Senin, 08 September 2008

Persiapan Ekstra demi Lawan Sriwijaya

MUSIM 2008/2009 ini, Persib termasuk tim paling ekspansif. Mereka mendatangkan 13 pemain, sekaligus mendepak 10 pemain. Itu sudah cukup membuktikan bahwa Maung Bandung-julukan Persib-termasuk tim paling serius memburu trofi Indonesia Super League (ISL) musim ini.
Kedatangan coach Jaya Hartono, membuat taring Maung makin terasah. Sebab, pelatih kelahiran Medan, 20 Oktober 1963 ini, termasuk pelatih sukses. Trofi Liga Indonesia IX (2003), menjadi bukti ampuhnya “tangan dingin” Jaya Hartono.
Tak ingin sekadar seri, coach yang ditransfer dari Deltras Sidoarjo ini justru membidik kemenangan. Tak perduli, meski Sriwijaya FC yang bakal mereka hadapi, adalah raksasa yang sedang bermain di kandang sendiri. Plus dukungan suporter sendiri.
“Saya tidak mau berbicara taktik. Apakah menyerang atau bertahan. Pastinya, kami sudah melakukan persiapan ekstra demi menghadapi Sriwijaya,” aku Jaya Hartono, kemarin (7/9).
Seperti yang diberitakan Sumatera Ekspres sebelumnya, si Pangeran Biru—julukan lain Persib—minus tiga pilar penting. Mereka defender Maman Abdurrahman (akumulasi), striker Rafael Alves Bastos (akumulasi), serta midfielder Atep Ahmad (gejala tifus).
Tapi, skuadra yang berdiri sejak 1933 ini punya stok berlimpah. Masih ada Zaenal Arief, Fabio Lopes, atau striker muda Airlangga Sucipto yang bakal meng-cover Bastos. Pengalaman Jaya Hartono meracik taktik dan stratagi tim, membuat Persib seperti tidak ada celah.
“Semua pemain saya persiapkan sama. Toh, absen beberapa pemain, bukan jadi alasan bahwa tim kami akan rapuh. Sama sekali tidak ada pengaruh,” lanjut pelatih 44 tahun.
Jaya Hartono tak sekadar bertangan dingin. Tapi, sudah kenyang makan “asam garam”. Sebelum jadi pelatih, semasa jadi pemain pun punya prestasi emas. Salah satu prestasi terbaiknya, saat ber-jersey Niac Mitra, menjadi juara Galatama 1987. Plus runner up 1989.
Lebih mentereng lagi justru di skuadra Merah Putih. Musim 1986, juara Piala Kemerdekaan. Disusul musim 1987, mempersembahkan medali emas pada SEA Games 1987, di Jakarta. Terakhir Jaya sebagai pelatih berhasil membawa Persik juara Ligina 2004.
“Realistisnya memang sulit menncuri poin dikandang lawan. Tapi, kami akan berusaha membalikkan realistis tersebut,” pungkas mantan anak didik M Basri (pelatih Persela, yang juga pelatih paling senior).

Tidak ada komentar: