Rabu, 28 Mei 2008

PSMS Pindah ke Jakabaring?

PALEMBANG - Sriwijaya FC bakal punya rival berat di Superliga 2008 ini. Tak tanggung-tanggung, mereka adalah PSMS (Medan), sang juara Liga Indonesia 6 kali di era perserikatan (1967-1985). Padahal sejak musim 2005 lalu, tim berjuluk Ayam Kinantan ini adalah musuh bebuyutan SFC. Terutama dalam beradu gengsi sepak bola se-Sumatera.
Pasukan yang mengenakan jersey Hijau ini sudah ancang-ancang pindah home base. Maklum, Stadion Telandan yang selama ini menjadi markas tim yang sekarang dipoles Iwan Setiawan ini, dinyatakan tidak lolos verifikasi oleh Badan Liga Indonesia (BLI).
Tak pelak, Andhika Yudhistira dkk “ditekan” untuk mencari stadion yang lolos verifikasi. Jika tidak, juara tiga kali berturut Piala Emas Bang Yos (PEBY) ini akan turun kasta ke divisi utama.
“Kami akan mencari stadion yang pas untuk PSMS. Alternatifnya adalah Stadion Jakabaring (Gelora Sriwijaya, red), yang menjadi home base SFC tersebut,” ungkap pengelola PSMS Sihar Sitorus, kepada Sumatera Ekspres, kemarin (27/5).
Saat ini, PSMS memang belum memutuskan secara pasti apakah memang memilih Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ) atau tidak. Menurut pengusaha tenar di Sumut tersebut, pihaknya akan segera menghubungi pihak pengelola GSJ. Dalam hal ini badan pengelola aset daerah (BPAD) Sumsel. Alasannya, Palembang termasuk dekat dengan PSMS, meski dari segi penerbangan pesawat, cenderung hemat ke Jakarta.
“Yang jelas, kami akan mencari stadion yang lebih murah. Alternatif kami sebenarnya bukan Jakabaring saja. Gelora Bung Karno (GBK), Manahan (Solo) dan Jalak Harupat (Bandung) pun kami bidik. Ya, pokoknya yang terjangkau dengan keuangan tim kami. Mudah-mudahan saja di Palembang lebih murah,” tandasnya.
BPAD Sumsel sendiri langsung merespons. Menurut Kepala BPAD Sumsel Prawira Karyadi, tidak masalah jika PSMS pindah home base ke GSJ. Asalkan tidak mengganggu jadwal latihan Laskar Wong Kito-julukan SFC. Namun, tim yang berdiri sejak 1950 ini tetap harus memenuhi aturan dan ketentuan yang berlaku. Termasuk rekomendasi kepolisian setempat dan membayar retribusi.
“Prinsipnya kami tidak keberatan. Asal memang tidak berbenturan atau mengganggu kegiatan SFC. Jadwal dan tempat latihannya, itukan bisa diatur. Bisa di Jakabaring atau di Stadion Bumi Sriwijaya,” jelas Prawira.
Soal retribusi, PSMS jelas harus mengikuti aturan BPAD Sumsel. Ditambahkan Prawira, untuk latihan saja dikenakan biaya Rp600 ribu per 2 jam. Sementara, untuk pertandingan resmi siang, dikenakan biaya Rp8,2 juta per empat jam. Akan bertambah besar jika pertandingan digelar malam. Retribusinya mencapai Rp11,2 juta per empat jam. “Itupun belum termasuk tambahan biaya jika melebihi batas jam yang ditentukan. Kisaran penambahannya rata-rata Rp1,2 juta per jam,” pungkas pria berkacamata minus ini.

Tidak ada komentar: