Jumat, 18 Juli 2008

Suharno Anggap Timnya Semut

PERSIWA punya segerombol pemain dengan posisi saling mengisi. Tim asal Lembah Baliem ini memang bukan tim bertabur bintang. Bukan pula tim besar yang sarat dengan tradisi dan prestasi. Power mereka hanya mengandalkan kolektivitas tim. Tapi, itulah kelebihan pasukan Hitam Hijau ini. Imbang 2-2 lawan PSMS (Medan), Minggu, 13 Juli lalu di Gelora Bung Karno, adalah bukti kepiawayan peracik tim ini, Suharno.
“Kami memang tim biasa tanpa bintang. Tapi, itu bukan berarti kami akan kalah dari Sriwijaya. Justru, kami termotivasi ikut jejak Persipura yang dapat satu poin di Jakabaring,” ungkap Suharno, kemarin (17/7).
Mantan pelatih Persis (Solo) ini menilai, saat ini Persiwa tak ubahnya seperti semut dihadapan SFC. Sementara SFC sendiri mereka nilai sebagai Gajah. Itulah psywar yang ditebar Suharno dan pasukannya, sejak menjejakkan kami di Bumi Sriwijaya, Senin, 14 Juli lalu. ‘Satu poin saja, kami benar-benar sangat bersyukur luar biasa,’sambungnya.
Selain itu, Persiwa menilai SFC berada dalam situasi tertekan. Menurut Suharno, SFC sedang memanggul beban harus menang. Itu untuk menutupi kehilangan poin, dilaga perdana. Sekaligus memberi kepercayaan pada suporternya.
“Saya benar-benar yakin, SFC akan tampil tertekan. Meski mereka mengatakan tidak, tapi itulah kenyataan yang ada. Tim manapun yang hilang poin, pasti akan melampiaskan pada laga selanjutnya,” pungkas pelatih bertubuh tambun ini.‘Ini kesempatan kami untuk mengasah kekuatan sekaligus berusaha mencuri poin di kandang raksasa,” timpal striker Persiwa Boakay Eddy Foday.
Tactician Sriwijaya FC Rahmad Darmawan, menilai Persiwa tim hebat. Meski tidak bertabur bintang, namun ada pemain paling berbahaya yang diwaspadainya. Dialah Peter Rumaropen, midfielder sekaligus pemegang ban kapten Persipura. Pemilik jersey nomor 10 ini mencetak satu gol saat lawan PSMS.
“Dia (Peter, red) paling berbahaya karena mampu menempatkan diri pada posisi yang benar,” ucap Rahmad.Hanya sekali pertemuan antara SFC dengan Persiwa. Itu terjadi pada babak 8 besar nasional divisi utama Liga Indonesia XIII. Saat itu, Laskar Wong Kito-julukan SFC, bermain imbang 0-0 dengan Persiwa, di Gelora 10 Nopember, Surabaya (26/1).
Namun, SFC sendiri memang menerapkan strategi defensive. Maklum, Isnan Ali dkk saat itu memang tidak terbebani menang. Seri atau kalah tidak diatas dua gol, sudah mengantar ke semifinal Liga Indonesia XIII.“Pertemuan sekarang tentu beda. Kami sudah siapkan antisipasi terhadap strategi Persiwa. Saya sendiri selalu berusaha untuk membawa SFC meraih kemenangan,” tandas pelatih asal Metro (Lampung) ini.

Tidak ada komentar: