Jumat, 11 Juli 2008

Sehari 50 Kali Tendangan Penalti

BETAPA sakitnya gagal mengeksekusi sebuah penalti. Apalagi akhirnya berujung pada kegagalan tim untuk menorehkan prestasi. Minggu,13 Januari 2008 lalu. Memori kelam tak bisa dilupakan Edward Ivaldalam. Jenderal lapangan tengah Persipura tersebut mengawali kegagalan dari tiga eksekusi penalti terhadap gawang Ferry “FR12” Rotinsulu, kiper Sriwijaya FC.
Akibatnya, Mutiara Hitam-julukan Persipura—harus pulang dengan muka tertekuk. Mereka gagal memboyong tropi juara Copa Indonesia III (2007) ke Jayapura. Justru tropi tersebut lebih memilih Palembang-markas utama Laskar Wong Kito-julukan SFC.
Namun, kenangan pahit tersebut sudah dilupakan Edu-sapaan karib Edward Ivakdalam. Pria kelahiran Merauke, 18 Desember 1974 tersebut datang dengan sejuta optimisme. Mantan pemain timnas Merah Putih tersebut mengaku telah mempersiapkan diri. Jauh lebih matang, khususnya mengasah eksekusi penalti.
“Sama sekali saya tidak trauma dengan kegagalan penalti 2007 lalu. Kami datang ke Palembang dengan persiapan ekstra. Soal tendangan penalti, kami terus berlatih. Sehari bisa 50 kali,” cetus Edu, kepada Sumatera Ekspres, kemarin (10/7).
Kapten Persipura tersebut mengklaim, bahwa timnya punya kekuatan tidak di bawah SFC. Bahkan, ayah dari Denilson dan Dodadoni Ivakdalam tersebut, menjamin SFC akan kerepotan. “Kami tak akan main bertahan. Poin dilaga perdana ini sangat penting bagi kami. Jadi, kami akan menerapkan permainan menyerang pada SFC,” pungkas legenda hidup Persipura tersebut.
Tak hanya Edu, tapi Alberto “Beto”Goncalves dan David da Rocha yang juga gagal mengeksekusi penalti, merasa tidak trauma. Bahkan, dua pemain asal Negeri Samba (Brazil) tersebut, mengaku siap jika kembali harus menjadi eksekutor. Termasuk berhadapan kembali dengan FR12. “Kamu lihat, kondisi saya sangat baik sekali. Saya sangat ingin mencetak gol atas Sriwijaya. Itu untuk membalas kekalahan kami musim lalu,”tukas Beto, yang musim 2007 lalu mencetak 20 gol (runner up top skor Liga Indonesia XIII).

Tidak ada komentar: