Sabtu, 26 Juli 2008

Tak Ada Konflik di SFC

MOLOR 14 hari pembayaran gaji pemain Sriwijaya FC, sempat menimbulkan problema. Bahkan, tim berjuluk Laskar Wong Kito ini ditenggarai akan segera bangkrut alias kolaps alias hilang dari peredaran sepak bola Indonesia.
Lebih parah lagi, keikutsertaan tim peraih double winners (Copa Indonesia III dan Liga Indonesia XIII) di Indonesia Super League (ISL) musim 2008/2009 ini, sempat dipertanyakan. Termasuk kriteria-kriteria tim verifikasi Badan Liga Indonesia (BLI), yang meloloskan SFC ke ISL.
Menyakitkan lagi, antar pengurus SFC sempat disebut-sebut mengalami komplik. Namun, itu semua hanya riak kecil saja. Buktinya, Rahmad Darmawan dan para anak asuhnya makin bersemangat menjalani duel ISL lainnya. “Kami professional kok. Saya bukan sekadar jadi pelatih doang, tapi juga menjaga stabilitas tim ini dengan cara saya sebagai pelatih,” ucap Rahmad Darmawan, kemarin (26/7).
Wakil sekretaris I Yayasan SFC Musyrif Suwardi pun membantah keras jika kepengurusan SFC mengalami konflik. Keterlambatan pembayaran gaji, bukan karena ada komplik, tapi memang pengurusan yayasan sedang berusaha mencarikan dana tersebut.
“Tak ada konflik, kok. Lagian mau konflik apa dan soal apa. Konflik itu antara lawan dan musuh, untuk mencari menang. Jadi, salah besar kalau ada yang mengatakan keterlambatan pembayaran gaji karena ada konflik, ‘bantah Musyrif.
Manajer SFC Baryadi pun cukup kaget, sempat disebut-sebut terjadi konflik. Menurutnya, yayasan SFC sangat solid dan kompak. ‘’Itu bukan konflik, tapi hanya permasalahan dana saja. Dana sekarang tidak mencukupi, dan pengurus sedang berupaya,’’ timpal Baryadi.
Adanya rapat pengurus dan upaya-upaya yayasan, membuktikan keperdulian terhadap SFC. Bahkan, Yayasan SFC sendiri makin getol “berburu” sponsor, sebagai salah satu cara menambah dana SFC. ‘’Sekarang masih terus cari sponsor. SFC inikan memang harus berdiri sendiri. Kalian para wartawan juga kan bisa membantu mencarikan sponsor untuk SFC,” tambah Musyrif.

Tidak ada komentar: