Kamis, 31 Juli 2008

Cekmad Mantapkan Taktik dan Strategi

DALAM tim sepakbola manapun, jika lebih dari dua minggu tidak menjalani pertandingan resmi, tentu akan mempengaruhi kinerja tim secara keseluruhan. Kondisi ini juga yang dialami Laskar Sriwijaya.
Sejak mengalahkan Persiwa Wamena dengan skor 3-1 pada Jumat (18/7) lalu, skuad Rahmad Darmawan libur tanding dikarenakan tidak ada jadwal. Laskar Wong Kito kembali akan bertarung pada Selasa (5/8) mendatang, dengan menjamu Persela Lamongan di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang.
Dengan jeda yang cukup lama, sekitar 16 hari ini, persiapan tim SFC bakal terganggu. Setidaknya ritme permainan akan berubah karena lamanya libur tanding. Untuk mengatasi ini, Cekmad pun menyiasati dengan mengadakan simulasi game antar pemain yang digelar Rabu (30/7) sore.
“Memang untuk mengatasi ini (tidak adanya pertandingan) seharusnya kita akan berujicoba tapi tidak ada lawan. Sebagai gantinya kita adakan game training antar pemain. Sebelumnya pada Jumat (25/7) kita juga sudah mengadakan simulasi game dan saya rasa tidak ada masalah,” ungkap Cekmad yang ditemui, Rabu (30/7).
Dengan adanya dua kali simulasi game ini, Cekmad yakin ritme permainan serta koordinasi dan kerjasama setiap pemain dapat tetap terjaga. “Kita tinggal pemantapan taktik permainan dan strategi saja untuk menghadapi Persela,” imbuhnya.
Lantas bagaimana dengan kondisi fisik pemain selama tidak adanya jadwal pertandingan resmi. Cekmad mengatakan tidak masalah. “Kalau untuk fisik tidak ada masalah karena mereka kan tetap latihan,” ujar pelatih bersuara merdu ini.
Sementara mengenai penampilan tim, suami Dinda Etty Yuliawati ini mengatakan untuk bicara mengenai penampilan tim, maka secara keseluruhan akan saling berkiatan.
Pelatih fisik SFC, Satia Bagdja Ijatna juga menegaskan, meskipun jeda libur tanding cukup panjang, secara fisik, kondisi Isnan Ali dkk tidak mengalami masalah. Hanya saja yang menjadi perhatian bagaimana mereka mempertahankan ritme permainan yang sudah dibangun.

Selasa, 29 Juli 2008

Fakta Baru, Isnan Tidak Mencolok Mata

ADA fakta baru terhadap perkembangan kasus Isnan Ali. Dalam rekaman pertandingan home Sriwijaya FC versus Persipura, Sabtu 12 Juli lalu, winger kanan Laskar Wong Kito-julukan SFC-ini, memang mengacungkan telunjukknya ke arah mata kanan striker Persipura, Alberto “Beto”Gonvalves.Namun, ternyata tidak mengena bola mata. Melainkan di bawah mata, tepatnya di tulang pipi.
Bukti rekaman ini sudah diputar berulang-ulang dihadapan Komisi Banding (Komding). Bahkan, Isnan Ali sendiri sudah berbicara gamblang seputar kronologis kasusnya tersebut. “Yang mengamati rekaman tersebut adalah ibu Fatmawati, Sekretaris Umum Komding PSSI. Dia juga yang mengatakan bahwa telunjuk saya tidak kena mata Beto. Rekaman itu sendiri diputarnya berulang-ulang dan diperlambat,” jelas Isnan Ali, kemarin (28/7).
Namun, hingga kini belum ada kepastian resmi terkait hasil banding ke Komding PSSI yang diketuai Rusdi Taher ini. Namun, Isnan sendiri optimistis sanksi tiga laga berturut plus denda Rp50 juta, dapat dikurangi. ‘Pak Rusdi Taher (Ketua Komding PSSI, red) nggak ada. Jadi, keputusannya belum tahu bagaimana. Tapi, saya berharap sebelum 5 Agustus, telah ada keputusan pasti. Saya benar-benar ingin membela SFC lawan Persela dan Persija,” tukas pria 31 tahun ini.
Isnan sendiri sebenarnya masih dipanggil Komding terkait banding tersebut. Bahkan, kemarin (Senin, 24/7) pun sebenarnya Isnan tetap disuruh datang lagi ke Komding. “Tapi, saya bilang pada ibu Fatmawati bahwa saya mesti latihan bersama SFC. Dia maklum, dan berjanji akan mengabari hasil banding tersebut,” pungkasnya.
Fatmawati sendiri membenarkan belum keluarnya hasil banding SFC. Namun, dirinya menjelaskan bahwa hasilnya dalam rentang tiga hingga lima hari ke depan. “Nanti kalau hasil bandingnya keluar, tentu akan kami kabari secepatnya,” tukasnya.
Seperti yang diberitakan Sumatera Ekspres sebelumnya, Isnan Ali diberi sanksi berupa skorsing 3 laga plus denda Rp50 juta oleh Komdis PSSI. Dirinya dinilai terlibat percekcokan dengan Beto, pascaduel perebutan bola dengan striker Persipura lainnya, Ernest Jeremiah. Beto dan Ernest pun diberi sanksi serupa.

Senin, 28 Juli 2008

Tunjuk EO, Dana SFC Bisa Capai Rp29 M

PALEMBANG - Belum jelas pihak-pihak mana saja yang menjadi sponsor Sriwijaya FC. Namun, yayasan tim berjuluk Laskar Wong Kito ini mengklaim bahwa SFC bakal terus “hidup”. Tidak terindikasi bangkrut seperti yang diberitakan sebelumnya. Bahkan, Ketua Harian Yayasan SFC Budi Raharjo berani mengatakan bahwa dari sponsor-sponsor tersebut bakal didapat dana sebesar Rp29 miliar.
“Kami sudah menunjuk event organizer (EO) untuk menggaet para sponsor. Ada beberapa yang hampir deal. Ada juga yang sedang dalam proses negosiasi. Nah, dana dari sponsor ini diperkirakan lebih kurang Rp29 miliar. Sebab, SFC juga akan mengikuti Liga Champion Asia,” jelas Budi Raharjo saat press conference di sekretariat SFC kompleks Palembang Square (PS), kemarin (27/7).
Sayang, pria yang juga menjabat Asisten II Pemprov Sumsel ini enggan merinci pihak mana saja yang bakal resmi jadi sponsor. Namun, dirinya tidak menampik bahwa EO yang dimaksud adalah PT Lajoo Mulia Independen, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang entertainment.
“Bagaimana cara EO menggaet sponsor, itu rahasia perusahaan. Yang pasti, pengelola sponsor itu memang ada. Mereka terus bergerak melakukan tugasnya,” sambung Budi.
Yayasan SFC juga mulai buka-bukaan soal berapa uang kas sebenarnya sekarang ini. Dijelaskan Budi, bahwa kas yang ada di kantong Yayasan SFC saat ini sebesar Rp1,5 miliar. Sementara, kebutuhan skuadra asuhan Rahmad Darmawan ini (termasuk gaji dan akomodasi) lebih kurang Rp718 juta per bulan. Dana sebesar Rp1,5 M ini akan terus bertambah, karena EO terus melaksanakan tugasnya (mencari uang, red).
“Masalah uang (menyangkut penyelesaian gaji per bulan dan keperluan SFC lainnya, red), insyah Allah tidak masalah lagi. Saya sendiri menjamin bahwa aliran uang bias dipertanggungjawabkan,” lanjutnya.Selain itu, Budi berjanji akan izin pada Ketua Umum Yayasan SFC (Ridwan Mukti, red) agar keuangan SFC diaudit per semester (setiap enam bulan sekali) oleh auditor independen.
“Jadi, keuangan SFC ini akan masuk neraca keuangan. Serta nantinya diinfokan kepada masyarakat umum,” pungkasnya.
Yulian Robinson dari PT Lajoo Mulia Independen (EO) mengatakan bahwa ada beberapa sponsor yang boleh dibilang sudah deal. Tapi, dirinya pun enggan merinci berapa dana yang digelontor masing-masing perusahaan tersebut.
“Ngak enak disebutkan. Tapi, kalau perusahaannya saya berani sebutkan. Di antaranya Sido Muncul, Simas Grup, dan perusahaan Telekomunikasi (Seluler). Sekarang, ada sedikitnya 20 perusahaan yang kami negosiasi. Persiapannya selesai dan hampir sepakat,” tukas Julius Robinson.

Yayasan SFC Belum Disahkan Depkum HAM

YAYASAN Sriwijaya FC ternyata belum disahkan oleh Departemen Hukum dan HAM. Padahal, yayasan bernomor 65 ini telah dibentuk sejak 28 Maret 2008 lalu. Tepatnya, seminggu setelah tim verifikasi Badan Liga Indonesia (BLI), melakukan verifikasi pada skuadra berjuluk Laskar Wong Kito.Tak pelak, adanya PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) yang didengungkan selama ini, ternyata masih samar-samar. Padahal PT SOM sendiri sudah bergerak. Termasuk mengelola tiket pertandingan home SFC.

“Yayasan memang sudah didirikan. Tinggal pengesahannya saja dari departemen hukum dan HAM. Untuk PT SOM, itu menang sedang diproses. Setelah yayasan beres, barulah dibentuk PT,” jelas ahli hukum sekaligus notaris SFC Robert Tjajaindra, kemarin (27/7).Meski demikian, Robert mengatakan bahwa proses tersebut hampir selesai. Termasuk pembentukan PT SOM yang di dead line BLI hingga Oktober 2008 mendatang. Adanya kepastian badan hukum, memang keharusan. Sebab, SFC juga akan melakoni Liga Champion Asia (LCA) Januari 2009 nanti. “Kami optimistis, semua proses pembentukan badan hukum ini berjalan tepat waktu,” pungkas pesepakbola era 70-an tersebut.

Budi: Dana SFC Masih Rp 1,9 M

PALEMBANG, Ketua Harian Sriwijaya FC, Budi Rahardjo menjelaskan, dana kas Sriwijaya Football Club (SFC) hingga kini berjumlah sekitar Rp 1,5 miliar. Menurutnya, jumlah tersebut hanya cukup untuk mendanai biayai operasional SFC sampai bulan Agustus. Pengurus Yayasan SFC selanjutnya akan berupaya keras menggalang dana dengan menggaet Sponsor yang hingga kini masih dijajaki.
Penegasan Budi Rahardjo yang juga Asisten I Sekdaprov Sumsel disampaikan kepada wartawan di sekretarian SFC kompleks Palembang Squar, Minggu (27/7).
“Saya jamin gaji pemain dan pelatih hingga Agustus telah tersedia karena dana kas SFC ada sekitar Rp 1,5 M. Dan akan ada tambahan sekitar Rp 400 juta dari hasil pertandingan dua laga home kita. Sehingga bisa terkumpul Rp 1,9 milair. Uang ini cukup untuk membayar gaji pemain dan pelatih hingga Agustus mendatang, karena dana operasional untuk gaji sebesar Rp 718 juta per bulan,” ungkap Budi.
Langkah-langkah kongkrit untuk menggaet sponsir, papar Budi, pengurus yayasan sudah menjalin kemitraan dengan salah satu event organiser (EO) Lajoo Mulia Independent untuk mengurus sponsorship SFC. “Kita minta EO yang mengurus sponsorhip dengan diberi limitan waktu dan nilai yg kita harapkan. Untuk gambaran, dalam satu tahun kita butuh Rp 20 M hingga Rp 29M ini cukup sampai keikutsertaan SFC di Liga Champion Asia,” tandas Budi.

Akibat Kompetisi Molor
Budi menjelaskan, kondisi keuangan SFC mengalami gangguan akibat dana APBD sebesar Rp 7,5 M dan dana dari sponsor seperti dari Bank Sumsel sebesar Rp 1,7 M telah habis untuk menutupi biaya operasional SFC di pengujung musim 2007 saat jadwal kompetisi molor. Hal ini berakibat membengkaknya biaya operasional.
“Karena kita mesti memperpanjang kontrak pemain sepanjang setengah bulan, lalu mengurus biaya Kitas pemain asing, dan biaya operasional lainnya. Pastinya semua pengeluaran tersebut ada catatannya. Dana SFC dari 2005 hingga September 2007 telah diaudit, Oktober 2007 hingga sekarang sedang dalam tahap audit. Saya ingin per enam bulan sekali keuangan SFC di audit tim independent,” tegas Budi.
Pimpinan EO Laju Music, Julius, membenarkan pihaknya telah mengikat kontrak kerjasama dengan SFC untuk mengurus sponsorhip.

Minggu, 27 Juli 2008

Rahmad Keluhkan Jadwal

PALEMBANG- Laga away Sriwijaya FC versus Persiba (Balikpapan) mengalami perubahan lagi. Jadwal awal yang dirilis Badan Liga Indonesia (BLI), laga ini digelar Minggu, 24 Agustus 2008. Kemudian berubah menjadi Jumat, 22 Agustus 2008. Kini, duel tersebut mengalami perubahan jadwal lagi, menjadi Senin, 18 Agustus 2008.
BLI sendiri sudah mengirimkan pemberitahuan resmi terkait perubahan tersebut. Tertera dalam surat keputusan nomor 0885/A-04/BLI-31/VII/2008, yang ditandatangani ketua BLI Andi Darussalam Tabussala, tertanggal 26 Juli 2008.
Alasan perubahan tersebut, karena disaat bersamaan timnas senior Indonesia sedang melakukan training center (TC). Ini adalah persiapan skuadra Merah Putih jelang Piala Kemerdekaan, di Jakarta, 21-29 Agustus mendatang. Selain timnas Indonesia, turnamen ini sendiri diikuti 4 tim lain, yaitu Libya, Maladewa, Kamboja, dan Myanmar.
“Ini bagian agenda timnas. Semua perubahan jadwal tentu kami beritahukan dengan klub bersangkutan. Termasuk Sriwijaya FC sendiri tentunya,” ungkap Andi Darussalam Tabusalla, kemarin (26/7).
Peracik taktik dan strategi SFC Rahmad Darmawan cukup mengeluhkan perubahan jadwal tersebut. Itu karena, sebelum meladeni Persiba, tim berjuluk Laskar Wong Kito ini juga dijamu PKT Bontang. Tepatnya 15 Agustus. Praktis, hanya ada dua hari saja yang digunakan Ferry Rotinsulu dkk untuk jeda recovery. “Jarak Bontang ke Balikpapan itu butuh waktu dua jam lebih. Ini benar-benar akan menyebabkan kelelahan bagi pemain kami,” ungkap Rahmad Darmawan.
Tak pelak, pelatih 41 tahun ini harus andai memutar otak. Bagaimana pun kondisi fisik para anak asuhnya, toh pelatih kelahiran Metro (Lampung) ini tetap berupaya agar skuadranya selalu fresh. “Mudah-mudahan saja duel PKT versus PSMS yang digelar 23 Agustus, juga dimajukan. Saya belum dapat info apaka duel ini juga berubah. Tapi saya pikir, mereka akan mengalaminya juga,” sambung berlatar militer ini.
Duel away SFC versus Persiba sendiri memang baru 18 Agustus digelar. Konsenterasi sebenarnya saat ini tertuju pada dua laga home. Masing-masing menjamu Persela ( 5/8) dan Persija (10/8) mendatang. Kedua tim ini jelas jadi ancaman terdekat yang mesti ditaklukan.
Spirit Persela baru saja meledak. Kemarin (26/7), tim asuhan M Basri tersebut mengalahkan Persijap 1-0. Sementara Persija hingga saat ini tak terkalahkan. Macan Kemayoran-julukan Persija, meraih dua kemenangan away beruntun. Masing-masing atas Persitara 3-1, serta Persib 3-2.“Selisih gold an poin makin ketat. Jadi, yang perlu kami pikirkan sekarang ini adalah dua home saja. Setelah itu, baru membahas Persiba dan PKT,” pungkas pelatih yang mempersembahkan double winners untuk SFC musim 2007 lalu.

Sabtu, 26 Juli 2008

Ridwan Mukti Jajaki Parpol

MUSIRAWAS, Ketua Umum Yayasan Sriwijaya FC, Drs Ridwan Mukti MBA menyatakan, selain akan menggalang dana dari pemerintah kabupaten/kota di Sumsel, maupun perusahaan-perusahaan besar dan sumber-sumber dana lainnya, tak menutup kemungkinan ada partai politik (parpol) yang ingin menjadi sponsor bagi club peraih double winner ini. Oleh karenanya, pendekatan ke arah itu akan dijajaki.
Demikian dikatakan Riwan kepada Sripo usai melantik kepala desa di Kecamatan Megangsakti, Jumat (24/7). “Kita akui, kondisi klub sepakbola saat ini sangat sulit, terutama soal dana. Tak hanya terjadi di Sriwijaya FC saja, bahkan hampir seluruh klub sepakbola di Indonesia mengalami hal serupa. Mengenai dana bantuan dari Pemerintah kabupaten/kota yang ada di Sumsel sebesar Rp 200 juta per daerah, sampai saat ini juga belum ada realisasi, meski sudah kita layangkan surat,” ungkap Ridwan yang juga Bupati Musirawas.
Ia mengakui, saat ini Laskar Sriwijaya membutuhkan dana, antara lain untuk keperluan membayar gaji pemain dan pelatih. Sementara menunggu kucuran dana dari pemerintah kabupaten/kota, dari sponsor maupun dari perusahaan-perusahaan besar dan sumber-sumber dana lainnya, maka untuk menutupi keperluan dana, hal yang paling memungkinkan saat ini adalah meminjam dana dari seluruh pengurus yang terlibat di tubuh SFC. Oleh karena itu, pendekatan kepada seluruh pengurus akan coba dilakukan.
“Kita juga tidak ingin pemain-pemain menjadi terganggu dengan hal ini. Oleh karenanya hal ini menjadi perhatian kita. Terus terang saja kita akui saat ini, belum bisa konsentrasi penuh mengenai hal ini, karena sebentar lagi ada pemilihan gubernur, dan kita tak ingin hal ini jadi sorotan. Apalagi di beberapa daerah juga sedang banyak even politik, jadi cukup sulit untuk menggalang dana. Ke depannya kita berharap hal ini bisa terselesaikan, termasuk tak menutup kemungkinan ada parpol yang ingin menjadi sponsor kita,” katanya.

Gaji Pemain Beres

PALEMBANG - Gaji pemain dan pelatih Sriwijaya FC untuk Juni tuntas. Semuanya sudah dipenuhi yayasan skuadra berjuluk Laskar Wong Kito tersebut. Kemarin (25/7), pihak yayasan melalui bendahara umum Abdin Kenal, sudah mentransfer gaji tersebut ke nomor rekening para punggawa SFC. Totalnya Rp718 juta.
Molornya pembayaran gaji tersebut, sempat menimbulkan problem. Beberapa media lokal sempat memberitakan bahwa tim peraih double winners ini bakal bangkrut. Bahkan, manajer SFC MC Baryadi pun diberitakan harus merogoh kocek pribadinya sebesar Rp2 miliar, demi menalangi kekurangan plus problem-problem lainnya.
“Saya gak tahu persis masalah hutang yayasan pada Pak Baryadi, yang katanya sebesar Rp2 miliar. Itu utang apa? Saat rapat Kamis (24/7) malam, Dia diundang untuk memberi penjelasan, tapi tidak hadir,”ungkap Musyrif, kemarin (26/7).
Namun, Musyrif sendiri tidak menyangkal jika memang yayasan sedang krisis dana, maka ada uang MC Baryadi yang digunakan untuk menalangi kegiatan SFC. Termasuk memberikan kas bon pada pemain. “Yayasan SFC inikan sudah diaudit. Setiap pengeluaran itukan ada rinciannya. Memang ada uang pak Baryadi yang digunakan untuk menalangi. Tapi, itukan dibayar. Artinya, setiap pemain yang kas bon, maka gajinya tentu dipotong sebesar pinjamannya tersebut,” pungkas Sekda Prov Sumsel tersebut.
MC Baryadi sendiri membantah, bahwa dirinya pernah memberikan keterangan pers terkait rincian jumlah uang pribadinya untuk menalangi kebutuhan SFC. Bahkan, pengusaha asal Sleman (Jogjakarta) ini, ini pun tidak pernah secara gamblang menyebutkan Yayasan SFC menghutang sebesar Rp2 miliar pada dirinya pribadi. Terkecuali menyebutkan “Kapan waktu pasti yayasan akan mengembalikan uang yang dipinjamnya?”
“Saya ngak pernah kok merinci jumlah uang. Pemberitaan itu sumbernya dari mana. Tapi, sudahlah, yang penting gaji bulan Juni sudah dibayar. Untuk bulan Juli, pembayarannya 10 Agustus mendatang,” tukas Baryadi.Baryadi sendiri tetap menalangi kekurangan dana untuk pembayaran gaji Juni tersebut. Dari yayasan sendiri, uang yang terkumpul sebenarnya tidak mencapai Rp718.
“Kekurangannya saya tambahi dulu, hingga akhirnya terkumpul satu bulan pembayaran gaji pemain. Ngak usah saya sebutkan jumlahnya. Dan saya memang tidak pernah menyebutkan jumlah uang. Saya inikan pengurus yayasan juga,”pungkas pria berkacamata ini.

Cekmad Minta Komunikasi Intensif

RASA khawatir dan dipenuhi perasaan gelisah yang sempat menghinggapi pelatih dan pemain SFC akhirnya perlahan hapus. Mereka dapat bernapas lega karena setidaknya gaji sebagai hak mereka bulan Juni sudah dibayar Yayasan SFC.
Dari pengalaman krisis keuangan yang sempat melanda klub yang sudah membawa nama Sumsel berkibar di seluruh penjuru negeri ini, pelatih SFC, Rahmad Darmawan, berharap selalu ada komunikasi dari pengurus yayasan SFC.
“Sekali lagi saya berharap bahwa kita ingin suasana pengurus seperti tahun lalu, dimana kita bekerja dengan sangat bagus, komunikasi juga jalan dengan sangat bagus, itu saja,” ujar Cekmad, Jumat (25/7).
Marinir AL dengan pangkat kapten ini berharap selalu ada pertemuan yang intensif antara tim yang ada di lapangan (pemain dan pelatih) dengan pengurus Yayasan. “Karena itu sangat penting, sehinggga paling tidak komunikasinya tidak terputus,” ungkapnya.
Terkait pelunasan gaji yang sempat tertunggak, Rahmad pun membenarkan bahwa kemarin anak-anaknya sudah menerima hak mereka. “Hari ini (kemarin) anak-anak terima gaji dan sudah ditransfer ke rekening mereka masing-masing. Yang sekarang ini bulan Juni, kalau gaji bulan Mei kan terimanya bulan Juni dan gaji bulan Juni terimanya bulan Juli,” ujar Mas Rahmad.

Menggembirakan
Dengan sudah selesainya urusan gaji pemain pada bulan Juni ini, pelatih plontos ini gembira. “Yah jadi paling tidak ini suatu yang menggembirakan buat kita, yang setiap hari anak-anak di lapangan (latihan), karena segala keluh kesah mereka itu pastilah larinya ke pelatih,” tukasnya.
Dengan keluh kesah ini juga Rahmad mengatakan juga berpengaruh pada pola latihan Isnan Ali dkk. Namun ia tetap menyikapi keadaan ini dengan positif.
“Saya menyikapi hal ini tentu dengan positif dan menyambut gembira. Saya juga berterima kasih kepada pengurus yang sangat responsif menurut saya,” ungkapnya.
Ditanya mengenai gaji pelatih sendiri, Rahmad mengatakan mungkin saja sudah ditransfer. “Mungkin, tadi di telepon sudah, tapi saya belum cek di bank tapi mudah-mudahan sudah, tadi bilang di telepon kan sudah,” imbuhnya.
Sementara dua pemain SFC, Oktavianus dan Slamet Riyadi juga mengakui mereka telah menerima haknya yakni gaji bulan Juni yang tertunggak. “Gaji full untuk bulan Juni. Yang belum hanya sisa DP yang baru 80 persen serta potongan gaji yang bulan April. Untuk (gaji) yang bulan Juli belum, nanti dibayar bulan Agustus,” jelas Oktavianus yang kini sedang membangun rumah di Padang.
Begitu juga Slamet Riyadi mengatakan gaji mereka sudah dibayar penuh.

Tak Ada Konflik di SFC

MOLOR 14 hari pembayaran gaji pemain Sriwijaya FC, sempat menimbulkan problema. Bahkan, tim berjuluk Laskar Wong Kito ini ditenggarai akan segera bangkrut alias kolaps alias hilang dari peredaran sepak bola Indonesia.
Lebih parah lagi, keikutsertaan tim peraih double winners (Copa Indonesia III dan Liga Indonesia XIII) di Indonesia Super League (ISL) musim 2008/2009 ini, sempat dipertanyakan. Termasuk kriteria-kriteria tim verifikasi Badan Liga Indonesia (BLI), yang meloloskan SFC ke ISL.
Menyakitkan lagi, antar pengurus SFC sempat disebut-sebut mengalami komplik. Namun, itu semua hanya riak kecil saja. Buktinya, Rahmad Darmawan dan para anak asuhnya makin bersemangat menjalani duel ISL lainnya. “Kami professional kok. Saya bukan sekadar jadi pelatih doang, tapi juga menjaga stabilitas tim ini dengan cara saya sebagai pelatih,” ucap Rahmad Darmawan, kemarin (26/7).
Wakil sekretaris I Yayasan SFC Musyrif Suwardi pun membantah keras jika kepengurusan SFC mengalami konflik. Keterlambatan pembayaran gaji, bukan karena ada komplik, tapi memang pengurusan yayasan sedang berusaha mencarikan dana tersebut.
“Tak ada konflik, kok. Lagian mau konflik apa dan soal apa. Konflik itu antara lawan dan musuh, untuk mencari menang. Jadi, salah besar kalau ada yang mengatakan keterlambatan pembayaran gaji karena ada konflik, ‘bantah Musyrif.
Manajer SFC Baryadi pun cukup kaget, sempat disebut-sebut terjadi konflik. Menurutnya, yayasan SFC sangat solid dan kompak. ‘’Itu bukan konflik, tapi hanya permasalahan dana saja. Dana sekarang tidak mencukupi, dan pengurus sedang berupaya,’’ timpal Baryadi.
Adanya rapat pengurus dan upaya-upaya yayasan, membuktikan keperdulian terhadap SFC. Bahkan, Yayasan SFC sendiri makin getol “berburu” sponsor, sebagai salah satu cara menambah dana SFC. ‘’Sekarang masih terus cari sponsor. SFC inikan memang harus berdiri sendiri. Kalian para wartawan juga kan bisa membantu mencarikan sponsor untuk SFC,” tambah Musyrif.

Jumat, 25 Juli 2008

Berharap Badai Cepat Berlalu

MESKIPUN krisis keuangan yang melanda klub Laskar Sriwijaya kemungkinan tidak memengaruhi kehidupan ekonomi Sumsel, tapi akibat krisis ini cukup memberikan dampat kepada masyarakat Sumsel, khususnya pecinta sepakbola. Namun dari krisis ini, yang merasakan langsung para pemain dan pelatih Laskar Sriwijaya.
Dengan krisis keuangan yang melanda SFC, dua bulan gaji pemain dan pelatih belum dibayarkan. Para pemain berharap badai yang melanda SFC ini dapat segera berlalu.
Sementara banyak dampak dari mandeknya dana SFC ini. Oktavianus terpaksa tersendat membangun rumahnya di Kotobaru Padang. Begitu juga pemain serba bisa SFC, Slamet Riyadi. Saat ini sedang membangun rumah idaman di Metro Lampung.
Sama seperti Oktavianus, Mbah Marijan (julukan Slamet) juga kebingunan mencari dana untuk menyelesaikan rumahnya. “Mau gimana lagi, dana sudah habis terpaksa pembangunannya dihentikan dulu,” ungkap suami Ari Utari ini, Kamis (24/7).
Kegalauan hati akan mandegnya gaji pemain ini juga dirasakan skuad SFC lainnya. Pemain asing SFC, Zah Rahan pun menginginkan masalah ini segera terselesaikan. Ia berharap sebelum pertandingan melawan Persela Lamongan, Selasa (5/8) mendatang semua masalah telah terselesaikan.
“Kita tetap latihan dan mencoba tidak memikirkan gaji tapi kita kan ada tanggungan. Manajeman sekarang lebih tidak profesional. Sebelum tanggal 5 (Agustus) kita berharap masalah ini selesai, saat pertandingan (lawan Persela) kita tidak ingin memikirkan gaji lagi,” pinta pemain berkebangsaan Liberia ini.
Juga demikian harapan wing bek SFC, Isnan Ali. Suami Rima Yulianita ini menerangkan gaji bulan pertama, April lalu belum diterima pemain secara penuh. Gaji bulan Mei sudah di terima penuh. Namun gaji bulan Juni belum didapatkan. Sedangkan untuk Juli nanti dilihat saat bulan Agustus.
Sementara pelatih SFC, Rahmad Darmawan enggan berkomentar banyak mengenai masalah finansial SFC. Ia hanya berharap masalah ini dapat cepat diselesaikan. Ia pun tidak ingin anak asuhnya terbebani dengan masalah yang ada.
“Saya selalu ambil positif dari segala kejadian,” ujar pelatih bersuara merdu ini.

Butuh Profesionalisme Kepengurusan

SRIWIJAYA FC kini sedang dilanda badai terkait miskinnya dana klub. Seretnya dana yang dialami SFC tidak terlepas dari dikuranginya penggunaan dana dari APBD untuk klub profesional ini.
Harus diakui, pada umumnya kesebelasan yang di-backup dana APBD, tidak saja SFC, tapi seluruh klub di tanah air, kemungkinan krisis dana itu selalu ada. Karena dari awal sudah menggunakan APBD. Karena terbuai dana dari APBD ini, maka manajemen klub kadang terlena untuk mencari sumber dana sendiri. Akibatnya, ketika pemerintah pusat memutuskan adanya pelarangan bagi klub profesional untuk menggunakan dana APBD, klub akan kelimpungan. Klub menjadi krisis keuangan. Sedangkan orang-orang yang ada di dalam klub (pengurus klub) belum memiliki kemampuan untuk mengelola dana secara baik dan efektif.
Meskipun Laskar Sriwijaya kini sudah berubah menjadi sebuah yayasan, tetapi masih belum ada tokoh yang pas duduk di struktur kepengurusan yayasan. Banyak saja pengurus tapi belum ada yang pas, misalnya untuk akses mencari sponsor, baik ke BUMN atau BUMD dan juga keperusahaan swasta.
Padahal kebutuhan tim untuk mengarungi Liga Super sangatlah banyak. Untuk itu intinya profesionalisme kepengurusan dalam yayasan SFC. Selain itu juga dibutuhkan dukungan masyarakat banyak. Kalau tidak, maka bukan tidak mungkin klub ini akan kolaps. Sebagai masyarakat Sumsel, kita sangat miris mendengar SFC yang merupakan tim peraih double winners tapi nunggak membayar gaji pemainnya.

Tiket Sangat Membantu
Untuk mendongkrak penghasilan klub, dukungan masyarakat banyak juga dibutuhkan, utamanya membeli tiket dan pernak-pernik SFC. Bukan saja masyarakat umum, pengurus klub dan juga suporter harus sadar dalam membeli tiket, bukan berusaha mencari tiket gratis.
Seperti di Arema, selain dari sponsor juga mereka berdayakan tiket. Untuk tiket ini, jika efektif dan tidak banyak kebocoran, maka dapat membantu sekitar 15 sampai 20 persen kebutuhan tim. Pengurus dan suporter juga sadar untuk membeli tiket, bukan ribut ketika harga tiket dinaikkan.
Sementara untuk menyelamatkan kelangsungan SFC yang terancam patah ditengah jalan, para pengurus Yayasan perlu bertindak cepat untuk mencarikan sponsor yang setidaknya dapat meringankan beban biaya SFC. Selain itu masyarakat juga ikut andil dengan beramai-ramai membeli tiket dan memadati stadion.
Selain itu kepengurusan juga harus dipegang orang yang profesional dan mengerti. Pengurus secepatnya menggaet sponsorship dan keuangan harus terbuka. Untuk sponsorship harus win-win solutions misalnya dengan promosi logo sponsor di kostum pemain.
Pada saat Syahrial Oesman masih menjadi Ketua Umum SFC, berbekal jabatan sebagai gubernur lebih mudah untuk mendapatkan dana. Sekarangpun, dengan pergantian kepengurusan, sebenarnya masih mampu mendapatkan dana. Hanya pengurus baru tidak begitu peduli dengan kelangsungan SFC.

Kamis, 24 Juli 2008

Pengurus SFC ”Susah Omong”

PALEMBANG, Terkait permasalahan keuangan yang cukup serius yang melanda klub sepakbola profesional, Laskar Sriwijaya, para pengurus tidak banyak berkomentar banyak. Bahkan sebagian pengurus cukup sulit dikonfirmasi.
Humas Yayasan SFC, Agus Sutikno yang dihubungi Rabu (23/7) menegaskan dirinya tidak dapat berkomentar banyak soal keuangan SFC ini. Menurut Wakil Ketua Komisi II DPRD Sumsel ini, dirinya tidak pada posisi yang berhak menjelaskan keuangan SFC. “Sehingga saya tidak dapat memberikan gambaran secara jelas karena saya juga kurang paham tentang keuangan ini,” ungkap Agus Sutikno.
Menurutnya pembayaran gaji serta kondisi keuangan klub yang terlihat seret ini bukanlah wewenangnya. Namun kalau untuk DP yang belum selesai, Agus mengatakan masih untuk menyesuaikan dengan adanya pajak penghasilan terutama pemain asing.
“Kalau DP, sengaja belum selesai dan memang baru 80 persen dibayarkan karena kita masih ada yang belum jelas terkait soal pajak penghasilan pemain. Ini (pembayaran pajak) juga mungkin diambil dari sisa DP ini. Makanya belum dilunasi dan kita masih menunggu kejelasan pajak ini,” ungkap Agus Sutikno yang juga Asisten manajer tim SFC ini.
Sementara beberapa pengurus teras Yayasan SFC yang coba dikonfirmasi tidak dapat dihubungi. Ketua I Yayasan SFC, Musyrif Suwardi juga gagal dihubungi Sripo. Dari tiga nomor miliknya, tidak satupun yang aktif.
Begitu juga Sekretaris Umum Yayasan SFC, Johan Syafri. Ketika dihubungi, ponsel Kadispenda Sumsel ini di luar jangkauan. Bendahara Yayasan, Abdin Kenal pun gagal dihubungi. Beberapa kali dihubungi, ponselnya selalu sibuk.

SFC Butuh Bantuan Dana

DP Pemain Belum LunasTiga Bulan Tidak GajianPALEMBANG - Nasib miris dialami Sriwijaya FC. Mayoritas pemain plus pelatih Rahmad Darmawan, ternyata sudah tiga bulan tidak gajian. Tepatnya sejak Mei lalu hingga Juli ini. Bahkan, uang DP (down payment) sebesar 30 persen pun, belum dilunasi kepada masing-masing pemain.
Manajer SFC MC Baryadi pun ketar-ketir. Mau tak mau dirinya harus menalangi sebagian hak-hak para punggawa Laskar Wong Kito-julukan SFC tersebut. Tidak mengenakkan lagi, sebuah stasiun TV nasional memberitakan molornya pembayaran gaji pemain dan pelatih tersebut. Termasuk memberitakan MC Baryadi yang tidak pernah hadir sekalipun bersama tim, sejak Indonesia Super League (ISL) bergulir 12 Juli lalu.
“Gaji pemain belum dibayar memang benar. DP belum sepenuhnya dibayar juga benar. Manajer tim tidak pernah ke lapangan, itu juga sangat benar,” aku MC Baryadi, saat konferensi pers di sekretariat SFC, kemarin (23/7).
Dijelaskan Baryadi, urusan memenuhi hak pemain dan pelatih SFC itu tanggung jawab yayasan. Namun, selama ini ternyata tidak ada respon positif dari pihak Yayasan SFC. Praktis, hanya pengusaha asal Sleman (Jogjakarta) inilah, yang menjadi ‘sasaran’ pemain dan pelatih. Meski tidak hadir, namun dirinya tetap ada komunikasi dengan SFC.
‘‘Saya tidak mampu lagi bertatap muka dengan pemain dan pelatih. Mereka sudah penuhi kewajiban mereka. Sementara, hak-hak mereka belum dipenuhi. Saya sudah tanyakan ini kepada yayasan. Tapi, tak ada respons positif untuk menyelesaikan apa yang menjadi hak pemain,” keluh Baryadi.
Tak begitu jelas berapa dana yang ada di Yayasan SFC. Hingga kini, masih kata Baryadi, yayasan selalu “membebankan” pada dirinya untuk menyelesaikan persoalan dana. Baryadi enggan merinci berapa dana yang digelontorkannya untuk menalangi keterlambatan gaji plus biaya-biaya pertandingan (termasuk program uji coba SFC, SSB, dan SFC U-21). Namun, menurut salah satu sumber terpercaya, jumlahnya lebih dari Rp1 M.
“Yayasan tidak memberi kata pasti kapan akan mengembalikannya. Sebenarnya ini bukan masalah uang saja. Tapi, yang saya inginkan itu komitmen yayasan terhadap kewajibannya. Tolonglah bantu SFC. Siapa pun para pembesar yang duduk di yayasan. Termasuk masyarakat, bantulah SFC. Kalau tidak, tak lama lagi tim ini akan kolaps (bangkrut, red), ” sambungnya.
Baryadi sendiri sudah melakukan berbagai cara untuk berkomunikasi dengan Yayasan SFC. Melalui tatap muka, via telepon, dan SMS (short message system). Jawabannya selalu kata-kata “ akan diprioritaskan !”.
“Padahal, saya itu ini minta jawaban waktu. Misalnya akan mengembalikan uang tahun depan. Semoga ini tidak mengurangi keikhlasan saya terhadap tim ini,”sesal ayah dua anak ini. Sementara itu, Bendahara Yayasan SFC Abdin Kenal, juga membenarkan terlambatnya pembayaran gaji pemain dan pelatih. Namun, hanya satu bulan saja yang belum dibayarkan (Juli). Sayangnya, Abdin enggan mengungkapkan berapa sebenarnya jumlah kas Yayasan SFC tersebut. Termasuk sponsor-sponsor mana yang “rencana dan rencananya” akan menyuntik dana bagi SFC.
“Uang yang ada hanya sedikit. Saya tidak tahu jumlahnya berapa. Sekarang, yayasan sedang mencari sponsor. Sepertinya tinggal menunggu deal saja,” elak Abdin Kenal.

Satu Warna Suporter demi SFC

ANGIN sejuk berembus di Jakabaring. Sriwijaya FC pun bakal dapat suntikan spirit baru. Tiga kolompok suporter sudah menyatakan tekad untuk bersatu. Mereka adalah Sriwijaya Mania Sumsel pimpinan Marthin Anvetama, Singa Mania pinpinan Ujang, dan Singa Mania Indonesia pimpinan Qusoi.
Bahkan, tiga kelompok suporter ini sudah bulat untuk mengenakan seragam dan warna yang sama, yaitu kuning sebagai warna kebesaran Laskar Wong Kito-julukan SFC. Kemarin (23/7) di sekretariat SFC kompleks Palembang Square (PS), ikrar bertajuk “Peace for Sriwijaya” tersebut sudah berkumandang.
“Semestinya suporter itu memang satu warna. Tujuan utama adanya suporter itukan untuk mendukung tim. Jadi, ini sebagai langkah yang sangat bagus,” cetus Syahrizal, wakil Sriwijaya Mania Sumsel.
Demikian yang diungkapkan Qusoi, presiden Singa Mania Indonesia. Dirinya menyambut baik dengan satu warna yang kini dilakukan kelompok suporter SFC tersebut. Menurutnya, Jakabaring memang harus selaras dengan skudra SFC sendiri. “Saya sangat setuju dengan bersatunya suporter SFC.
Saat mendukung SFC di semifinal dan final Copa Indonesia III 2007 lalu, memang sudah ada. Namun, saat itu memang minim perhatian dari manajemen SFC,” beber Qusoi.
Ujang dari Singa mania pun berkata yang sama. Terlebih tiga pimpinan kolompok suporter ini sudah ‘toos’ bersama, sebagai simbol semangat kebersamaan. ‘Saya sangat respek dengan apa yang dilakukan suporter kali ini. Mudah-mudahan persatuan ini terus terjaga,” tukasnya.
Tak sekadar suporter resmi, para suporter umum pun ‘diwajibkan’ untuk mengenakan jersey warna kuning. Jelasnya, Gelora Sriwijaya Jakabaring-markas SFC, mesti jadi lautan kuning. Terlebih disaat Isnan Ali dkk menggelar laga home. ‘Suporter itu adalah pemain ke-12. Jadi, kalau mengaku bagian dari SFC, yah mesti total mendukung SFC, ‘tukas manajer SFC MC Baryadi, yang kini juga menjabat ketua umum para kelompok suporter tersebut.

Hasil keputusan rapat suporter

1. Setuju akan mengenakan jersey sama yaitu berwarna kuning.
2. Desain jersey sama dengan yang dikenakan tim SFC.
3. Identitas kelompok suporter (tulisan Singa Mania, Singa Mania Indonesia, dan Sriwijaya Mania Sumsel), tertera dibelakang jersey.
4. Jersey bagian depan sebelah kiri ada logo SFC. Sementara dibagian kanan logo kelompok suporter masing-masing.
5. Waktu mengenakan jersey dimulai sebelum 10 Agustus. Tepatnya sebelum duel lawan Persija.
6. Keberadaan suporter dibawah yayasan SFC. Berbentuk badan hukum, serta MC Baryadi sebagai ketuanya.
7. Kuota tiket tetap tidak berubah untuk masing-masing kelompok suporter.
8. Jumlah kelompok suporter tidak perlu ditambah lagi.
9. Yayasan menganggarkan dana untuk suporter sebesar 6 % setiap tahun, dari anggaran SFC.
10. Jumlah jersey yang dimohonkan, sebanyak 150 helai per kelompok suporter (kemeja pengurus) dengan total 450 orang. Serta kaos anggota sebanyak 3000 helai per kelompok ( total 9 ribu orang).

Selasa, 22 Juli 2008

Zah Cs Mulai Latihan

LIBUR beberapa hari, Pelatih Kepala Sriwijaya FC, Rahmad Darmawan memutuskan anak asuhnya segera berlatih pada Selasa (22/7) petang. Zah Rahan dkk menjalani libur usai laga menghadapi Persiwa Wamena, Jumat (18/7) sore.
“Seluruh pemain akan ikut latihan kecuali pemain yang dipanggil timnas,” ujar Rahmad Darmawan yang saat dihubungi sedang pulang ke Tanggerang.
Lima skuad Laskar Sriwijaya yang dipanggil timnas dalam rangka ujicoba menjamu Selandia Baru, Kamis (24/7) mendatang, yakni Ferry Rotinsulu, Charis Yulianto, Isnan Ali, Worabay dan Benben Barlian. Hanya saja dua pemain kemungkinan tidak akan bergabung yakni Ferry dan Worabay karena masih dibalut cedera.
“Jadi mungkin hanya tiga pemain yang ikut. Bagi SFC pemanggilan ini gak ada masalah dan selama ini pemain kita sering dipanggil timnas. Intinya bagi kita untung enggak, rugi juga enggak. Kalau mau dihitung-hitung untungnya bagi pemain ya paling tidak menambah jam terbang pemain dan mereka akan lebih percaya diri,” ujar Cekmad mengomentari pemanggilan anak asuhnya ini.

Senin, 21 Juli 2008

SFC Pastikan Banding Isnan

PALEMBANG, SRIPO — Terkait hukuman yang diberikan Komdis (Komisi Disiplin) PSSI terhadap Isnan Ali, klub Laskar Sriwijaya akan segera mengajukan banding ke Komisi Banding (Komding) PSSI. Rencananya minggu ini berkas pengajuan banding diantarkan ke Komding PSSI di Jakarta.
Demikian ditegaskan Pelatih Kepala Sriwijaya FC, Rahmad Darmawan yang dihubungi Minggu (20/7). Terkait hukuman larangan tiga kali tampil dan denda Rp 50 juta yang diberikan Komdis PSSI kepada Isnan, suami Dinda Etty kurang setuju. Karena, menurutnya, terlalu berat. Secara pribadi Cekmad menilai wajar jika Isnan menegur Ernest Jeremiah, apalagi Ernest lah yang menarik baju Isnan yang kemudian Alberto “Beto” Gonzalves memprovokasi. Selain itu terjadinya pemukulan juga dilakukan Beto, bukan Isnan.
Terkait pengajuan banding atas hukuman Isnan ini, Wakil Sekretaris Umum Yayasan SFC, Faisal Mursyid menegaskan, pihaknya sudah menyiapkan berkas-berkas yang akan diajukan ke Komding PSSI seminggu ini.

Selasa Mulai Latihan
Usai laga menghadapi Persiwa Wamena, Jumat (18/7) sore, skuad SFC akan kembali menjalani latihan Selasa (besok) sore. Saat ini sebagian besar pemain pulang ke tempat masing-masing termasuk pelatih dan lima pemain SFC yang dipanggil timnas.
“Seluruhnya akan ikut latihan kecuali pemain yang dipanggil timnas,” ujar Rahmad Darmawan yang saat dihubungi sedang pulang ke Tangerang.
Lima skuad Laskar Sriwijaya yang dipanggil, yakni Ferry Rotinsulu, Charis Yulianto, Isnan Ali, Worabay dan Benben Barlian.

Sabtu, 19 Juli 2008

PSSI Puji Wong Kito

PALEMBANG, PSSI memuji permainan tim Sriwijaya FC dan penonton saat menjamu tim Persiwa Wamena di Stadion Gelora Jakabaring, Jumat (18/7). PSSI berharap, pola permainan indah dan suasana kondusif di stadion dapat terus dijaga sepanjang musim Liga Super Indonesia.
“Kita belajar banyak dari Palembang. Baik itu prestasi klub maupun penyelenggaraan pertandingan. Mudah-mudahan dapat dijaga,” kata Ketua Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, Hinca Panjaitan usai laga yang dimenangkan SFC 3-1.
Hinca diutus PSSI menonton SFC bertanding kemarin sebagai tindak lanjut aksi pelemparan botol minuman dan keributan pemain saat SFC menjamu Persipura, Sabtu 912/7) lalu.
Ia mengaku kaget dan respek pada permainan yang disuguhkan punggawa tim Wong Kito dan penonton yang memadati stadion kemarin. “Hari ini saya pasang telinga tidak dengar ada cemoohan. Saya tidak percaya yang tempo hari bisa terjadi. Tadi sempat ada yang melempar, satu orang, tapi cepat diatasi. Saya hitung hanya 8 detik sudah dapat diatasi, tidak sampai merembet,” katanya.
Menurut Hinca, masyarakat Sumsel, khususnya Palembang, harus paham aksi pelemparan botol ke lapangan tidak dibenarkan. Dalam aturan PSSI, yang memulai dan yang terpancing melakukan pelanggaran kedua-duanya salah.
Itu sebabnya Komdis menjatuhkan hukuman denda Rp 20 juta atas pelanggaran sewaktu melawan Persipura. Ernes Jeremiah, pemain Persipura yang memprovokasi penonton juga diberi sanksi.
“Perlu diingat, provokasi adalah bagian dari strategi tim yang kewalahan melayani permainan SFC. Jangan terpancing,” kata Hinca. Selain ditugaskan memantau pertandingan SFC, Hinca ke Palembang juga mengemban misi memerangi rasisme dan kerusuhan.

Jumat, 18 Juli 2008

Terancam tanpa “FR12”

FERRY ROTINSULU adalah kiper tak tergantikan di Sriwijaya FC. Dia pula yang membawa perubahan besar pada tim berjuluk Laskar Wong Kito ini. Bahkan, FR12-demikian dirinya disapa-adalah man of the match suksesnya SFC merengkuh tropi Copa Indonesia III, di Gelora Bung Karno, Minggu, 13 Januari lalu.
Namun, pria kelahiran Palu (Sulsel) 28 Desember 1982 ini terancam tak bisa tampil dilaga kedua lawan Persiwa, besok (18/7). Peracik strategi SFC Rahmad Darmawan pun berani mengatakan bahwa FR12 tak akan masuk starting line up. Yah, cedera tulang rusuk kanan FR12 kambuh lagi, pasca lawan Persipura, Sabtu, 12 Juli lalu.
“Sangat kecil kemungkinannya untuk tampil. Saya tentu tak akan paksakan pemain yang cedera. Jadi, perannya nanti saya percayakan pada Dede Sulaiman atau Afrianto,” jelas Rahmad Darmawan, usai latihan di Gelora Sriwijaya Jakabaring, kemarin (17/7).
Tak hanya FR12, wing beck Christian Worabay pun dikatakan pelatih 41 tahun tersebut bakal absen. Pemain kelahiran 12 Juli 1884 ini masih berkutat dengan cedera ligament kanan. Worabay sendiri sejak laga perdana sudah tidak tampil.
“Itu tidak masalah. Stok pemain saya banyak. Ada Slamet Riyadi yang bisa menggantikan perannya. Atau M Nasuha yang posisinya bakal saya tarik ke belakang,” sanggah pelatih 41 tahun ini.
Dede Sulaiman dan Afrianto sendiri memang bukan kipper biasa. Kedunya punya pengalaman mumpuni. Sebelum mengenakan jersey SFC awal 2007 lalu, keduanya adalah kiper utama di tim masing-masing. Dede Sulaiman kiper utama PSDS Deli Serdang. Sementara Afrianto sendiri kiper Semen Padang. ‘Saya pasti akan bermain maksimal jika dipercaya pelatih, ‘ungkap Dede Sulaiman.
Dalam sesi latihan, baik FR12 maupun Worabay ikut nimbrung. Namun, hanya lari kecil-kecil saja. Tanpa terlibat aktif pada games yang sedang digodok Rahmad. Meski kabar ini terdengar sangat tidak sedap, tapi berhembus juga angin baik. Defender asing Zoubairou Garba alias Lek Slemet, sudah on fire.
Termasuk defender lokal Ambrizal, yang tidak bermasalah lagi dengan perutnya. Laga perdana, kedua tembok ini menang tidak tampil. Zoubairou masih pemulihan dari cedera hamstring. Ambrizal terkena diare. “Ini sangat menggembirakan saya tentunya. Zoubairou dan Ambrizal akan saya turunkan kali ini,” senyum Rahmad.
“Tak ada lagi problem dengan hamstring saya. Semua sudah pulih dan saya siap bermain lawan Persiwa,” timpal Zoubairou. Bukan itu saja, Isnan Ali kemungkinan besar tetap bisa tampil. Maklum, sejak pukul 20.00 WIB, surat sanksi berupa denda Rp 50 juta plus skorsing 3 laga berturut dari komdis belum diterima SFC.

Bukan Adaptasi Lagi

PERSIJA boleh jadi idola dipentas Indonesia Super League (ISL) 2008/2009 ini. Persipura boleh saja menyandang predikat tim ter-greng paling diunggulkan. Tapi, musim ini Sriwijaya FC tetap tim paling ajaib. Pasukan berjuluk Laskar Wong Kito ini masih tetap difavoritkan sebagai kandidat peraih scudetto ISL 2008/2009.
Cukup klise memang. Apalagi tim asuhan Rahmad Darmawan ini sudah mengakhiri “kutukan” sindrom laga perdana. Meski hanya bermain imbang 2-2 atas Persipura, Sabtu, 12 Juli lalu, tapi itulah ‘embrio’yang menjadi cikal bakal ketangguhan Laskar Wong Kito di ISL 2008/2009 ini.
“Laga perdana adalah fase sebuah tim untuk beradaptasi. Saya harap, inilah awal grafik permainan SFC untuk selanjutnya terus meningkat. Di laga kedua inilah anak-anak harus tampil “panas’ (ngotot menang, red). Laga ini bukan adaptasi lagi, tapi laga untuk mengamankan poin,” ungkap Rahmad Darmawan, kemarin (17/7).
Sejak tiga musim terakhir, Toni Sucipto dkk memang selalu bermasalah dengan laga perdana. Entah home maupun away, skuadra yang mengenakan jersey Kuning dengan lis songket ini, tak pernah menang. Ingat, awal 2005 lalu ?. SFC yang saat itu ditukangi Erick Wiliam (asal Australia), justru kalah 0-1 dari Persikota, dikandang sendiri Gelora Sriwijaya Jakabaring(5/3).
Memori tersebut terulang di edisi 2006. Tim yang saat itu diasuh Suimin Diharja (sekarang pelatih Persikabo), kalah 1-2 saat bertandang ke Lebak Bulus, markas kebesaran Persija (14/1). Pun demikian edisi 2007. Menyandang predikat debutan paling gemerlap, SFC bersama pelatih anyar Rahmad Darmawan, juga kalah 0-1 dari Persik, di stadion Brawijaya (10/2).
“Saya mendapat pelajaran berharga saat lawan Persipura. Bermain lepas tanpa beban, memang memberi kekuatan dan motivasi lebih. Kami semua sepakat untuk menerapkannya saat menjamu Persiwa,” sambung pelatih 41 tahun ini.
Nah, Persiwa termasuk baru dikasta paling elite sepak bola Indonesia. Meski berdiri sejak 1925 silam, namun tim asal lembah Baliem ini baru manggung di divisi Utama (hingga ISL 2008/2009), sejak musim 2006 lalu. Tim asuhan Suharno ini kerap disebut sebagai tim paling hot. Buktinya, edisi 2007 lalu, skuadra berjuluk Badai Pegunungan Tengah ini memang tampil seperti badai. Mereka sukses menembus babak 8 besar nasional.
“Musim ini prestasi kami tentu harus lebih dari musim sebelumnya. Kami sudah memulainya dengan satu poin atas PSMS. Itu akan kami lakukan lagi pada Sriwijaya besok (petang ini, red),” tukas Suharno.

Suharno Anggap Timnya Semut

PERSIWA punya segerombol pemain dengan posisi saling mengisi. Tim asal Lembah Baliem ini memang bukan tim bertabur bintang. Bukan pula tim besar yang sarat dengan tradisi dan prestasi. Power mereka hanya mengandalkan kolektivitas tim. Tapi, itulah kelebihan pasukan Hitam Hijau ini. Imbang 2-2 lawan PSMS (Medan), Minggu, 13 Juli lalu di Gelora Bung Karno, adalah bukti kepiawayan peracik tim ini, Suharno.
“Kami memang tim biasa tanpa bintang. Tapi, itu bukan berarti kami akan kalah dari Sriwijaya. Justru, kami termotivasi ikut jejak Persipura yang dapat satu poin di Jakabaring,” ungkap Suharno, kemarin (17/7).
Mantan pelatih Persis (Solo) ini menilai, saat ini Persiwa tak ubahnya seperti semut dihadapan SFC. Sementara SFC sendiri mereka nilai sebagai Gajah. Itulah psywar yang ditebar Suharno dan pasukannya, sejak menjejakkan kami di Bumi Sriwijaya, Senin, 14 Juli lalu. ‘Satu poin saja, kami benar-benar sangat bersyukur luar biasa,’sambungnya.
Selain itu, Persiwa menilai SFC berada dalam situasi tertekan. Menurut Suharno, SFC sedang memanggul beban harus menang. Itu untuk menutupi kehilangan poin, dilaga perdana. Sekaligus memberi kepercayaan pada suporternya.
“Saya benar-benar yakin, SFC akan tampil tertekan. Meski mereka mengatakan tidak, tapi itulah kenyataan yang ada. Tim manapun yang hilang poin, pasti akan melampiaskan pada laga selanjutnya,” pungkas pelatih bertubuh tambun ini.‘Ini kesempatan kami untuk mengasah kekuatan sekaligus berusaha mencuri poin di kandang raksasa,” timpal striker Persiwa Boakay Eddy Foday.
Tactician Sriwijaya FC Rahmad Darmawan, menilai Persiwa tim hebat. Meski tidak bertabur bintang, namun ada pemain paling berbahaya yang diwaspadainya. Dialah Peter Rumaropen, midfielder sekaligus pemegang ban kapten Persipura. Pemilik jersey nomor 10 ini mencetak satu gol saat lawan PSMS.
“Dia (Peter, red) paling berbahaya karena mampu menempatkan diri pada posisi yang benar,” ucap Rahmad.Hanya sekali pertemuan antara SFC dengan Persiwa. Itu terjadi pada babak 8 besar nasional divisi utama Liga Indonesia XIII. Saat itu, Laskar Wong Kito-julukan SFC, bermain imbang 0-0 dengan Persiwa, di Gelora 10 Nopember, Surabaya (26/1).
Namun, SFC sendiri memang menerapkan strategi defensive. Maklum, Isnan Ali dkk saat itu memang tidak terbebani menang. Seri atau kalah tidak diatas dua gol, sudah mengantar ke semifinal Liga Indonesia XIII.“Pertemuan sekarang tentu beda. Kami sudah siapkan antisipasi terhadap strategi Persiwa. Saya sendiri selalu berusaha untuk membawa SFC meraih kemenangan,” tandas pelatih asal Metro (Lampung) ini.

Kamis, 17 Juli 2008

Zah Cs Bermain Lepas

SAMARINDA, Menghadapi laga kedua pada gelaran ISL (Indonesia League Super) 2008, Jumat (18/7), Laskar Sriwijaya tidak ingin lagi kehilangan poin. Menjamu Persiwa Wamena, skuad Rahmad Darmawan akan bermain lepas dan bertekad memenangkan pertarungan.
Hasil imbang saat menjamu Persipura di laga perdana liga super tidak akan terulang. Apalagi kredibilitas sebagai peraih double winners akan dipertaruhkan dan akan tercoreng jika SFC kembali memetik hasil imbang, apalagi kalah.
“Anak-anak saya harapkan mampu bermain terbuka. Mereka harus melupakan hasil laga perdana dan yang penting bermain maksimal,” ujar Rahmad darmawan, Pelatin kepala SFC yang dihubungi via telepon, Rabu (16/7).
Pada laga besok, suami Dinda Etty ini sudah menyiapkan strategi khusus. Utamanya untuk meredam permainan ngotot dan ngeyel tim-tim dari Timur. Tipikal Persiwa yang mirip Persipura tentu sudah diantisipasi. Begitu juga gaya bermain Suharno yang sering memerapkan formasi 3-5-2. “Kita akan meladeni permainan mereka dan baik kita maupun Persiwa sudah punya strategi masing-masing. Yang penting anak-anak di lapangan bermain lepas saja. Formasi kita tetap akan terapkan pola 4-4-2 dan tentunya ini akan disesuaikan nanti di lapangan,” ujar suami Dinda Etty ini.
Sriwijaya FC pun pada laga besok tetap akan memerapkan pasing-pasing pendek sebagai ciri khas kekuatan klub kebanggaan Sumsel ini. Kerjasama kaki ke kaki serta kombinasi serangan juga duet Kayamba-Ngon A Djam diharapkan mampu menggedor pertahanan Persiwa Wamena. “Tentunya akan kita kombinasikan berbagai serangan dengan tetap menekankan disiplin anak-anak dalam menyerang dan bertahan,” sergah marinir AL berpangkat Kapten ini.
Skuad Rahmad Darmawan dipastikan kehilangan dua kunci pilar di barisan belakang. Kiper utama Ferry Rotinsulu masih belum dapat tampil dari cedera punggungnya. Sedangkan Christian Worabay masih cedera dan dipastikan tidak akan turun. “Persiapan kita bagus dan baik-baik saja. Hanya Ferry dan Worabay mungkin belum tampil,” tukas Rahmad.
Praktis dengan tidak dapat tampilnya Ferry, Cekmad hanya mendapatkan dua pilihan kiper yakni Dede Sulaiman dan Aprianto. Sedangkan Worabay dapat digantikan oleh Ambrizal, Slamet Riyadi ataupun Syafruddin.

Rabu, 16 Juli 2008

Tak Terbebani, SFC Janji Tampil Fight

PALEMBANG - Para punggawa Sriwijaya FC telah berikrar sepakat. Hasil seri 2-2 dengan Persipura, Sabtu, 12 Juli lalu, adalah yang terakhir. Setelah itu, tak ada lagi poin yang melayang di Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ)-markas SFC. Sterilisasi Jakabaring dari kehilangan poin harus dijaga hingga kompetisi Indonesia Super League (ISL) berakhir, Minggu, 24 Mei 2009 mendatang.
Tim yang bakal jadi “tumbal” pertama ikrar tersebut adalah Persiwa (Wamena). Laskar Wong Kito-julukan SFC, tak akan menyia-nyiakan peluang tiga poin lagi. Apalagi tim asuhan Rahmad Darmawan ini dalam kondisi full power. Tak ada satu pun pemain yang terbekap cedera serius. Semuanya fit dan mengaku siap tampil seratus persen.
“Saya tidak pernah membebani anak-anak harus menang. Justru saya ingin mereka bermain lepas dilaga kedua ini. Saya yakin, anak-anak akan memberikan surprise besar lawan Persiwa nanti,” ungkap Rahmad Darmawan, kemarin (15/7).
Never change the winning team. Pomeo ini dipegang Rahmad Darmawan sejak divisi utama Liga Indonesia XIII, berakhir Minggu, 19 Februari lalu. Pomeo itu terbukti. Pelatih asal Metro (Lampung) ini tak banyak melakukan perubahan dengan skuadranya. Justru dirinya menambah pemain yang lebih fresh dan energik seperti M Nasuha, Zoubairou Garba, dan Reswandi.
Meski hasil laga perdana kurang memuaskan, namun Rahmad menilai itu bagian dari adaptasi pemain terhadap ISL 2008/2009. Setelah itu, semua orang akan tahu siapa sebenarnya Laskar Wong Kito.
Ingat, di babak kedua lawan Persipura, 12 Juli lalu ? SFC sudah menemukan permainan terbaik mereka. Justru Persipura ditekan dan digempur habis-habisan.
“Persiwa tim bagus dan sudah membuktikan ketangguhannya di piala Surabaya. Tak sepatutnya kami bermain apa adanya dengan tim ini. Justru saya tekankan pada anak-anak untuk tampil fight,” tandas pelatih yang 2007 tadi membawa SFC juara Copa Indonesia III dan Liga Indonesia XIII ini.
Midfielder SFC Oktavianus yakin, bahwa dewi fortuna akan berpihak pada SFC di laga keduanya. Pemain yang dijuluki Si Belut ini pun yakin, dirinya akan dijadikan starter oleh Rahmad Darmawan. Rahmad sendiri sebenarnya sedikit terlambat menurunkan Oktavianus saat lawan Persipura. Mantan pemain Semen Padang ini baru tampil menit ke-55’, menggantikan Benben Berlian. Padahal, itulah awal dominasi Laskar Wong Kito atas Persipura. “Cukup sudah kami kehilangan poin. Lawan Persiwa, tentu kami berusaha untuk menang,” tukas Oktavianus.
Persiwa makin getol latihan. Mereka menilai latihan harus ekstrakeras, karena SFC yang menjadi lawan tanding adalah tim juara. Pelatih Persiwa Suharno wanti-wanti untuk waspada. Dirinya menganggap SFC akan melampiaskan kekecewaannya pada Persiwa.
“Saya sangat yakin SFC benar-benar terbebani harus menang. Tim ini tak mau lagi kehilangan poin. Akibatnya, Persiwa yang akan menerima pelampiasan tersebut. Tapi, justru saya merasa tertantang untuk meladeni mereka (SFC, red),” koar Suharno.

Hanya Modal Kolektivitas

PERSIWA (WAMENA) adalah tim kuda hitam di pentas Indonesia Super League (ISL) 2008/2009. Tim dari Lembah Baliem ini sudah membuktikan ketangguhannya. Sebelum ISL 2008/2009 resmi bergulir 12 Juli lalu, tim asuhan Suharno tersebut sudah show of force. Peter Rumaropen dkk sukses menjadi runner up Piala Surabaya, pertengahan Juli lalu. Bahkan, tim yang berdiri sejak 1925 ini sempat menghajar Persib (Bandung), 3-1 pada piala Surabaya tersebut.
Tak ada pemain bintang yang bercokol di tim ini. Ketangguhan mereka hanyalah terletak pada kolektivitas tim. Termasuk mengandalkan para pemain lokal asli Papua, yang rata-rata dikaruniai bakat alam.
Tim yang mengenakan jersey hitam-hijau bergaris ini, tak ubahnya seperti komposisi pemain Pelita Jaya (Jawa Barat), edisi 2007 lalu. “Pemain bintang kami sebenarnya ada. Tapi, bintangnya masih dilangit,” seloroh pelatih Persiwa Suharno, kemarin (15/7).
Duet Boakay Eddy Poday (Liberia) dan Lumineu Benoit (Prancis), adalah ujung tombak utama Persiwa. Bahkan, Boakay Eddy Poday sendiri termasuk produktif, di pentas Liga Indonesia XIII edisi 2007 lalu.
Striker jangkung ini mencetak sedikitnya 13 gol, dari total 54 gol yang dikoleksi Persiwa. Tim ini pun saat itu mengakhiri putaran II sebagai runner up wilayah Timur.
Namun, kekuatan Persiwa sendiri sebenarnya ada dilini tengah. Tim ini punya beberapa midfielder tangguh, yang diplot Suharno sebagai finisher atau goal getter. Di antaranya Peter Rumaropen, Herman Runtini, Imanuel Padwa, Isak Konon, Tariq Chaqui, Anton Samba, serta pemain anyar Erick weeks Lewis (Prancis)
“Tapi, Kitas Erick hingga saat ini belum beres. Saya hanya berharap pada pemain yang ada saja untuk meladeni SFC,” pungkas pelatih yang 2004 lalu menukangi Persipura (Jayapura) ini.
Tak ada nada sesumbar dari para pungawa Persiwa. Namun, mereka semua yakin bisa ikut jejak Persipura, yang pulang mengantongi dua poin dari Jakabaring. “Kami menghadapi tim besar. Itu pasti akan sulit bagi kami untuk mencuri gol. Sriwijaya pasti tak akan membuang peluang lagi,” timpal Tariq Chaqui.

Grafis

Perjalanan Persiwa

2001 : Divisi II Liga Indonesia
2002 : Divisi II Liga Indonesia
2003 : Peringkat 3 Divisi II Liga Indonesia
2004 : Promosi ke Divisi I Liga Indonesia
2005 : Peringkat 3 Divisi I (promosi ke Divisi Utama) Liga Indonesia
2006 : Peringkat 5 Divisi Utama Wilayah Timur Liga Indonesia
2007 : Runner up Divisi Utama Wilayah Timur Liga Indonesia

Yakin dengan Ngon

NGON A DJAM kelihatan tua untuk bermain di Indonesia Super League (ISL) 2008/2009 ?. Mereka yang mengatakan itu harus menjilat ludahnya sendiri. Bomber berusia 28 tahun tersebut telah membuktikan ketangguhannya. Satu gol via heading ke gawang Persipura di laga perdana, Sabtu, 12 Juli lalu, menjadi bukti bahwa pemain kelahiran 24 Januari 1980 tersebut sangat siap bersaing di pentas ISL 2008/2009.
Peracik strategi SFC Rahmad Darmawan, makin optimisitis dengan Ngon a Djam. Bahkan, pelatih 41 tahun ini menilai pemilik jersey nomor 8 tersebut, punya akurasi tembakan serta umpan sangat bagus.
Dinilainya diatas 95 persen. Bahkan, shooting keras jarak jauh Ngon ke gawang PSIS (Semarang), dalam uji coba di Pulai Jawa, 14 Juni lalu, disebut-sebut sebagai gol kelas dunia.
“Saya pikir orang sudah melihat bagaimana kualitas Ngon. Satu golnya ke gawang Persipura, membuktikan bahwa dirinya telah beradaptasi. Tak hanya dengan tim, tapi dengan ISL tentunya,” ungkap Rahmad Darmawan, kemarin (15/7).
Rahmad sendiri sangat yakin, bahwa mantan pemain AC Horsens ( klub divisi I Liga Denmark) tersebut, akan menunjukkan ‘surprise’ lagi di laga kedua menjamu Persiwa (Wamena), Jumat, 18 Juli nanti. Apalagi Ngon termasuk pemain mobile alias selalu jemput bola.
“Ngon itu punya kelebihan yang tidak dimiliki pemain lain. Dia tahu bagaimana menempatkan diri. Itulah yang menyebabkan saya percaya dengan dirinya,” tandas pelatih berlatar belakang militer.
Tak ada rasa bangga pada diri Ngon atas satu golnya ke gawang Persipura. Termasuk tendangan guntingnya yang terarah keras, namun masih bisa ditepis Jendri Pitoy, kiper Persipura. “Itu tendangan biasa. Karena tidak gol, maka tendangan itu bukan fantastis,”elak Ngon.
“Saya kaget dengan sepak bola Indonesia. Ternyata selau dibumbui dengan sikap-sikap emosional,” tanggapnya tentang keributan 12 Juli tersebut.
Nah, lawan Persiwa nanti, pemain asal Liberia ini berjanji untuk tampil “lebih”. Meski tidak janji mencetak gol, namun dirinya menjamin seratus persen untuk memberikan yang terbaik untuk tim penyandang double winners ini.
Termasuk juga defender Zoubairou Garba, yang di laga perdana tersebut tidak tampil. Mantan pemain PSIS ini mengaku, cedera hamstring kanannya sudahn pulih. “Saya akan bermain dilaga kedua nanti. Sekarang, cedera saya bukan problem lagi. Kemenangan sangat berarti bagi kami,” tukas Zou-sapaan karibnya.

Tiket Tersedia hanya 15 Ribu Lembar

DUEL Sriwijaya FC versus Persiwa, Jumat, 18 Juli nanti, tetap digelar pukul 15.30 WIB. Namun, laga ini tidak disiarkan secara live. Meski kemungkinan suporter akan membanjiri Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ), namun panitia pertandingan tetap menjual tiket dengan jumlah terbatas.
Dilaga perdana, panpel mencetak tiket sebanyak 25 ribu lembar. Namun, dilaga kedua ini hanya 15 ribu lembar saja. Sebab, tiket terjual di laga perdana hanya 15 ribuan lembar. Tak pelak, panpel sedikit berhemat.
“Meski dicetak hanya 15 ribu lembar, namun harganya tetap tidak berubah,” cetus Faisal Mursyid, sekum panpel, kemarin (15/7).
Nah, tak ada perubahan soal harga tiket. Semua kategori tetap sama seperti dilaga perdana. Tribun barat VVIP kursi Merah Rp50 ribu. Barat VIP kursi biru Rp 30 ribu. Barat atas Rp20 ribu. Tribun timur Rp15 ribu. Sementara, tribun utara dan selatan masing-masing Rp10 ribu.

Minggu, 13 Juli 2008

Pelajaran Penting Rahmad

WARNING keras untuk Sriwijaya FC. Tim berjuluk Laskar Wong Kito ini belum menemukan permainan terbaik mereka. Bahkan, babak pertama, tim asuhan Rahmad Darmawan ini keteteran. Mereka berada dalam tekanan tamunya Persipura.
Rahmad Darmawan sendiri mengakui bahwa anak-anak asuhnya belum menemukan peak performance-nya. Dirinya menilai, Isnan Ali dkk sering terlihat ragu dan grogi. Akibatnya, Mutiara Hitam-julukan Persipura-bermain dengan leluasa. Hanya sya, kondisi ini cukup dimakluminya. Sebab, laga perdana, sebuah tim memang belum langsung nyetel satu sama lainnya.
“Ini sebenarnya salah saya juga yang terlalu protektif. Akibatnya, kami dengan susah payah untuk menciptakan dua gol. Ini benar-benar pelajaran berharga bagi saya pribadi,” aku Rahmad Darmawan.
Namun demikian, pelatih 41 tahun ini mulai confidence. Penampilan anak-anak asuhnya dibabak kedua, cukup baik. “Saya akui, hanya dibabak kedua saja anak-anak mulai panas. Mereka mulai menemukan bentuk permainan mereka. Saya harap inilah awal kebangkitan kami,” tandasnya.
Yah, meski status tuan rumah, tapi SFC tidak berkuasai. Kalau kipper Ferry “FR12” Rotinsulu tidak tampil cemerlang, tentu akan banyak gol yang lahir dari “tombak-tombak maut” Persipura.
Meski bobol dua gol, namun kipper asal Palu (Sulawesi Selatan) tersebut, 12 kali melakukan penyelamatan. Dua diantaranya tendangan keras Alberto “Beto”Goncalves menit ke-14’. Serta sontekan Ernest Jeremiah menit ke-29’. “Persipura benar-benar merepotkan kami. Tapi, syukurlah kami tidak kalah dilaga perdana ini,” ungkap Ferry Rotinsulu.

Sabtu, 12 Juli 2008

Menjaga Tradisi Menang

PALEMBANG - Persipura memang raksasa menakutkan. Maklum, tim berjuluk Mutiara Hitam ini memang punya materi berlimpah. Kualitas pemainnya pun mayoritas diatas rata-rata. Bakat alam yang dimiliki sebagai besar pemain Persipura, membuat tim asal Jayapura ini terlihat ‘beda’ dengan kontestan Indonesia Super League (ISL) 2008/2009 lainnya. Kesannya, sangar dan benar-benar trengginas.
Musim Liga Indonesia XIII (2007) lalu, pasukan Raja Isa Bah ini sukses menghajar beberapa tim tradisional pulau Jawa. Diantaranya Arema dan Persebaya. Termasuk raksasa tanah Sulawesi, Persmin dan PSM. Bahkan, juara Liga Indonesia XI (2005) ini sempat menghancurkan Persekabpas 6-0 tanpa ampun.
Namun, kedigdayaan Persipura tidak mempan atas Sriwijaya FC. Tim berjuluk Laskar Wong Kito ini tidak pernah tunduk atas Persipura. Termasuk ketika tim ini masih bernama Persijatim FC edisi 2004 dan Solo FC edisi 2003 lalu.
“Kami memang tidak pernah kalah dari Persipura. Saya ini termasuk jebolan Persijatim FC (nama lama SFC, red). Meski kami tim kecil, tapi Persipura tak pernah bisa mengalahkan kami,” cetus kiper SFC Ferry ‘FR12’ Rotinsulu.
FR12 sendiri adalah satu dari tiga pemain Persijatim (Solo) FC yang masih tersisa di SFC. Dua lainnya adalah Wijay dan Toni Sucipto (di Persijatim FC sejak putaran II edisi 2004).Ingat, final Copa Indonesia III (2007) lalu ?. Persipura benar-benar ‘menangis’ setelah takluk 1-4 via adu penalti. Trio eksekutornya, Edward Iwakdalam, David da Rocha, dan Alberto “Beto”Goncalves, tampil seperti pemain yang baru belajar mengeksekusi penalti. Semuanya sukses dimentahkan FR12.
“Tradisi menang itu harus selalu dijaga. Termasuk duel besok (hari ini, red), ‘ pungkas kiper timnas Merah Putih senior ini.
Lantas seperti apa hasil pertemuan Persipura, dengan SFC sejak bernama Persijatim FC atau Solo FC ?. Ternyata memang benar. Persipura tak pernah bisa menang sekalipun. Edisi 2004 lalu, putaran I (17/4) dikandang sendiri Persipura hanya bermain imbang 1-1 atas Persijatim FC. Waktu itu gol Persipura ditorehkan Jose Luis Caesar Viera. Sedangan gol Persijatim via Eka Ramdani (sekarang membela Persib).
Kemudian away di putaran II (26/9), Persijatim menang 1-0 lewat gol Ary Yuganda. Bahkan, edisi 2003 pun Persipura benar-benar meradang. Putaran I, Persipura yang bermain home, kalah 1-3 atas Solo FC. Tiga gol Persijatim masing-masing via Simamo, Haryanto Prasetyo, dan Leo Saputra). Giliran bertandingan ke markas Solo FC, Persipura lagi-lagi takluk 0-1 via gol striker Solo FC, Ayouk Berty.
“Kami memang selalu bersemangat setiap lawan Persipura. Justru karena mereka tim kuat, kami makin termotivasi untuk menang. Sekarang pun, kami tak akan kalah dari Persipura,”tukas Wijay.

Tanpa Seremonial Pembuka

AWAL Liga Indonesia XIII musim 2007 lalu, duel Sriwijaya FC versus Persik di stadion Brawijaya, Kediri, menjadi laga pembuka. Pesta open ceremonial pun dibuat meriah. Ketua umum PSSI Nurdin Khalid membuka secara resmi pesta sepak bola terbesar nasional tersebut. Termasuk hadirnya sejumlah pejabat PSSI-selaku otorita sepakbola tertinggi di Indonesia. Serta pengurus-pengurus badan Liga Indonesia (BLI)-selaku sutradara kompetisi sepak bola profesional di Indonesia.
Namun, tidak untuk pembuka Indonesia Super League (ISL), 12 Juli nanti di Gelora Sriwijaya Jakabaring. Tak ada embel-embel pemotongan tali ratusan balon warna-warni, seperti yang terjadi di Stadion Brawijaya,Kediri, 2007 lalu. Justru langsung digelar kick off ISL 2008/2009, yang berlangsung tepat pukul 15.30 WIB.
“Pesta pembukanya sudah digelar BLI Minggu, 6 Juli lalu. Termasuk football expo, workshop, serta duel judgement day yang mempertemuan Super Eleven versus Fantastic Eleven,” jelas Wasekum Yayasan SFC Faisal Mursyid, kemarin (11/7).
Sayang, saat pembuka ISL 2008/2009 di Jakarta mulai 5 Juli lalu, Laskar Wong Kito-julukan SFC, tidak andil. Tim asuhan Rahmad Darmawan tersebut tidak melibatkan diri untuk mengisi stan-stan yang disediakan BLI untuk 18 kontestan ISL 2008/2009.
“Kami memang sedang konsenterasi yang lain. Baik jelang lawan Persipura, maupun mengurusi persiapan SFC lainnya,’’ pungkas pria asal Padang, Sumbar tersebut.

Menunggu Aksi Ngon-Kayamba

DUET Keith “Kayamba”Gumbs dan Ngon a Djam adalah andalan utama Sriwijaya FC. Duet inilah yang diharapkan bisa menjebol gawang Jendry Pitoy, kiper utama Persipura. Dibeberapa ujicoba resmi, duet ini terbilang sangat moncer. Setidaknya ada 17 gol Kayamba-Ngon dari 11 kali uji coba resmi yang telah dilakoni Laskar Wong Kito-julukan SFC.
“Saya tidak janji bikin gol. Tapi, saya ingin tampil maksimal dan berbeda dengan uji coba sebelumnya,” cetus Kayamba.
Kayamba sendiri tampil gemerlap sepanjang Liga Indonesia XIII (2007) lalu. Mantan pemain St Kitt n St Nevis tersebut, membukukan 15 gol. Padahal, pemain 35 tahun ini bergaung diawal putaran II.
Tepatnya mulai 4 Agustus 2007. Duetnya bersama Christian Lenglolo (sekarang Persema), menjadi runner up duet terbaik versi Liga Indonesia XII tersebut.
Namun, ketajaman duet Kayamba-Ngon masih perlu bukti lebih lanjut. Setidaknya, mereka diharapkan bisa memberi kemenangan pada SFC dengan gol demi golnya. Apalagi SFC sendiri kembali solid pasca come back-nya the best player Liga Indonesia XIII, Zah Rahan Krangar. Support dari Obiora Richard pun, akan menambah daya gedor ujung tombak Laskar Wong Kito.
“Tolong dukung kami agar bisa menang. Saya gak tahu Persipura, tapi saya berusaha untuk bikin gol dan memberi SFC kemenangan,” ujar Ngon a Djam.
Pun demikian dengan Zah Rahan. Meski belum genap seminggu bergaung, namun pemain asal Liberia ini memang roh-nya SFC. Setidaknya, SFC bisa unggul dalam penguasaan lini tengah. Apalagi disisi sayap lini tersebut, sudah bercokol Isnan Ali dan Obiora Richard. “Ya, harus menang lawan Persipura. Kami punya kerja sama tim bagus. Tentu peluang kami untuk menang sangat besar,” timpal Zah Rahan.
Namun, tak mudah mengobrak abrik pertahanan Mutiara Hitam—julukan Persipura. Mereka punya beberapa tembok kokoh yang selalu tampil dingin. Di antaranya Bio Paulin, Victor Iqbonefo, Jack Komboy, Ricardo Salampessy, Heru Nerli, Ortisan Salossa, hingga Gerard Pangkali. “Lihat saja nanti di lapangan. Kami tak akan kalah dari Sriwijaya,” tukas Bio Paulin.

Jumat, 11 Juli 2008

Sehari 50 Kali Tendangan Penalti

BETAPA sakitnya gagal mengeksekusi sebuah penalti. Apalagi akhirnya berujung pada kegagalan tim untuk menorehkan prestasi. Minggu,13 Januari 2008 lalu. Memori kelam tak bisa dilupakan Edward Ivaldalam. Jenderal lapangan tengah Persipura tersebut mengawali kegagalan dari tiga eksekusi penalti terhadap gawang Ferry “FR12” Rotinsulu, kiper Sriwijaya FC.
Akibatnya, Mutiara Hitam-julukan Persipura—harus pulang dengan muka tertekuk. Mereka gagal memboyong tropi juara Copa Indonesia III (2007) ke Jayapura. Justru tropi tersebut lebih memilih Palembang-markas utama Laskar Wong Kito-julukan SFC.
Namun, kenangan pahit tersebut sudah dilupakan Edu-sapaan karib Edward Ivakdalam. Pria kelahiran Merauke, 18 Desember 1974 tersebut datang dengan sejuta optimisme. Mantan pemain timnas Merah Putih tersebut mengaku telah mempersiapkan diri. Jauh lebih matang, khususnya mengasah eksekusi penalti.
“Sama sekali saya tidak trauma dengan kegagalan penalti 2007 lalu. Kami datang ke Palembang dengan persiapan ekstra. Soal tendangan penalti, kami terus berlatih. Sehari bisa 50 kali,” cetus Edu, kepada Sumatera Ekspres, kemarin (10/7).
Kapten Persipura tersebut mengklaim, bahwa timnya punya kekuatan tidak di bawah SFC. Bahkan, ayah dari Denilson dan Dodadoni Ivakdalam tersebut, menjamin SFC akan kerepotan. “Kami tak akan main bertahan. Poin dilaga perdana ini sangat penting bagi kami. Jadi, kami akan menerapkan permainan menyerang pada SFC,” pungkas legenda hidup Persipura tersebut.
Tak hanya Edu, tapi Alberto “Beto”Goncalves dan David da Rocha yang juga gagal mengeksekusi penalti, merasa tidak trauma. Bahkan, dua pemain asal Negeri Samba (Brazil) tersebut, mengaku siap jika kembali harus menjadi eksekutor. Termasuk berhadapan kembali dengan FR12. “Kamu lihat, kondisi saya sangat baik sekali. Saya sangat ingin mencetak gol atas Sriwijaya. Itu untuk membalas kekalahan kami musim lalu,”tukas Beto, yang musim 2007 lalu mencetak 20 gol (runner up top skor Liga Indonesia XIII).

Jaga Keangkeran Jakabaring

Besok, Sriwijaya FC vs Persipura

PALEMBANG - Frase “sejarah selalu terulang” memang berasal dari Prancis. Namun, tiga penggal kata tersebut sudah berhembus panas di Jakabaring. Tactician Sriwijaya FC Rahmad Darmawan dan pasukannya sudah terkena “kutukan” tersebut. Tim berjuluk Laskar Wong Kito ini diselimuti keyakinan seratus persen bahwa keangkeran Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ), tetap terjaga. Sama seperti musim 2007 lalu. Termasuk saat menjamu raksasa dari Timur Indonesia, Persipura, Jayapura, besok (12/7).
‘Saya selalu yakin dengan tim saya. Apalagi di dua uji coba terkahir, anak-anak sudah memberikan kesan baik pada saya,” jelas tactician SFC Rahmad Darmawan, kemarin (10/7).
Berkaca dari musim 2007 lalu, rekor home SFC memang paling gemerlap. Tim yang mengenakan jersey Kuning berlis songket ini, tak terkalahkan di kandang sendiri. Dari 17 laga home, mereka hanya kecolongan dua kali hasil imbang. Ketika ditahan 1-1 Persikota (7/4/07), serta 0-0 atas PSIS (26/4/07). Sementara 5 kali meraup kemenangan away. Atas Persema, Persita, Persiraja, Persib, dan Semen Padang.
‘Saya harap rekor Jakabaring ini bisa terjaga. Kami butuh support dan dukungan dari semua suporter agar SFC bisa menang di laga perdananya lawan Persipura,”sambung pelatih yang 2005 lalu justru membawa Persipura jadi juara Liga Indonesia XI tersebut.
Namun, SFC sendiri tiga musim terakhir terkena sindrom tak pernah menang dilaga perdana Liga Indonesia. Awal Liga Indonesia XI (5/3) edisi 2005, SFC yang bermain home atas Persikota, justru kalah 0-1. Kemudian Liga Indonesia XII (14/1) edisi 2006, SFC yang bermain away atas Persija, tumbang 1-2. Terakhir Liga Indonesia XII (10/2) edisi 2007, SFC kalah tipis 0-1 saat away lawan Persik. “Kami akan akhiri kutukan tersebut tersebut,” pungkas pelatih 41 tahun tersebut.
Hanya saja, ada sedikit problema yang menimpa juara bertahan ini. Lini pertahanan terancam keropos.
Maklum, defender anyar Zoubairou Garba Mountala masih berkutat dengan cedera hamstring kanan. Sementara defender lokal Ambrizal, Rabu (9/7) tadi, diopname di rumah sakit karena terserang diare.
Namun, kondisi mantan pemain Semen Padang ini berangsur pulih.
Persipura datang ke Palembang fuul power. Dari lini ke lini, tim berjuluk Mutiara Hitam ini diisi pemain bertalenta diatas rata-rata. Keunggulan bakal alam, membuat para pemain Persipura ‘sedikit ‘ punya kelebihan dibanding pesepak bola Indonesia lainnya.
Musim 2007 lalu, rekor away Persipura terbilang fantastis. Tim asuhan H Raja Isa Bah tersebut, mendulang 6 kali kemenangan away. Masing-masing 1-2 atas Persma (Manado), 2-0 atas PSIM (Jogjakarta), 1-0 atas PSM (Makasar), 2-0 atas Persekabpas (Pasuruan), dan 1-0 atas raksasa bertabur bintang Arema (Malang).
Namun, Persipura tak sementerang rekor kandang SFC. Skuadra yang mengenakan jersey merah hitam bergaris tersebut pernah kalah sekali, saat dipermalukan saudaranya sendiri Persiwa 0-2, Sabtu, 22 Maret 2007. “Anak-anak mulai enjoy. Mereka tidak capek karena habis menempuh perjalanan 8 jam dari Jayapura ke Palembang. Kami optimistis bisa menang tiga poin di sini (Palembang, red),” tukas Raja Isa Bah.

Grafis

Prestasi SFC
· Juara Copa Indonesia III (2007)
· Juara Liga Indonesia XIII (2007)

Prestasi Persipura
· Runner up divisi utama 1980 (era Perserikatan)
· Juara divisi I edisi 1979· Juara divisi I edisi 1993
· Juara Liga Indonesia XI (2005)
· Runner up Copa Indonesia XIII (2007)

Tiket Dijual Terbatas

TIKET home Sriwijaya FC baru resmi dijual mulai besok (12/7). Tepatnya 7 jam sebelum kick off perdana Indonesia Super League (ISL) 2008/2009, antara Laskar Wong Kito-julukan SFC versus Persipura. Tiket sendiri dijual dalam jumlah terbatas. Tepatnya hanya 80 persen dari kapasitas stadion. Itu memang sesuai dengan ketentuan manual ISL 2008/2009 yang dirilis Badan Liga Indonesia (BLI).
Nah, kapasitas Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ) sendiri diperkirakan 30 ribu penonton. Jadi, PT Sriwijaya Optimis Mandiri (PT SOM) selaku pengelola tiket, hanya menjual sebanyak 25 ribu lembar tiket saja. “Itu untuk kenyamanan penonton sendiri dalam menyaksikan pertandingan tersebut,” cetus Wasekum Yayasan SFC Faisal Mursyid, kemarin (10/7).
Untuk tribun VVIP Barat kursi merah, tiket yang tersedia hanya 842 lembar saja. VIP kursi biru sebanyak 2.658 lembar, sedangkan barat atas sebanyak 7.000 lembar.
Untuk tribun timur, jumlah tiket tersedia hanya 8.500 lembar. Sedangkan tribun utara dan selatan masing-masing sebanyak 3.000 lembar saja.
“Tak ada tiket terusan. Tiket yang ada hanya pas hari pertandingan. Tiket terusan tersebut kurang begitu efektif,” pungkas pria asal Padang (Sumbar) itu.
Nah, hanya ada dua tempat untuk mendapatkan tiket tersebut. Di sekretariat SFC komplek Palembang Square (PS). Serta pada petugas-petugas khusus yang menjual tiket sepanjang jalan menuju GSJ, dengan rompi khusus berwarna putih. Di belakang rompi tersebut tertulis PT SOM.

Harga tiket home SFC

Tribun Barat VVIP kursi Merah : Rp 50 ribu
Tribun Barat VIP kursi Biru : Rp 30 ribu
Tribun Barat atas : Rp 20 ribu
Tribun Timur : Rp 15 ribu
Tribun Utara : Rp 10 ribu
Tribun Selatan : Rp 10 ribu

Kamis, 10 Juli 2008

Ancaman Berat

PALEMBANG-Persipura benar-benar ancaman super berat bagi Sriwijaya FC. Tim berjuluk Mutiara Hitam ini datang dengan motivasi menggebu. Mereka tidak trauma atas kekalahan di final Copa Indonesia III, 13 Januari 2008 lalu. Justru, “melancong” ke Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ)-markas SFC, dengan misi tiga poin. Tactician Persipura Raja Isa Bah, sangat yakin dengan kekuatan Mutiara Hitam di Indonesia Super League (ISL) 2008/2009 ini.
“SFC dengan Persipura itu sebenarnya sama. Sama-sama tidak ada perubahan banyak soal komposisi tim. Kekuatan musim 2007 lalu, hampir tak ada beda dengan ISL 2008/2009 ini,” ungkap Raja Isa Bah, kepada Sumatera Ekspres, kemarin (9/7).
Pelatih asal Negeri Jiran tersebut, memang tidak terlalu sesumbar untuk mengalahkan SFC. Namun, pelatih yang memegang lisensi A tersebut, menjamin bahwa Alberto “Beto “Goncalves dkk, akan merepotkan Laskar Wong Kito-julukan SFC. “Pelatih manapun, pasti mematok target menang atas lawan-lawannya. Entah home maupun away. Begitu pun dengan saya pribadi. Kemenangan perdana sangat berarti bagi Persipura,” sambung pelatih yang memiliki nama lengkap Raja Isa bin Raja Akhram Sah tersebut.
Para punggawa Persipura sendiri sudah bertabur optimisme tinggi. Bahkan, tak terlihat sama sekali trauma diwajah tiga ‘eksekutor ‘ Persipura, Edward Ivakdalam, David da Rocha, dan Alberto Goncalves. Trio inilah yang gagal menjebol gawang kiper SFC Ferry Rotinsulu, pada final Copa Indonesia III, di Gelora Bung Karno (13/1).
‘SFC tim hebat. Mereka meraih dua gelar juara 2007 lalu. Tapi, kami datang kesini tentu tidak mau kalah, ‘ ucap Beto.
Persipura sendiri memang sudah berada di Palembang. Mereka merapat ke Bumi Sriwijaya sejak pukul 17.00 WIB, kemarin (9/7). Mereka full team dan tak satu pun pemain yang mengalami cedera.
Tactician SFC Rahmad Darmawan sendiri punya persiapan ekstra untuk menjamu tamu “special” tersebut. Maklum, SFC tak sekedar harus menang, tapi paling tidak harus bisa menabung gol lebih banyak. Selisih gol tentu akan diperhitungkan, jika dipenghujung musim ada poin yang sama.
“Kami harus bermain fight. Raja Isa pelatih bagus. Punya strategi yang sulit ditebak. Stabilnya prestasi Persipura, adalah berkat tangan dinginnya. Tapi, kami tentu tak mau kalah dikandang sendiri,” tukas Rahmad Darmawan.

Rabu, 09 Juli 2008

Zah Bikin Rahmad Confidence

(6) SFC v SFC U-21 (0)

KEKUATAN Sriwijaya FC kembali full. Kembalinya Zah Rahan Krangar makin membuat tactician SFC Rahmad Darmawan confidence. Senyum sumringah pun tak pernah lepas dari bibirnya.
Bagaimana tidak, lini tengah Laskar Wong Kito-julukan SFC-kembali hidup. Hadirnya The Best Player Liga Indonesia XIII (2007) tersebut, membuat gaya permainan SFC jadi yahud. Cepat dan sangat taktis. Meski kelihatan sangat lelah (baru tiba dari Singapura, red), namun Zah masih tetap mobile.
“Fisik Zah Rahan tetap terjaga, dia kan memang terus ditempa Yimnas Liberia. Hanya soal adaptasi saja yang belum seratus persen. Tapi, saya pikir itu bukan problem serius. Dia pemain yang cepat beradaptasi,” tukas Rahmad Darmawan.
Zah sendiri punya kontribusi. Meski tidak mencetak gol, namun assist pemain 21 tahun tersebut cukup berperan. Kemarin (8/7) di Gelora Sriwijaya Jakabaring, Zah andil pada kemenangan SFC 6-0 (3-0) atas juniornya SFC U-21. Setidaknya, ada 3 assist darinya atas gol SFC. Termasuk satu dari hat-trick yang dibukukan Keith Jerome Gumbs alias Kayamba.
“Inilah uji coba SFC dengan kekuatan komplet. Secara umum, anak-anak sudah memberikan kesan baik pada saya. Termasuk Zah Rahan yang memang baru kali pertama ikut latihan atau uji coba bersama tim ini,” sambung pelatih 41 tahun tersebut.
Gol-gol SFC sendiri masing-masing ditorehkan Eki Nurhakim menit ke-17' dan 39'. Kemudian penalti yang dieksekusi Oktavianus menit ke-39'. Serta Keith Kayamba Gumbs menit ke-56', 82' dan 89'. Namun, SFC U-21 ini memang bukan lawan sepadan Ferry Rotinsulu dkk. Pembuktian SFC sendiri baru terlihat saat duel lawan Persipura. Maklum, SFC U-21 ini adalah junior, yang justru diproyeksikan sebagai pengganti SFC senior, mulai dua atau tiga musim ke depan.
“Tapi, anak-anak sudah menunjukkan kesiapan. Saya sendiri sebenarnya sudah mengantongi pemain mana yang akan saya turunkan lawan Persipura. Tapi, kepastiannya tunggu hari H-nya saja,” seloroh pelatih berlatar militer tersebut.
Duel lawan SFC U-21 ini adalah yang terakhir. Total sparing partner resmi yang telah dilakoni SFC sebanyak 11 laga. Empat di antaranya laga di Pulau Jawa atau sering disebut Tour of Java. “Saya masih lelah, tapi saya ingin memberikan yang terbaik buat tim ini,” tukas Zah Rahan.

Grafis
Uji Coba SFC Jelang ISL 2008/2009

17 Mei 2008 : SFC v PS Batara : 4-0
24 Mei 2008 : SFC v BKT FC : 9-1
3 Juni 2008 : Persib v SFC : 1-0
4 Juni 2008 : Saint Prima v SFC : 1-2
7 Juni 2008 : Persikab v SFC : 1-1
10 Juni 2008 : PSIS v SFC : 3-2
21 Juni 2008 : SFC v Persija : 3-3
24 Juni 2008 : SFC v PSMS : 2-1
1 Juli 2008 : SFC v PS Bank Sumsel : 4-0
8 Juli 2008 : SFC v SFC U-21 : 6-0

Sabtu, 05 Juli 2008

Siap Lawan Persipura

PALEMBANG – Sepuluh uji coba telah dilakoni Sriwijaya FC. Secara hasil, tim berjuluk Laskar Wong Kito ini jauh dari yang diharapkan. Bagimana tidak, skuadra asuhan Rahmad Darmawan ini belum menunjukkan tanda-tanda sebagai tim yang baru saja menjadi juara. Dengan tim sepadan, semuanya menuai hasil jeblok.
Lawan Persib (3/6), kalah 0-1. Kemudian lawan PSIS (14/6), juga kalah 2-3. Bahkan, Slamet Riyadi dkk pun begitu kesulitan saat menjamu PSMS, 24 Juni lalu. Saat itu, mereka hanya menang tipis 2-1. Itu pun harus dengan kebobolan gol lebih dulu.
Namun, fase tersebut memang dianggap sebelah mata oleh Rahmad Darmawan. Pelatih 41 tahun ini benar-benar tidak menggubris hasil uji coba. Menurutnya, hasil dalam sebuah ujicoba adalah nomor dua.
“Saya justru ingin melihat fisik dan mental main anak-anak prima. Itu sudah kelihatan. Saya harap, semuanya akan terlihat saat kami menghadapi Persipura,” ungkap Rahmad Darmawan, kemarin (4/7).
Begitu pentingnya duel lawan Mutiara Hitam-julukan Persipura, membuat Rahmad mengharuskan anak-anak asuhnya untuk uji coba lagi. Meski bukan tim sepadan, namun lawan SFC U-21, Selasa, 8 Juli mendatang sangat berarti bagi pelatih asal Metro, Lampung, tersebut. Duel inilah yang disebut Rahmad sebagai duel uji coba pamungkas.
“Itu kesiapan akhir tim kami. Saya sudah menentukan formasi untuk menghadapi Persipura. Uji coba lawan SFC U-21, tak lain untuk mematangkan formasi tersebut. Sebenarnya kami memang sudah siap lawan Persipura,” sambung pelatih yang 2005 lalu justru membawa Persipura jadi juara Liga Indonesia XI tersebut.
Duel lawan Persipura sendiri sudah diambang mata. Persisnya, Sabtu, 12 Juli mendatang di Gelora Sriwijaya Jakabaring.Persipura sendiri bakal datang ke Palembang dengan confidence tinggi. Tim asuhan Raja Isa Bah ini belum pernah kalah selama melakoni ujicoba. Selasa, 1 Juli lalu, jawara Liga Indonesia XI (2005) ini mempermalukan PSM Makasar 1-0, di kandang PSM, Stadion Andi Matalatta, Matoangin, Makasar.
Namun, Rahmad yakin, anak-anak asuhnya tersebut akan tampil beda. Jauh lebih hot dibanding fase uji coba. Bahkan, mereka bertekad untuk tidak memberikan ruang pada Boaz Solossa dkk. Final Copa Indonesia III edisi 2007 lalu, menjadi bukti bahwa Persipura tidaklah menakutkan. Waktu itu (13/1), Persipura kalah 1-4 atas SFC via adu penalti.
“Kami tidak takut lawan Persipura. Termasuk tim mana pun. Pentingnya arti kemenangan, membuat motivasi kami makin berlipat,” timpal kapten SFC Charis Yulianto.

Kemungkinan starting eleven SFC :
Ferry Rotinsulu (g), Zoubairou, Charis Yulianto, Reswandi, Christian Worabay, M Nasuha, Zah Rahan, Obiora, Benben, Ngon a Djam, Keith Kayamba.

Tak Minat Ikuti Football Expo

PESTA launching Indonesia Super League (ISL) 2008/2009 di Jakarta, kemarin (4/7) begitu gemerlap. Namun, Sriwijaya FC tidak ambil bagian pada event bertajuk Football Expo. Tim berjuluk Laskar Wong Kito ini tidak mengisi stan, seperti yang dilakukan tim-tim peserta ISL 2008/2009 lainnya. Bahkan, tim yang musim 2007 lalu menyabet double winners (juara Copa Indonesia III dan Liga Indonesia XIII) ini, kalah dari PSMS.
Setidaknya, tim berjuluk Ayam Kinantan tersebut ikut mengisi stan yang tersedia. Bahkan, Kampak FC-julukan suporter PSMS pun, ikut andil meramaikan Football Expo tersebut. Lantas, mengapa SFC yang notabene penyandang predikat double winners ini tidak andil ?
“Terlalu repot kalau ikut. Kami sekarang lebih fokus pada persiapan pembukaan Indonesia Super League, 12 Juli mendatang. Apalagi SFC sendiri kan bertindak sebagai tuan rumah,” cetus Wasekum SFC Faisal Mursyid, kemarin (4/7).

Tim asuhan Rahmad Darmawan tersebut benar-benar punya spirit baru. Euforia double winners, sudah dilupakan. Tak ikut sebagai peserta Football Expo, menjadi bukti bahwa Ambrizal dkk tidak lagi terlena dengan prestasi moncer 2007 lalu.
Namun, tidak semua kegiatan launching ISL 2008/2009, Laskar Wong Kito harus absen. Pada workshop para pelatih ISL 2008/2009, ternyata turut andil. Buktinya, tactician Rahmad Darmawan terlibat sebagai salah satu peserta workshop. Berbaur menjadi satu dengan para pelatih sepak bola lainnya.
“Harus ikut dong. Inikan seminarnya para pelatih. Setidaknya bisa menambah wawasan, sekaligus mengintip kekuatan dan strategi tim-tim lawan,” tukas Rahmad Darmawan.
Rahmad sendiri pada launching ISL 2008/2009 ini, diberi kepercayaan khusus oleh Badan Liga Indonesia (BLI) selaku penyelenggaran event. Dirinya didapuk menjadi arsitek tim Super Eleven (para bintang ISL 2008/2009 lokal), bersama manajer tim Deddy “Naga Bonar”Mizwar.

Tim ini akan menghadapi Fantastic Eleven (para bintang asing ISL 2008/2009) besutan Radoy Hriston. Duel hiburan bertajuk “Judgement Day atau Hari Penghakiman” penyemarak pesta launching ISL 2008/2009 ini, akan digelar besok (6/7) di Gelora Bung Karno. “Saya yakin, 7 pemain SFC yang dipercaya andil pada Judgement Day ini, akan memberikan permainan menghibur,” pungkas pelatih 41 tahun tersebut.

Jumat, 04 Juli 2008

Zah Rahan Terkendala Kitas

POLEMIK seputar Zah Rahan Krangar mulai clear. Playmaker Sriwijaya FC tersebut saat ini sudah berada di Singapura. Dirinya sedang mengurusi kartu izin tinggal terbatas (Kitas). Menurut agennya Eko Subekti, pemain kelahiran Monrovia, Liberia, 7 Maret 1985 tersebut, dijadwalkan tiba di Jakarta pagi ini.
“Saya sudah melakukan kontak dengan dia (Zah Rahan, red). Semua administrasinya hampir selesai. Jadi, dia secepatnya akan ke Palembang, bergabung dengan klubnya, Sriwijaya FC,” jelas Eko Subekti, kemarin (3/7).
Zah Rahan sendiri untuk sementara tidak lagi bergabung dengan timnas Liberia. Itu karena The Lone Stars-julukan timnas Liberia, sudah melakoni 4 laga prakualifikasi piala dunia 2010 di Afrika Selatan.
Hanya saja, masih dua laga kualifikasi lagi yang bakal dilakoni tim asuhan Antoine Hey (Jerman) tersebut. Namun, harus menunggu awal September mendatang. Masing-masing away atas Gambia (5/9), dan home atas Algeria (10/10) mendatang.
“Kami tidak menahan-nahan pemain SFC. Masa berlaku Kitas-nya kan habis. Jadi harus diurus kembali. Zah Rahan tidak sendiri, tapi bersama anak buah saya di Singapura,” pungkas pria yang disebut-sebut sebagai penasehat nonteknis SFC tersebut.
Sebelum ke Singapura, Zah Rahan sempat terkatung-katung di Dubai, Uni Emirates Arab. Menurut manajer tim HMC Baryadi, the best player Liga Indonesia XIII edisi 2007 tersebut, kehabisan uang. Apalagi Yayasan SFC belum mengirimkan uang sebesar Rp 75 juta, yang menjadi hak Zah Rahan atas predikat pemain terbaik Liga Indonesia XIII tersebut.
“Uangnya ada di yayasan. Itu baru akan diberikan jika pemain yang bersangkutan ada di Palembang,” ucap Wasekum Yayasan SFC Faisal Mursyid.

Empat Laga Alami Perubahan

PALEMBANG - Jadwal Indonesia Super League (ISL) 2008/2009 tidak sepenuhnya konstans. Ada beberapa perubahan lagi yang dilakukan Badan Liga Indonesia (BLI). Salah satunya terhadap Sriwijaya FC. Ada empat duel yang dimajukan beberapa hari dari jadwal yang dirilis BLI sebelumnya. Semuanya terjadi di putaran I, yaitu tiga laga away dan satu home.
Pertama, Persib versus SFC yang semula dijadwalkan 24 Agustus 2008, dimajukan menjadi 22 Agustus 2008. Kemudian, away lawan Persik yang semula dijadwalkan 17 November 2008, dimajukan dua hari menjadi 15 November 2008.
Selanjutnya, away lawan Arema yang semula 24 November 2008, dimajukan seminggu menjadi 23 November 2009. “Perubahan ini karena BLI menyesuaikan dengan siaran langsung. Jadi, bukan karena masalah apa,” ucap Direktur BLI Djoko Driyono, kemarin (3/7).
Di putaran I ini, Laskar Wong Kito-julukan SFC- sedikit lebih diuntungkan dengan 4 home perdana. Masing-masing lawan Persipura (12/7), Persiwa (18/7), Persela (5/8), dan Persija (10/8). Namun, tim asuhan Rahmad Darmawan ini juga diputaran I ini, harus melakoni 4 away. Masing-masing lawan Deltras (23/9), PSM (27/9), PSIS (27/10), dan Pelita Jaya (1/11).
“Tak hanya SFC kok yang berubah. Semua tim peserta Indonesia Super League ini juga mengalami hal sama. Tapi, perubahan ini saya pikir tidak ada pengaruh besar terhadap kesiapan tim,” pungkasnya.Jeda recovery kontestan di ISL 2008/2009 ini, terbilang cukup banyak. Rata-rata seminggu lebih. Menurut tactician Rahmad Darmawan, revovery lebih dari 4 hari, punya keuntungan dan kerugian. Untungnya, para punggawa tim bisa mengembalikan kondisi fisik, pasca melakoni laga berat. Namun, damfak lainnya, recovery terlalu lama, justru kerap membuat kondisi pemain menjadi “dingin”.
“Tapi, saya pikir jeda recovery seminggu sudah cukup baik. Asalkan kondisi fisik dan mental pemain tetap terus dijaga,” ucap Rahmad Darmawan.
SFC sendiri punya misi sapu bersih di 4 laga home tersebut. Tak sekadar menang, tapi Isnan Ali dkk punya ambisi untuk menabung gol sebanyak-banyaknya. Maklum, pada DISL 2008/2009 ini, penentuan juara berdasarkan poin tertinggi. Kemudian bila poin tetap sama, maka penentuan juara berdasarkan keunggulan selisih gol. Jika tetap sama juga, maka ditentukan lewat head to head.
“Empat tim yang kami hadapi, semuanya tim kuat. Hanya saja kami benar-benar berambisi untuk menang dengan gol banyak,” pungkas pelatih 41 tahun tersebut.

Jadwal Baru SFC di Djarum Indonesia Super League 2008/2009

Putaran I
12 Juli 2008 : SFC v Persipura
18 Juli 2008 : SFC v Persiwa
5 Agustus 2008 : SFC v Persela
10 Agustus 2008 : SFC v Persija
15 Agustus 2008 : PKT v SFC
22 Agustus 2008 : Persiba v SFC
14 September 2008 : SFC v Persib
19 September 2008 : SFC v Persitara
23 September 2008 : Deltras v SFC
27 November 2008 : PSM v SFC
27 Oktober 2008 : PSIS v SFC
1 November 2008 : Pelita Jaya v SFC
4 November 2008 : SFC v Persijap
9 November 2008 : SFC v Persita
15 November 2008 : Persik v SFC
18 November 2008 : Arema v SFC
23 November 2008 : SFC v PSMS

Putaran II
3 Januari 2009 : PSMS v SFC
12 Januari 2009 : SFC v Arema
19 Januari 2009 : SFC v Persik
24 Januari 2009 : Persita v SFC
31 Januari 2009 : Persijap v SFC
3 Pebruari 2009 : SFC v Pelita Jaya
8 Pebruari 2009 : SFC v PSIS
13 Pebruari 2009 : SFC v PSM
20 Pebruari 2009 : SFC v Deltras
2 Maret 2009 : Persib v SFC
23 Maret 2009 : Persitara v SFC
28 Maret 2009 : SFC v PKT
3 April 2009 : SFC v Persiba
27 April 2009 : Persija v SFC
2 Mei 2009 : Persela v SFC
15 Mei 2009 : Persiwa v SFC
24 Mei 2009 : Persipura v SFC