan kabupaten Lamongan. M Masfuk, Bupati Lamongan yang juga hadir sebagai pembicara, menyebutkan Persela dapat dana hibah, yang disalurkan Kabupaten Lamongan via Koni Lamongan. “Jumlah dananya Rp 17 M. Itu untuk semua cabor.Tapi, sebagian besar untuk tim Persela,”papar Masfuk, yang juga ketum Persela.

Hasil lokakarya ini, disimpulkan dalan rekomendasi. Sekaligus disampaikan kepada para kontestan Liga Indonesia diberbagai divisi.
Lantas, bagaimana dengan SFC sendiri ? “Memang benar. Tapi jumlahnya kecil. SFC sendiri hanya dapat Rp7,5 M. Sementara kebutuhan ISL, Copa Indonesia IV, dan Liga Champion Asia, diatas Rp 20 M. Inilah yang dipusingkan itu. Kemana kekurangan dana ini akan dicari,”tukas manajer SFC MC Baryadi.
Hingga kini, Yayasan SFC sudah ambil ancang-ancang. Mereka akan melakukan road show, ke beberapa perusahaan di Sumsel. Termasuk pengusaha-pengusaha Sumsel.

Lima Kesimpulan Lokakarya Pembiayaan Sepak bola
1.Pembiayaan sepak bola dari APBD masih diperkenankan hingga tiga tahun ke depan. Secara bertahan, jumlahnya menurun hingga klub benar-benar mandiri.
2. Pembiayaan sepak bola hendaknya diusulkan melalui APBD dengan persentasi, baik APBD maupun PAD.
3.Dana pembiayaan sepak bola dari APBD jangan disamakan dengan sistem peng-SPJ-an, seperti layaknya satuan kerja perangkat daerah (SKPD).
4. Pendanaan sepak bola dari APBD bersifat kelanjutan. Sesuai dengan UU no 3 tahun 2005 pasal 70 ayat 1.
5. Daerah-daerah yang mengalokasikan anggaran buat sepak bola yang sudah jadi perdaq, bisa segera direalisasikan.

Tidak ada komentar: